News Ticker :

Cerita Inspiratif Halaqoh Akhwat di Australia

15.4.13

Islamedia - Sungguh, bertahun-tahun menjalani halaqoh di Samarinda, tak pernah terbersit oleh saya akan menikmati halaqoh dengan bentuk lain. Halaqoh yang hanya suaralah menjadi pelepas rindu dengan saudara-saudara se-halaqoh. Halaqoh yang bermil-mil jaraknya, namun dapat menghubungkan tali silaturahim antara murabbi dengan mutarabbi. Halaqoh yang hanya dapat dihadiri secara rutin oleh orang-orang yang berazzam kuat untuk terus tertarbiyah. Ya, halaqoh itu bernama halaqoh online.

Halaqoh ini tak lazim ditemukan di Indonesia, namun sering sekali ditemukan di luar negeri, khususnya dijalani oleh ikhwah yang tinggal atau sedang menuntut ilmu. Halaqoh ini tidak seperti halaqoh kebanyakan yang sangat mudah diakses tanpa banyak persiapan: tinggal datang, tinggal duduk manis mendengarkan murabbi dan tinggal mengkhusyu’kan diri di dalam majelis. Halaqoh online adalah halaqoh penuh perjuangan lahir dan batin. Bagaimana tidak, proses menemukan kelompok halaqoh tidak semudah proses transfer halaqoh di Indonesia. Di sini tidak semua states memiliki perwakilan, maka kita harus sepintar-pintarnya mencari halaqoh-halaqoh itu bak mencari jarum di dalam jerami. Terkadang antara murabbi dan mutarabbi tidak pernah bertatap muka, tidak mengenal wajah hanya suara. Begitupun antara saudara sehalaqoh hanya bisa menebak-nebak rupanya setelah melihat foto-foto di Facebook, itupun kalau teman sehalaqoh punya account FB. Kalau tidak, hanya saling bertukar foto melalui e-mail dan masih melanjutkan acara tebak-tebakan itu sepanjang halaqoh berjalan.

Cukupkah dengan suara dan foto maka kita bisa langsung saling mengenal? Jawabannya bervariasi, sebab psychology masing-masing orang berbeda-beda. Ada yang sangat terbuka, ada yang biasa-biasa saja, sampai ada yang kasak-kusuk tak betah karena tak nyaman dengan hanya mendengar suara saja. Dengan begitu otomatis ta’liful qulb antara saudara sehalaqoh dapat terganggu, seperti terganggunya kami saat koneksi internet yang tiba-tiba terputus ditengah-tengah kekhusyu’an kami mendengarkan taujih dari murabbi. Dan jika sudah begitu, tertatih-tatihlah saudara yang menjadi host saat halaqoh berlangsung, mensetting ulang, meng-add ulang teman yang terputus jaringannya, sembari harus tetap khusyu’ mendengarkan sang murabbi.

Hanya segitu challenge-nya? Tentu tidak. Challenge yang paling berat adalah menetapkan hati untuk tetap khusyu’ mendengarkan taujih dan diskusi dengan saudara sehalaqoh. Sebab ini adalah halaqoh online, maka dengan sangat mudah kegiatan online lainnya menyusup di sela-sela halaqoh berjalan. Facebook, E-mail, Blog dan lain-lain adalah temptation yang menggiurkan bagi peserta halaqoh untuk tidak dibuka! Sebab murabbi dan saudara sehalaqoh lainnya pun tak melihat aktivitas sampingan kita. Berbeda dengan halaqoh tatap muka dimana semua dapat saling menjaga.

Maka tak cukuplah ‘azzam di dalam hati ini untuk terus terbina dalam tarbiyah yang dapat menjaga keistiqomahan kami untuk tetap menjalani halaqoh online. Kami butuh yang lebih dari itu. Yaitu mencintainya dengan segala kekurangannya. Mencintainya sebab kami mencintai kalian dan tetap ingin bersama dalam jamaah ini dengan segala kekuarangannya. Mencintainya sebab rindu kami pada kalian yang menghidupkan perjuangan ini dengan segala kekuarangannya. Mencintainya sebab kami teramat yakin Allah SWt akan lebih mencintai kami dengan segala kekuarangan kami.

Maka hadirkan kami dalam doa-doa kalian, agar kami tetap ikhlas dan sabar menapaki jalan panjang tarbiyah kami. Hadirkan kami dalam munajat-munajat kalian agar Allah SWT ridha atas keistiqomahan kami dan kalian. Hadirkan bayang-bayang kami dalam halaqoh-halaqoh kalian, agar syukur kalian yang mendapatkan fasilitas nyaman berhalaqoh tak putus-putus terlafazkan dalam hati, hingga tak ada alasan lagi untuk tidak menghadirinya dengan suka cita,  dan tentu saja cinta.

“Assalamu’alaikum….”
“Wa’alaikumsalam…”
“Hallo, siapa saja yang sudah online?”
“Saya sudah, si A sudah online tuh kayaknya…”
“Sebentar, ana izin dulu ya, mau jemput anak…”
“Si B izin telat bu, kan kita beda 3 jam waktunya dengan si B, jadi mungkin masih tidur…”
“Si C masih on the way bu, baru dari kampus…”
“OK, kita mulai dengan yang ada saja… Ayo, kita buka dengan tilawah..”
“Hallo…hallooo…kedengaran ga?”
Tut..tut…tut..tuttttttttt
DISCONNECT


Canberra,  January 2013
*Untuk murabbi saya di Sydney dan saudara-saudara sehalaqoh di Canberra, Darwin, Wollongong dan Tasmania, sungguh cinta ini hanya karena Allah… Terima kasih atas sabar yang tak henti-henti hadir dalam setiap perjumpaan. I’ll miss the halaqoh…really… :D [pkspiyungan]
 
 
dari : http://www.islamedia.web.id/2013/01/cerita-hebat-halaqoh-akhwat-di-australia.html
Share this Article on :

0 comments:

Post a Comment

>> PILKADA UPDATE

>> TAUJIH

Alam Islami

 
 photo pksno3_zps07baf103.gif
© Copyright pks-kudus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.