News Ticker :

>> KUDUS

>> Ruang Perempuan

INSPIRASI

>>TWITTER

Warga: Berkat PKS, Kampung Kami Jadi Rame

11.1.14


Warga di Kelurahan Pemandangan, Kecamatan Panjang, Bandar Lampung pada akhir pekan pertama Tahun 2014 (5/1) dihebohkan oleh kehadiran sejumlah kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Tampak tim medis PKS mengunjungi rumah-rumah warga yang sudah mendaftarkan anaknya untuk dikhitan secara gratis. Dan tak seperti umumnya bakti sosial khitan massal yang diadakan di suatu tempat tertentu, kali ini PKS DPC Panjang justru mengadakan sunatan atau khitanan keliling ke rumah-rumah warga.

Tak kurang dari 21 anak yang dikhitan secara gratis dalam bakti sosial ini. Sebagian besar adalah warga tidak mampu. "Alhamdulillah, kami berterimakasih sekali PKS mengadakan sunatan keliling seperti ini," ujar Pak Budi, salah seorang warga yang putranya dikhitan.

Sedangkan di Gang Kapten Kelurahan Panjang Utara puluhan anak usia Sekolah Dasar antusias mengikuti berbagai lomba yang tak ubahnya seperti perayaan 17 Agustus. Para ibu ramai dan antusias menyaksikan anak-anak mengikuti lomba lari balap karung, mewarnai gambar, memecahkan balon, memasukkan paku dalam botol dan menyusun huruf hijaiyah.

Menurut owner Satu Bulan Bisa Baca (SB3) Lampung Ir. Mardiani, M.T.A. acara ini sangat positif sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat. "Dengan adanya lomba ini kita mengajarkan kepada anak-anak arti kebersamaan, saling menyayangi, dan mencintai antar sesama. Itu penting di usia mereka yang masih kanak-kanak," tegas Mardiani yang juga Calon Anggota DPR-RI Dapil Lampung 1 dari PKS.

Warga sangat berterimakasih kepada PKS atas terselenggaranya acara ini. "PKS bagus, kok! Kami semua senang kampung kami jadinya rame," tutur Bu Susanti, salah satu warga Kelurahan Panjang Utara. []

Sunatan Masal Gratis

Demi Layani Masyarakat, Ketua DPD dan DPW PKS Langsung Turun Tangan


Tidak henti-hentinya PKS melayani masyarakat. Kali ini, PKS bekerja sama dengan ibu-ibu PKK melayani kesehatan masyarakat di RW. 17 Blok C Kelurahan Cibabat Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi.

Kegiatan ini berlangsung pada 8/1/2014 pukul 08.00-12.00 WIB di Balai Pertemuan Warga. Tampak seluruh tim yang bertugas melayani dan memotivasi warga untuk hidup sehat.

Layanan kesehatan yang diberikan antara lain pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat, tekanan darah, pemeriksaan berat badan, kesehatan balita, konsultasi gizi, termasuk pos bindu di dalamnya.

Kurang lebih 140 warga berdatangan dan menyebabkan timbulnya antrian sehingga memakan waktu yang cukup lama. Oleh karenanya, beberapa pos pemeriksaan dibagi menjadi dua tempat.

Manfaat dari beragamnya layanan kesehatan yang diberikan  PKS tersebut membantu warga dari berbagai usia (balita-lansia.red) untuk mengetahui lebih lengkap kondisi kesehatannya berikut dengan konsultasi cara mengatur hidup sehat. Tidak hanya itu, mobil ambulan gratis berlogo 3PKS siap menjadi sarana fasilitas kegiatan.

Perasaan senang dialami oleh pasangan suami istri yang sudah lansia ketika ditemui usai mendapatkan pelayanan. “Oh, saya gembira dengan adanya kegiatan ini, karena dapat membantu kontrol kesehatan yang disarankan dokter saya,” kata sang istri yang biasa dipanggil Oma.

Tate Qomarudin, Ketua DPW PKS Jawa Barat
Tate Qomarudin, selaku Ketua DPW PKS Jawa Barat, dan Santoso Anto, Ketua DPD PKS Kota Cimahi, turut berbaur dalam kegiatan tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh Pak Anto, begitu panggilan akrab Santoso Anto, bahwa kegiatan ini merupakan perwujudan aspirasi warga yang disampaikan oleh pengurus PKK untuk mengadakan layanan kesehatan.

Kemudian, beliau menambahkan, “Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan warga sekitar RW 17,”. Pak Anto berharap mudah-mudahan apa yang dilakukan oleh PKS ini bisa bermanfaat khususnya bagi warga RW 17 dan umumnya untuk masyarakat Kota Cimahi.

Kebahagiaan dirasakan oleh ibu-ibu PKK Anggrek yang turut berpartisipasi menjadi panitia. “Alhamdulillah, kami dari RW 17 merasa bahagia sekali karena pada kesempatan kali ini seluruh warga kami bisa mengikuti test yang seperti ini. Biasanya ibu-ibu manula di sini agak susah ya untuk diperiksa karena perasaan takut, kesempatan yang tidak ada, dan berbagai alasan lainnya” jelas seorang ibu perwakilan PKK.

Sampai akhir kegiatan, kurang lebih ada 150 warga termasuk manula di dalamnya. Ibu-ibu PKK berharap kegiatan seperti ini dapat berlanjut atau berkala dengan jangka waktu 6 bulan sekali.

“Mohon kepada PKS untuk dilanjutkan. Kami tunggu. Selalu kami tunggu. Insya Allah untuk PKS maju terus” tambahnya.

Dengan ceria dan bersama-sama, ibu-ibu PKK mengangkat tiga jarinya yang menunjukkan dukungannya terhadap PKS. Apapun yang terjadi, PKS akan tetap melayani masyarakat sehingga harapan kecil ibu-ibu PKK RW 17 dapat terpenuhi. Aamiin.

Wallahu a’lam.  –AR–

*sumber: Kompasiana

Pimpinan DPP PKS Hadiri Peringatan Maulid Nabi Bersama Habaib dan Ribuan Masyarakat


SAMARINDA - Ketua DPP PKS Wilda Kalimantan, Ketua DPW PKS Kaltim, dan Ketua DPD PKS Samarinda bersama puluhan Habaib dan Tokoh Masyarakat serta Ribuan Masyarakat Samarinda dan sekitarnya hadir dalam Maulid Akbar yang diselenggarakan pada Rabu (8/1) di Lapangan Perumahan Erlisa Samarinda. Sebagai Penceramah Habib Ahmad Al Athos dari Yaman.



*sumber: PKS Samarinda

Warisan Inspirasi,Ide, Dan Cerita Ridwan Kamil

10.1.14


Mochamad Ridwan Kamil, ST.MUD. Lahir di Bandung, 4 Oktober 1971. Berlatar belakang sebagai seorang arsitek, dosen, dan aktivis sosial. Ridwan Kamil yang biasa dipanggil Emil ini merupakan putra dari pasangan Dr. Atje Misbach, S.H (alm.) dan Dra. Tjutju Sukaesih.
Bersama dengan Oded Muhammad Danial, keduanya akan memimpin kota Bandung hingga tahun 2018 mendatang, setelah dilantik secara resmi pada 16 September 2013 yang lalu. Pasangan yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Gerindra ini, unggul secara telak dari tujuh pasangan lainnya pada pemilukada Kota Bandung periode 2013 – 2018.
Sebelum terpilih jadi Walikota Bandung, Emil dikenal sebagai aktivis dan penggagas Indonesia Berkebun, gerakan sosial yang memanfaatkan kemajuan di bidang internet dan media sosial untuk menggerakkan masyarakat agar mau mengubah lahan kosong perkotaan menjadi lahan hijau yang bermanfaat. Dalam 6 bulan, gerakan komunitas Indonesia Berkebun ini berhasil menyebar ke 14 kota dan kini menjadi salah satu sosok Web Heroes. Komunitas ini didirikan oleh Emil dan Shafiq Pontoh. Gerakan ini dimulai dari ajakan dari akun twitter milik Emil pada Oktober 2010 untuk mendiskusikan urban farming, yaitu dengan memanfaatkan ruang negatif yang tak terpakai di perkotaan menjadi tempat berkebun.
Sejak kecil Emil mempunyai daya imajinasi yang tinggi. Setiap ayahnya pulang dari luar negeri selalu memamerkan kota-kota yang disinggahinya melalui slide show. Pikiran pecinta komik ini selalu melayang, membayangkan tokoh-tokoh komik hidup disana. Inilah yang kelak akhirnya memengaruhi desain gaya Emil yang cukup imajinatif dan tidak konservatif.
Sebagai pituin (asli) Bandung, Emil menempuh pendidikan dasar hingga kuliah di kota Bandung. Pendidikan Emil dimulai dengan belajar membaca, berhitung, dan bermain di TK Aisyiah Jalan Dago Barat Bandung. Kemudian selama 6 tahun Emil sekolah di SD Banjarsari III Jalan Merdeka Bandung. Pada masa-masa ini tak jarang Emil berjalan kaki dari Dago Timur ke jalan Merdeka. Sejuk dan asrinya Jalan Haji Juanda saat itu membuat jarak Dago Timur-Merdeka serasa dekat.
SMPN 2 Bandung di Jl. Sumatra adalah tempat Emil memulai berorganisasi. Selain belajar, dia aktif di OSIS dan Pramuka. Kegiatan ini tidak menghalanginya untuk menjadi bintang kelas, justru memberikan pengalaman dan pengetahuan yang menjadi bekal jiwa kepemimpinannya ketika dewasa.
Pendidikan berlanjut di SMA 3 Bandung. Masa remajanya diisi dengan berbagai kegiatan olahraga, aktif di Paskibra. Emil selalu memotivasi dirinya untuk terus berprestasi. Dia menantang teman-temannya untuk bersaing menjadi yang terbaik di sekolah. Dia pernah menantang temannya, siapa yang mendapat rangking satu akan diberi cakue. Emil menjadi langganan mendapat hadiah cakue dan akhirnya memakan cakue itu bersama-sama dengan temannya.
Emil kuliah di ITB jurusan arsitektur. Saat tugas akhir, sang ayah wafat. Itulah tahun terberat dalam sejarah hidupnya. Berkat tekad yang kuat dan kemampuannya memotivasi diri sendiri, dia dengan nilai A++. Setelah lulus, sempat beberapa tahun mengajar di almamaternya, sebelum akhirnya melanjutkan kuliah S2 di University of California, Amerika, dalam bidang tatakota, tahun 1999 sampai tahun 2001.
Selepas menuntaskan pendidikannya di Amerika, Emil bekerja di firma arsitektur di Amerika. Disana Emil meraih kehidupan yang layak, namun sayang karena krisis moneter ia dipecat empat bulan kemudian. Hasil pengalaman ‘survive-nya’ di Amerika, dan teringat nasihat sang ibu, “Ari neangan duitmah engke aya gantina, ari minterkeun batur tidak akan terukur nilaina” (kalau mencari uang itu nanti bisa ada gantinya, kalau memintarkan orang lain tidak terukur nilainya). Emil memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, Bandung. Emil kembali ke almamaternya menjadi dosen di urusan arsitektur ITB. Bersama mahasiswa dari Rancang Kota, Desain Produk, dan Elektro ITB, Emil melahirkan Enerbike sebuah rancangan sepeda penghasil listrik.
Bersamaan dengan itu, Emil mendirikan firma arsitektur Urbane, singkatan dari Urban Evolution. Urbane juga bisa dibilang singkatan dari Urang Bandung Euy. Melalui perusahannya ini, Emil menggarap berbagai proyek di Indonesia, dan mancanegara. Konsep arsitektur yang mengedepankan “green system”, responsif terhadap lingkungan, serta nilai artistik, menjadikan Urbane sebagai satu dari sepuluh firma arsitektur terbaik di Indonesia.
Melalui firma arsitektur Urbane, karya Emil tersebar di berbagai daerah Indonesia dan mancanegara. Dari masjid yang terbuat dari batako yang terbuat dari abu letusan gunung merapi, Museum Tsunami di Aceh, Sekolah anti gempa di Pangalengan Bandung, kawasan elit di Kuningan, Jakarta, superblok di Cina, rancangan kawasan di Syria.
Puluhan penghargaan yang berkaitan dengan karya arsitektur dan tata kota telah ia raih. Rancangan masjid Al-Irsyad yang ia persembahkan untuk almarhum ayahnya, diganjar Top 5 Best Building of The Year 2010 oleh ArchDaily, dan menjadi satu dari 25 masjid terindah di dunia versi Complex Magazine.
Tentu saja semua itu diraih setelah melalui banyak tantangan. Berkomitmen pada rule-nya, ia juga berhasil mematahkan beberapa mitos untuk menjadi orang sukses, diantaranya :
  1. Sukses tak selalu diidentikkan harus berada di Jakarta sebagai pusat perekonomian negara. Emil bersama Urbane membuktikan dengan meraih Top Ten Architecture Business Award dari BCI Indonesia selama dua tahun berturut-turut dan satu-satunya firma arsitektur yang berasal dari Bandung.
  2. Sukses tak selalu identik sebagai fully professional. Emil pun berhasil menyeimbangkan antara sebagai seorang praktisi arsitektur dan seorang akademisi.
  3. Sukses tak selalu identik dengan perusahaan berkaryawan banyak. Urbane hanya memiliki 30 orang staf. Menurut Emil, perusahaannya mengedepankan kualitas yang tidak melulu diukur dari ukuran kapasitas karyawannya.
  4. Memenangkan persaingan pasar dengan visioning service yaitu kombinasi antara good design models dan kreativitas, sehingga Emil tak hanya sebagai tukang rancang bangun saja.
  5. Menebarkan jejaring hingga level global. Terbukti pendapatan Urbane Indonesia sebanyak 20% ditopang dari proyek luar negeri.
Termasuk juga ketika ia menaklukan sang istri, Atalia Praratya. Padahal saat itu saingannya lebih dari 30 orang. Atalia dimata Emil sebagai sosok wanita impiannya yang berwawasan luas, pandai berkomunikasi, bisa berbahasa Sunda dan bertubuh seksi. Baru-baru ini juga diketahui ternyata Atalia masih memiliki garis keturunan dari ‘Pendiri Bandoeng’, Hoofd Penghulu Bupati Bandoeng Raden Haji Abdullah.
Keinginan kuatnya berhasil menaklukan sang pujaan hati beserta orang tuanya. Emil mengaku diuntungkan oleh anggapan di masyarakat yang menilai jurusan arsitektur memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang.
Emil pun memutuskan untuk menikah. Saat itu usianya baru 25 tahun dan belum mapan. Malahan, ia terpaksa mengaku miskin kepada pemerintah agar mendapatkan pelayanan kesehatan. Bahkan Emil harus menemani istrinya melahirkan di rumah sakit khusus masyarakat miskin. Kenangan itu masih kuat di ingatannya, apalagi saat itu ia menunggu sang istri hampir belasan jam dalam sebuah ruangan yang berisi belasan ibu-ibu yang sedang menjerit-jerit saat melahirkan.
Kini, Emil beserta istri, Atalia Praratya, ditemani dua buah hatinya Laetetia dan Emmiril, tinggal di sebuah rumah yang unik hasil rancangannya sendiri. Ventilasi rumah ini terbuat dari tiga puluh ribu botol Kratingdaeng. Emil ingin membuktikan bahwa sampah bisa disulap menjadi indah. Rumah tersebut berada di Cigadung tidak jauh dari rumah ibunya, sengaja demikian agar Emil bisa tetap berbakti pada ibunya sampai akhir hayat.
Meski kesibukannya sangat ketat, Emil tak pernah kekurangan waktu untuk keluarga. Istrinya selalu mendampingi saat susah maupun senang, memberikan nasihat dan semangat. Bagi Emil, kebahagiaan hidup bermula dari kebahagiaan di rumah.
Selain itu, Emil memegang teguh sebuah filosofi ‘Hidup adalah udunan (kolaborasi). Banyak permasalahan publik bisa terpecahkan oleh jurus jitu kolaborasi ini. Percaya bahwa kota di masa depan harus dibangun dengan konsep bersama, Emil mendirikan banyak komunitas sosial di masyarakat seperti Bandung Creative City Forum (BCCF), gerakan Indonesia Berkebun, Bandung Citizen Journal, Konsep One Village One Playground, dll. Intinya, semua permasalahan yang ada di masyarakat bisa diatasi dengan kerja sama dan gotong royong.
Emil mencontohkan tentang terlantarnya 300 taman kota di Bandung karena alasan tak adanya dana. Ketika taman kota terlantar ini diumumkan pada warga dan komunitas kota, ternyata ada 300 komunitas yang siap mengadopsi dan memelihara taman tersebut. Bahkan setiap taman bisa diberi tema sesuai dengan komunitas yang memeliharanya. Solusi yang begitu sederhana bukan?
Emil juga melakukan beberapa gebrakan unik pada awal menjabat sebagai walikota Bandung, misalnya:
  • Naik Sepeda ke Kantor. Sebagai penghobi sepeda. Ia berkomitmen akan bersepeda jika tidak ada dinas luar.
  • Rapat Dimulai dengan Indonesia Raya. Emil ingin membentuk tradisi baru, sebelum rapat dimulai, wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya.
  • Wajibkan Pejabat Punya Twitter. Agar lebih cepat menyerap aspirasi masyarakat, Emil meminta seluruh Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) memiliki akun twitter. Ia memberi waktu dua hari untuk pembuatan akun twitter di masing-masing instansi Pemkot Bandung.
  • Hentikan Rapat Temui Demonstran. Rapat perdana Wali Kota Bandung Ridwan Kamil bersama seluruh kepala dinas atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terhenti, akibat adanya aksi demo yang dilakukan oleh 50 orang dari LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Kota Bandung. Mendengar keramaian di luar, akhirnya Emil menghentikan rapat sementara dan keluar menemui massa. Setelah mendengarkan tuntutan para demonstran, akhirnya Emil kembali ke dalam ruang tengah melanjutkan rapat. Massa pun bubar.
  • Rombak Ruang Kerja. Ruang kerjanya yang dirasa terlalu besar baginya dirombak dan diubah sesuai kebutuhannya. Selain itu Emil juga meminta kepada dinas terkait untuk menjadikan Balai Kota sebagai Eco Office.
  • Singkirkan Gadget Saat Rapat. Emil meminta kepada setiap peserta rapat tidak boleh mengeluarkan gadget apa pun selama rapat berlangsung.
Lebih lanjut Emil mengajak seluruh kepala dinas bekerja dengan empat prinsip, erja keras, cerdas, tuntas dan ikhlas.
Masih banyak juga gebrakan-gebrakan lainnya yang cukup panjang bila dipaparkan, misalnya komitmen bersama KPK untuk memberantas korupsi, rencana angkot gratis, pengelolaan sampah, dan lainnya yang sudah ia buat dalam Grand Design untuk menata kembali kota Bandung.
Emil juga telah banyak menginspirasi orang yang berada di luar sana. Pada bulan Maret 2013, Emil menjadi satu dari dua orang (yang satunya adalah Walikota Barcelona) yang mendapat penghargaan “Urban Leadership Award” dari Universitas Pennsylvania. Orang Amerika terinspirasi oleh kerja kreatif Emil membangun kota dengan menggerakkan partisipasi komunitas dan warga. Penghargaan ini melengkapi puluhan pernghargaan lainnya yang telah ia raih.
Tak hanya itu, sebuah media Amerika Serikat Wall Street Journal (WSJ) juga menobatkannya sebagai ‘Rising Star‘ Republik Indonesia. Dalam salah satu artikelnya yang berjudul ‘In Indonesia, a New Breed of Politician Is on the Rise, (8 Oktober 2013)’. Bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Emil muncul sebagai tokoh baru yang dapat memberikan harapan bagi Indonesia.
“Selama 15 tahun setelah pemerintahan Orde Baru yang kuat, yang dipimpin Soeharto, dan kurang dari 1 tahun sebelum Indonesia mengalami transisi kepemimpinan, muncul pemimpin dengan tampilan beda yang didambakan oleh lebih dari 240 juta penduduk (Indonesia),” tulis Wall Street Journal dalam artikel tersebut.
Keinginan tertinggi Emil cukup sederhana, bila orang sudah tiada hanya meninggalkan nama. Emil ingin bila nanti ia telah tiada, ia ingin meninggalkan inspirasi, ide, cerita yang orang lain akan lanjutkan.
(571)

http://suaramasa.com/warisan-inspirasiide-dan-cerita-ridwan-kamil/

Hubungan PKS dengan Pondok Pesantren Makin Mesra


image
Anis Matta Menjawab Pertanyaan Wartawan di Semarang, Rabu (8/1/2014). (Foto by Teguh)
Semarang, PKS Jateng Online—Kunjungan yang sering dilakukan oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Anis Matta ke berbagai pondok pesantren tradisional di berbagai daerah, seperti Pesantren Lirboyo, Makam SUnan Kalijaga dan beberapa tempat lainnya dinilai banyak kalangan sebagai upaya PKS untuk menggaet suara kaum nahdhliyin. Namun anggapan tersebut dibantah oleh Presiden PKS, Anis Matta.
Menurut Anis, salah satu tujuan dari silaturahmi dirinya ke berbagai tokoh agama dan pondok pesantren di Jawa Timur dan jawa Tengah itu adalah untuk mempererat tali silaturahmi dengan sesama ummat Islam. Ia juga menyebut bahwa kunjungan yang dilakukannya untuk melakukan klarifikasi tentang kesalahpahaman terhadap PKS selama ini.
“Saya hanya ingin klarifikasi secara faktual anggapan yang selama ini muncul seperti PKS anti ziarah kubur, anti maulid, dan lain sebagainya. Alhamdulillah hasilnya positif, para tokoh tersebut menyambut kami dengan baik,” terang Anis Matta kepada wartawan, di Semarang, (8/1/2014).
Lebih lanjut mantan Wakil Ketua DPR RI ini mengungkapkan bahwa tujuan yang terpenting dari seringnya silaturahmi dengan para tokoh dan ulama tersebut adalah untuk membicarakan masalah keummatan dan keindonesiaan. “Dan Alhamdulillah hubungan kami dengan para tokoh tersebut terjalin dengan mesra,” tandasnya.  
Seperti diketahui, selama kurun waktu April sampai dengan Desember tahun lalu, Anis Matta sering melakukan kunjungan keummatan ke berbagai tokoh dan ulama. Selain mengunjungi pesantren Lirboyo, Anis juga mengunjungi beberapa pondok pesantren dan tempat religius di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya adalah Pesantren di Sayung Demak, Salatiga, dan juga ziarah kubur di Demak beberapa waktu lalu.
Anis juga giat berkunjung ke berbagai kampus di Indonesia, antara lain Undip, UI, dan berbagai Universitas lainnya.“Kita ingin menyampaikan bahwa Indonesia telah memasuki gerbang sejarah baru, yakni gelombang ketiga,” pungkasnya.
( Depp )

PKS Tidak Akan Andalkan Iklan


SEMARANG -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan tidak akan mengandalkan komunikasi dengan iklan atau alat peraga untuk meraih suara pada pemilu legislatif (pileg) 2014.

Para calon legislatif (caleg) partai politik ini akan mengedepankan komunikasi langsung dengan konstituen yang dinilai lebih efektif ketimbang melalui iklan maupun berbagai alat peraga kampanye.

“Kader dan calon anggota legislatif dari PKS sangat mengandalkan komunikasi langsung dengan para konstituen,” ujar Presiden PKS, Anis Matta, di Semarang, Rabu (8/1).

Cara ini, jelasnya, jauh lebih mengena dalam membangun komunikasi antara caleg dan konstituen yang lebih baik. Khususnya dalam membidik dukungan pada pileg nanti. (ROL)

Anis Matta Rajin ‘Sowan’ ke Pesantren Nahdliyin


SEMARANG -- Jamak melakukan silaturrahim ke tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan sejumlah pondok pesantren (ponpes) tradisional, di berbagai daerah dinilai banyak kalangan merupakan ‘manuver’ Anis Matta untuk mendekati kaum Nahdliyin.

Bahkan silaturrahim dan kunjungan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, dinilai merupakan sebuah misi besar PKS untuk menggaet suara dan dukungan dari kaum Nahdhliyin. Namun, tudingan ini langsung dibantah oleh Anis.

“Itu hanya silaturrahim dan kami ingin meluruskan anggapan tentang kesalahpahaman terhadap PKS selama ini,” kata Presiden PKS, Anis Matta saat melakukan kunjungan ke Semarang, Rabu (8/1).

Anis mengaku, ia memang banyak berkunjung ke sejumlah ponpes tradisional di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Pesantren Lirboyo, Makam Sunan Kalijaga dan beberapa tempat lainnya.

Menurut Anis, salah satu tujuan dari silaturahmi dirinya ke berbagai tokoh agama dan pondok pesantren di Jawa Timur dan jawa Tengah itu adalah untuk mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam.

Ia juga menyebut bahwa kunjungan yang dilakukannya untuk melakukan klarifikasi tentang kesalahpahaman terhadap PKS selama ini.

“Saya hanya ingin klarifikasi secara faktual anggapan yang selama ini muncul seperti PKS anti ziarah kubur, anti maulid, dan lain sebagainya,” jelasnya. (ROL)

ALEG PKS dan Nokia Butut E71

9.1.14


Sederhana. Itulah kesan yang saya dapatkan pertama kali ketika memotret kehidupan seharian Pak Tri, begitu sapaan akrab Tri Purwo Handoyo. Kesan sederhana itu jauh dari anggapan umum jika anggota dewan itu mesti hidup mewah berkecukupan.

Tapi Pak Tri yang satu ini benar-benar anggota dewan DPRD Lampung Utara dan anggota DPR, Daerah Pinggir Rel maksud saya, ya rumahnya yang sederhana itu berada di Daerah Pinggir Rel tidak jauh dari Tugu Payan Mas. Dan saya pun tidak mengira rumahnya pun masih bata merah luar dalam, tanpa plafon.

Cobalah berkunjung ke rumah sederhana Pak Tri, kita tak akan menemukan sofa empuk mewah dengan ukiran Jepara, tapi Pak Tri akan tetap menyambut kita dengan hangat walaupun duduk lesehan, itu pun saya perhatikan ada lantainya yang amblas.

Dalam usianya yang beranjak 48 tahun dengan seorang istri ini, ditengah kesederhanaannya ia bersama istri tetap menomor satukan pendidikan anak-anaknya. Dari 5 orang anaknya seorang anaknya yang sulung tengah menempuh kuliah di Jawa Timur. Hmmm… saya tak dapat bayangkan bagaimana kesibukkannya diantara kewajiban dakwahnya, sebagai anggota dewan dan suami serta abi bagi anak-anaknya.

Saya kira dengan kesibukkan itu akan dipermudah dengan fasilitas yang ada. Ternyata saya salah duga… Untuk komunikasi HP yang dipegangnya Nokia E71 yang sudah pecah layarnya. Sepertinya jauh dari kesan gengsi. Wara-wiri kesana kemari memenuhi panggilan tugas dengan mobil pribadi? Bukan, itu mobil yang dipinjam, mobil itu milik kantor DPD PKS Lampung Utara. Hanya Honda Revo yang menjadi tunggangannya, itu pun mesti berbagi dengan istrinya untuk mengantarkan anak-anak sekolah, termasuk keperluan istrinya sendiri.

Maka, coba telpon pagi hari minta bertemu pagi hari, kita akan mendapatkan jawaban dari Pak Tri “Maaf, saya pagi ini sedang antar istri belanja sayur di Pasar Sentral”. Sederhana, iya kan?

Pesan kami, Pak Tri, menjadi anggota dewan bukan karena banyaknya baliho dan spanduk, tapi pahit getirnya memperjuangkan aspirasi masyarakat.


*Dikirim oleh : Afifah Nusaibah

Ratusan Peserta Mengantre di Community Service PKS CFD Dago Bandung


COMMUNITY SERVICES (CS) PKS kembali di gelar di CFD, Dago Bandung  (5/1/2013) dengan mengusung tema Bersama PKS Melayani Masyakarat. Acara dimulai pukul 07.30 wib dengan melakukan Senam PKS NUSANTARA. Ratusan pengunjung langsung memadati di halaman depan Outlet Blossom. Senam pagi tersebut dipimpin langsung oleh instruktur olahraga DPD kota Bandung, terlihat keceriaan dan semangat dari para peserta senam.

Acara dilanjutkan dengan  pelayanan kesehatan diantaranya  cek tekanan darah, cek gula darah, konsultasi kesehatan, lomba tebak-kata Ibu dan Anak, serta  pojok curhat dan saran PKS. Antrian panjangpun tak luput dari pandangan pada pagi tersebut. ”Kurang lebih ada 250 peserta yang telah mendaftar sampai pukul 09.00 wib, hal ini menunjukan antusias warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis,” kata Pak Irfan salah seorang Kader PKS yang menjadi Panitia CS.

Hal yang menarik yang dilakukan kader  PKS, di Community Services kali ini adalah  Kader-kader PKS menghibur warga kota bandung dengan menampilkan pasukan boneka Danbo yang meliak-liuk menarik mengikuti irama musik. Saat diwancarai salah seorang pengunjung ketika menyaksikan boneka Danbo PKS menyatakan bahwa“PKS partai Kreatif Sekali, menarik boneka Danbo nya” tukas Cindy.

Ada hal yang menjadi harapan dari warga kota Bandung, dia adalah Ibu Mimi asal Kopo-Bandung “Saya Berharap PKS bisa terus konsisten memberikan pelayanan terbaiknya, walau sempet kemarin diberitakan turun poling-polingnya di media masa, tapi harapan untuk menjadi tiga besar di pemilu 2014 masih terbuka lebar, terus bekerja dan tebar terus tagline Cinta Kerja Harmoni-nya”.

Inilah yang menjadi motivasi bagi seluruh kader PKS untuk terus bekerja melayani masyarakat, karena dibalik segala cobaan yang melanda partai ini ada orang-orang yang memiliki simpati dan menaruh harapan besar untuk partai ini.

Apapun Yang Terjadi Kami Tetap Melayani #AYTKTM

PKS Jateng Kumpulkan Pegiat Humas Daerah

8.1.14


image
Sarasehan Humas (Foto : Anton)
Semarang, PKS Jateng Online--Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus memantapkan langkah untuk meraih kemenangan pada Pemilihan Umum (PEMILU) 2014 April mendatang. Berbagai cara dilakukan oleh partai berlambang bulan sabit kembar ini untuk mencapai target nasional tiga besar. Di Semarang, Jawa Tengah, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Jateng menggelar sarasehan kehumasan untuk mematangkan pemenangan di bidang kehumasan, Ahad (22/12) di Hotel Grasia, Semarang.

Menurut Humas PKS Jateng, Muntafingah, acara ini diselenggarakan dalam rangka menyatukan visi kehumasan di seluruh struktur di tingkat daerah di Jateng. "Kita ingin menjadikan PKS sebagai partai yang terus melakukan pelayanan kepada masyarakat, karena itu perlu peran kehumasan yang dirancang secara sistematis, bertahap dan tepat sasaran mengkomunikasikan partai kepada masyarakat," terang Fingah.

Lebih lanjut, ibu tiga anak yang juga mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) PKS Kota Semarang ini menyatakan bahwa agenda ini dirancang selain untuk menyatukan visi kehumasan tingkat daerah di Jateng, juga untuk memperkaya dan mengasah skill kehumasan masing - masing DPD.

"Karena pegiat humas butuh skill kehumasan dalam menjalankan perannya, maka diharapkan dengan adanya sarasehan humas ini dapat mengasah skill para pegiat humas itu," tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris Bidang Humas Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS, Dedi Supriadi menyatakan bahwa peran konkret humas daerah adalah membumikan visi dan misi Partai. "Misi PKS yang bertagline selalu dekat dan melayani akan semakin mudah dengan optimalkan peran kehumasan," katanya.

Namun demikian, Dedi juga mengingatkan bahwa citra PKS sebagai partai yang santun dalam segala hal juga menjadi tanggung jawab humas. "Kami himbau kepada segenap humas untuk mengedepankan politik santun dan tidak menjelek - jelekkan pihak tertentu, karena visi PKS adalah untuk menebar kebaikan bagi Indonesia," kata pria yang juga Kepala Humas Fraksi PKS DPR RI ini.

Acara Sarasehan Humas ini sendiri menghadirkan kepala bidang humas DPD PKS se-Jateng dan pegiat humas serta netizen PKS Jateng.

Hubungan PKS dengan Pondok Pesantren Makin Mesra



image
Anis Matta Menjawab Pertanyaan Wartawan di Semarang, Rabu (8/1/2014). (Foto by Teguh)
Semarang, PKS Jateng Online—Kunjungan yang sering dilakukan oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Anis Matta ke berbagai pondok pesantren tradisional di berbagai daerah, seperti Pesantren Lirboyo, Makam SUnan Kalijaga dan beberapa tempat lainnya dinilai banyak kalangan sebagai upaya PKS untuk menggaet suara kaum nahdhliyin. Namun anggapan tersebut dibantah oleh Presiden PKS, Anis Matta.
Menurut Anis, salah satu tujuan dari silaturahmi dirinya ke berbagai tokoh agama dan pondok pesantren di Jawa Timur dan jawa Tengah itu adalah untuk mempererat tali silaturahmi dengan sesama ummat Islam. Ia juga menyebut bahwa kunjungan yang dilakukannya untuk melakukan klarifikasi tentang kesalahpahaman terhadap PKS selama ini.
“Saya hanya ingin klarifikasi secara faktual anggapan yang selama ini muncul seperti PKS anti ziarah kubur, anti maulid, dan lain sebagainya. Alhamdulillah hasilnya positif, para tokoh tersebut menyambut kami dengan baik,” terang Anis Matta kepada wartawan, di Semarang, (8/1/2014).
Lebih lanjut mantan Wakil Ketua DPR RI ini mengungkapkan bahwa tujuan yang terpenting dari seringnya silaturahmi dengan para tokoh dan ulama tersebut adalah untuk membicarakan masalah keummatan dan keindonesiaan. “Dan Alhamdulillah hubungan kami dengan para tokoh tersebut terjalin dengan mesra,” tandasnya.  
Seperti diketahui, selama kurun waktu April sampai dengan Desember tahun lalu, Anis Matta sering melakukan kunjungan keummatan ke berbagai tokoh dan ulama. Selain mengunjungi pesantren Lirboyo, Anis juga mengunjungi beberapa pondok pesantren dan tempat religius di berbagai daerah di Indonesia, diantaranya adalah Pesantren di Sayung Demak, Salatiga, dan juga ziarah kubur di Demak beberapa waktu lalu.
Anis juga giat berkunjung ke berbagai kampus di Indonesia, antara lain Undip, UI, dan berbagai Universitas lainnya.“Kita ingin menyampaikan bahwa Indonesia telah memasuki gerbang sejarah baru, yakni gelombang ketiga,” pungkasnya.
( Depp )

Akademisi UI: PKS Punya Positioning Berbeda dari Partai Lain

Anis Matta saat menjadi pembicara dalam Diskusi Kebijakan Publik dan Bedah Platform Partai, UI (7/1)

DEPOK- Doktor Universitas Indonesia, Reni Suwarso, memuji Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang punya positioning berbeda dibandingkan partai lainnya.

Hal ini ia ungkapkan dalam diskusi kebijakan publik dan bedah platform yang diselenggarakan oleh Center for Election and Political Party (CEPP) FISIP UI hari ini (7/1).

“Kehadiran PKS di  perpolitikan Indonesia ini bagus karena  memberikan alternatif yang berbeda dalam spektrum partai politik di Indonesia,” ungkap panelis Reni Suwarso yang membandingkan PKS dengan parpol lainnya. Reni menyebut beberapa partai besar di Indonesia umumnya punya spektrum dan positioning hampir serupa.

PKS juga dipuji karena memiliki pengarsipan yang rapi terkait kinerja-kinerja parpol.

“Dibandingkan partai lain, PKS memiliki pengarsipan yang sangat rapi terkait kinerja-kinerja partai,” ungkap Direktur CEPP ini.

Dekan FKM yang juga doktor di UI, Bambang Wispriyono, ikut mengapresiasi PKS yang selama ini dikenal sebagai partai yang rajin menggelar bakti sosial dan pemeriksaan kesehataan. Ia menilai aksi-aksi kader PKS sebagai hal yang harus dipertahankan.

Diskusi yang  dihadiri puluhan peneliti dan sivitas akademika UI ini mengundang Presiden PKS Anis Matta dan para petinggi PKS untuk membedah platform partai. Dalam diskusi yang berlangsung di Auditorium Terapung UI ini, para akademisi memberikan saran dan masukan kepada PKS.

“Kami di sini bukan untuk pemilu 2014, tapi kami di sini untuk menyiapkan satu generasi, Kami memikirkan bagaimana kepemimpinan Indonesia ini dibawa hingga 2045,” ungkap Chusnul Mar’iyah, Presiden CEPP.

Untung Wahono, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PKS menyambut baik saran dan masukan dari para akademisi UI. “Kami berterima kasih dengan undangan ini juga saran dan masukan dari para akademisi UI. Tentunya akan menjadi bahan evaluasi bagi PKS ke depannya,” ungkap pria yang pernah menjadi anggota dewan ini. (sbb/dakwatuna/kabarpks)

>> PILKADA UPDATE

>> TAUJIH

Alam Islami

 
 photo pksno3_zps07baf103.gif
© Copyright pks-kudus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.