PKS
Kota Semarang sudah memberikan instruksi kepada setiap kader untuk
memperbanyak mengetuk pintu warga dan mengenalkan PKS. Banyak dialog
yang unik antara kader PKS dan warga, salah satunya adalah dialog salah
satu kader PKS Banyumanik dengan seorang warga di daerah ngesrep yang
bernama Wahyudi yang berprofesi sebagai bakul Gas. Seorang kader PKS
menceritakan pengalamannya kepada redaksi pkssemarang.org untuk
memberikan semangat kepada kader yang lain bahwa harapan PKS Kota
Semarang meraih dua besar itu masih terbuka.
Pada awalnya Eka
ragu untuk masuk ke rumah bakul gas yang bertempat tinggal di daerah
ngesrep banyumanik tersebut. karena beliau di kenal agak cuek dengan
lingkungan. Namun karena di kejar target harus bertemu dengan warga
setiap harinya, ia memaksakan untuk masuk.
Saat bertemu dan
berbasa-basi, akhirnya Eka langsung ke pokok masalah, Eka mengenalkan
PKS dan mengajak memilih PKS. bukan hanya itu, Eka juga mengajaknya
menjadi relawan. "Bapak, sudah jadi timses partai lain belum, bagaimana
kalau jadi timses PKS" tanya Eka. Seperti yang di duga sebelumnya, bakul
gas ini agak cuek dan bahkan sudah menyatakan akan golput. "Saya sudah
sejak dulu goput mas, buat apa saya memilih, siapapun yang jadi saya
tetap begini" ungkap bakul gas.
Dengan jawaban Golput, justru Eka
semakin optimis untuk bisa rekrut Bakul Gas ini untuk menjadi relawan,
karena pilihan Golput adalah pilihan rasional dan juga bisa di patahkan
dengan dialog yang rasional.
"Betul sekali pak, saya juga
merasakan begitu, siapapun yang menjadi pemimpin di Kota Semarang selama
ini ternyata tidak bisa merubah apapun" jawab Eka. "Apalagi banyak yang
kena korupsi, memang membuat rakyat jadi sakit hati" lanjut Eka. "Nah
itu mas tau, kok masih mau aja jadi kader partai" jawab Wahyudi. Eka
dengan tenang menjawab "Justru itu pak..., PKS belum pernah memimpin
Kota Semarang, dan kursi PKS di DPRD masih sedikit, jadi ini saya
menawarkan program-program PKS kepada bapak kalau kami memiliki suara
mayoritas di Kota Semarang, insyaallah bisa direalisasikan dan Kota
Semarang bisa menjadi lebih sejahtera".Eka kemudian menerangkan
program-program caleg PKS.
Namun mas wahyudi masih saja ragu, "ah
semau partai kan sukanya janji tapi nol bukti" ungkapnya. Eka kembali
meyakinkan, "betul sekali pak, kebanyakan partai politik memang cuma
suka janji, akhir-akhirnya korupsi" jawab Eka, "Oleh karena itu pak,
Dewan-dewan PKS nanti akan membuat program rumah aspirasi, ini saya
berikan nomer telfon caleg dan kantor PKS, kalau program tak terlaksana
bapak bisa langsung protes" lanjutnya. Eka kembali mencoba merayu "bapak
kan belum pernah milih PKS, coba deh milih sekali ini saja dari pada
golput, kalau sampai lima tahun lagi ndak ada perubahan, bolehlah bapak
golput lagi" ungkap Eka sambil senyum.
mendengar jawaban Eka, mas
wahudi mulai melonggar yang awalnya tadi agak cuek. "Mas, Eka ini
bukannya dah punya pekerjaan yang mapan, kok masih nyari tambahan begini
to?" tanya mas wahyudi. Eka tersenyum dan menjawab "Nggak kok pak, saya
sukarela, karena yang membesarkan saya PKS, yang ngajari sholat dan
ngaji juga PKS, meski sekarang PKS di rundung masalah, itu hanya
beberapa kader di tengah ribuan kader PKS lain yang jauh lebih baik,
jadi saya masih yakin dengan PKS" jawab Eka.
Mendengar jawaban
Eka, Mas Wahyudi menyerah juga, "Hebat ya kader PKS, Okelah kalau begitu
mas, saya dan istri insyaallah pilih PKS, coba nanti saya bantu closing
5 rumah di sekitar sini yang saya kenal" jawabnya. Mendengan jawaban
itu tentu sangat membahagiakan, bukan cuma karena berhasil closing,
namun juga memberikan kepercayaan diri dan optimisme yang tinggi.
gambar : ilustrasi