News Ticker :

>> KUDUS

>> Ruang Perempuan

INSPIRASI

>>TWITTER

Showing posts with label pks. Show all posts
Showing posts with label pks. Show all posts

Prabowo: "Jangan sampai Indonesia menjadi boneka dari bangsa asing"

8.6.14



SURABAYA – Calon presiden (Capres) Prabowo Subianto mendatangi posko kemenangan Koalisi Merah Putih Surabaya, di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Surabaya, Jawa Timur. Kedatangannya, disambut  ribuan Organisasi Massa (Ormas) Pemuda Pancasila.

Dalam pidatonya, Prabowo, mengatakan Indonesia  negara kaya dan harus menjadi bangsa yang besar, serta jangan sampai kekayaan Indonesia dirampas oleh negara asing.

"Saya prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia yang kaya. Namun, rakyatnya masih banyak yang miskin," kata Prabowo, Jumat (6/6/2014).

Dia berharap, warga Jawa Timur, memilih pasangan Prabowo – Hatta, karena peduli dan selalu memperjuangan rakyat kecil.

Selain itu, mantan Danjen Kopassus tersebut juga mengajak para kader Pemuda Pancasila untuk bekerja keras meperjuangkan bangsa Indoensia. "Jangan sampai Indonesia menjadi boneka dari bangsa asing," pungkasnya. (fid/okezone)

Umur 18 Tahun, Putra Anggota DPR PKS Ini Hafal Al-Qur'an 30 Juz

5.6.14


Umur 18 Tahun, Putra Anggota DPR PKS Ini Hafal Al-Qur'an 30 Juz

    Menghafal Al-Qur’an merupakan salah cara menjaga kemurnian ajaran Islam  serta pintu gerbang manusia yang ingin sungguh-sungguh memahaminya. Begitulah penuturan Muhammad Saihul Basyir (18 tahun) ketika ditanya tentang pencapaiannya menjadi penghafal Al-Qur’an 30 juz sejak kelas enam Sekolah Dasar (SD).

    Basyir, sapaan akrabnya, merupakan finalis Musagaqah Tilawatil Quran cabang Tahfiz Al-Qur’an. Tak ada trik khusus untuk menghafal Al-Qur’an, karena menjadi Hafiz (penghafal Al-Qur’an) tak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang instan. Menghafal Al-Qur’an merupakan buah dari kedisiplinan dibarengi kesungguhan hati untuk memperoleh ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Dalam menghafal Al-Qur’an, kata Basyir, hal utama yang mesti dilakukan adalah meniatkannya karena Allah semata. Menghafal Al-Qur’an, ujar Basyir, ibarat melakukan bagian dari berjihad di jalan-Nya. Sebelum menghafal Al-Qur’an, kita mesti terlebih dahulu mengikuti program tahsin (memperbaiki bacaan Al-Qur’an).

    Tujuannya untuk memperbaiki pelafalan bacaan Al-Qur’an dan menguasai tajwid. Setelah itu barulah menginjak ke tahap menghafal Al-Qur’an. Subuh dan Maghrib, menurut Basyir, merupakan waktu yang ideal untuk menghafal Al-Qur’an.

    Keberadaan Musyrif atau guru pembimbing pun tak kalah penting sebagai pengontrol dan pemicu semangat menghafal. Musyrif juga akan membantu proses evaluasi hafalan secara berkala. “Setiap juz yang sudah selesai dihafal harus dites sampai mengetahui dan memperbaiki tingkat kesalahan sekecil mungkin. Begitu juga per lima juz, per sepuluh juz, dan seterusnya sesuai kelipatan hingga 30 juz,” papar basyir.

    Saat ini pemuda kelahiran Jakarta, 10 Januari 1996 ini masih duduk di bangku SMA kelas tiga di Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia, Bogor, Jawa Barat. Ia mengungkapkan, keberhasilannya menghafal Al-Qur’an, serta menjaga hafalannya, tak lepas dari peranan kedua orang tua.

    Sejak kecil, anak dari pasangan Mutammimul Ula dan Wirianingsih ini sudah terbiasa dengan lingkungan Qur’ani. Kedisiplinan dan aturan keluarga merupakan faktor pendukung keberhasilannya. Sang ibu, Wirianingsih, mengatur jadwal menonton televisi hanya dua jam setiap hari.

    Selain itu, ayahnya secara naluri dan rutin menyetel radio atau kaset murattal Al-Qur’an Imam Masjidil Haram. Maka setiap saat, lingkungan keluarga selalu bernuansa Qur’ani. Di rumah orang tua Basyir, juga ada pula perpustakaan pribadi berisikan koleksi buku hingga empat sampai lima ribu buku.

    Sekilas tentang keluarganya, ayahnya yang bernama Mutammimul Ula (57 tahun) adalah seorang yang berasal dari Solo, tepatnya di kecamatan Sragen. Sang kakek mendidik ayahnya dengan didikan yang keras, karena dahulu kakek dari sang ayah adalah seorang yang aktif di partai Masyumi, sehingga apa yang telah diterapkan oleh kakek kepada ayahnya menurun kepada anak-anaknya juga.

    Pak Tamim (begitu sang ayah dipanggil) menamatkan SMA di sebuah sekolah Islam di Solo bernama SMA Al-Islam, kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Syariah Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 1977, hingga akhirnya aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dan juga sempat menjadi ketua umum Pengurus Besar PII tersebut selama satu periode (1983-1986). Pak Tamim juga seorang Magister Ilmu Hukum di Universitas Indonesia tahun 2007 yang sebelumnya menyelesaikan Sarjana Hukum di Universitas Diponegoro tahun 1982. Dalam dunia politik, Mutammimul Ula tergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang pernah membawanya menjadi anggota DPR-RI pada periode 1999-2004 dan terpilih kembali pada periode 2004-2009.

    Sedangkan ibunya yang bernama Wirianingsih (51 tahun) adalah orang Jakarta. Sama dengan ayahnya, sang ibu juga dibesarkan oleh kakek yang juga seorang veteran, kemudian menamatkan jenjang S1 di Universitas Padjajaran (Unpad) pada Fakultas Ilmu Komunikasi, dan melanjutkan S2 di UI Salemba mengambil Psikologi.

    Ibu Wiwi (panggilan akrab kesehariannya) bukanlah orang yang tidak memiliki kesibukan, melainkan seorang wanita yang super sibuk. Sejak muda aktif di berbagai organisasi, pernah menjadi pengurus wilayah PII-Jawa Barat, Pengurus Besar PII, dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Universitas Islam Bandung (Unisba), Ketua Pengurus Pusat Salimah (sebuah organisasi Muslimah yang tersebar di 30 provinsi) tahun 2005-2010, Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia, Presidium Badan Musyawarah Organisasi Wanita Islam (BMOWI) 2007-2012, dan Ketua Yayasan Citra Insani (2009 hingga kini). Ia juga pernah menjadi anggota delegasi RI dalam sidang United Nations Comission on the Status of Women (UNCSW) ke-51 di New York, Amerika Serikat. Kini, Ibu Wiwi menjadi anggota DPR-RI Komisi IX dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

    Cita-cita terbesar kedua orang tuanya adalah menciptakan generasi penghafal Al-Qur’an di masa yang akan datang, hingga akhirnya dikaruniai sebelas orang anak. Alhamdulillah enam orang dari sebelas anaknya sudah berhasil mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an. (RoL/dakwatuna)

http://www.islamedia.co/2014/06/putra-anggota-dpr-pks-ini-hafal-al.html Menghafal Al-Qur’an merupakan salah cara menjaga kemurnian ajaran Islam serta pintu gerbang manusia yang ingin sungguh-sungguh memahaminya. Begitulah penuturan Muhammad Saihul Basyir (18 tahun) ketika ditanya tentang pencapaiannya menjadi penghafal Al-Qur’an 30 juz sejak kelas enam Sekolah Dasar (SD).
Basyir, sapaan akrabnya, merupakan finalis Musagaqah Tilawatil Quran cabang Tahfiz Al-Qur’an. Tak ada trik khusus untuk menghafal Al-Qur’an, karena menjadi Hafiz (penghafal Al-Qur’an) tak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang instan. Menghafal Al-Qur’an merupakan buah dari kedisiplinan dibarengi kesungguhan hati untuk memperoleh ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam menghafal Al-Qur’an, kata Basyir, hal utama yang mesti dilakukan adalah meniatkannya karena Allah semata. Menghafal Al-Qur’an, ujar Basyir, ibarat melakukan bagian dari berjihad di jalan-Nya. Sebelum menghafal Al-Qur’an, kita mesti terlebih dahulu mengikuti program tahsin (memperbaiki bacaan Al-Qur’an).
Tujuannya untuk memperbaiki pelafalan bacaan Al-Qur’an dan menguasai tajwid. Setelah itu barulah menginjak ke tahap menghafal Al-Qur’an. Subuh dan Maghrib, menurut Basyir, merupakan waktu yang ideal untuk menghafal Al-Qur’an.
Keberadaan Musyrif atau guru pembimbing pun tak kalah penting sebagai pengontrol dan pemicu semangat menghafal. Musyrif juga akan membantu proses evaluasi hafalan secara berkala. “Setiap juz yang sudah selesai dihafal harus dites sampai mengetahui dan memperbaiki tingkat kesalahan sekecil mungkin. Begitu juga per lima juz, per sepuluh juz, dan seterusnya sesuai kelipatan hingga 30 juz,” papar basyir.
Saat ini pemuda kelahiran Jakarta, 10 Januari 1996 ini masih duduk di bangku SMA kelas tiga di Pesantren Terpadu Darul Qur’an Mulia, Bogor, Jawa Barat. Ia mengungkapkan, keberhasilannya menghafal Al-Qur’an, serta menjaga hafalannya, tak lepas dari peranan kedua orang tua.
Sejak kecil, anak dari pasangan Mutammimul Ula dan Wirianingsih ini sudah terbiasa dengan lingkungan Qur’ani. Kedisiplinan dan aturan keluarga merupakan faktor pendukung keberhasilannya. Sang ibu, Wirianingsih, mengatur jadwal menonton televisi hanya dua jam setiap hari.
Selain itu, ayahnya secara naluri dan rutin menyetel radio atau kaset murattal Al-Qur’an Imam Masjidil Haram. Maka setiap saat, lingkungan keluarga selalu bernuansa Qur’ani. Di rumah orang tua Basyir, juga ada pula perpustakaan pribadi berisikan koleksi buku hingga empat sampai lima ribu buku.
Sekilas tentang keluarganya, ayahnya yang bernama Mutammimul Ula (57 tahun) adalah seorang yang berasal dari Solo, tepatnya di kecamatan Sragen. Sang kakek mendidik ayahnya dengan didikan yang keras, karena dahulu kakek dari sang ayah adalah seorang yang aktif di partai Masyumi, sehingga apa yang telah diterapkan oleh kakek kepada ayahnya menurun kepada anak-anaknya juga.
Pak Tamim (begitu sang ayah dipanggil) menamatkan SMA di sebuah sekolah Islam di Solo bernama SMA Al-Islam, kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Syariah Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 1977, hingga akhirnya aktif di organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dan juga sempat menjadi ketua umum Pengurus Besar PII tersebut selama satu periode (1983-1986). Pak Tamim juga seorang Magister Ilmu Hukum di Universitas Indonesia tahun 2007 yang sebelumnya menyelesaikan Sarjana Hukum di Universitas Diponegoro tahun 1982. Dalam dunia politik, Mutammimul Ula tergabung dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang pernah membawanya menjadi anggota DPR-RI pada periode 1999-2004 dan terpilih kembali pada periode 2004-2009.
Sedangkan ibunya yang bernama Wirianingsih (51 tahun) adalah orang Jakarta. Sama dengan ayahnya, sang ibu juga dibesarkan oleh kakek yang juga seorang veteran, kemudian menamatkan jenjang S1 di Universitas Padjajaran (Unpad) pada Fakultas Ilmu Komunikasi, dan melanjutkan S2 di UI Salemba mengambil Psikologi.
Ibu Wiwi (panggilan akrab kesehariannya) bukanlah orang yang tidak memiliki kesibukan, melainkan seorang wanita yang super sibuk. Sejak muda aktif di berbagai organisasi, pernah menjadi pengurus wilayah PII-Jawa Barat, Pengurus Besar PII, dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Universitas Islam Bandung (Unisba), Ketua Pengurus Pusat Salimah (sebuah organisasi Muslimah yang tersebar di 30 provinsi) tahun 2005-2010, Ketua Aliansi Selamatkan Anak (ASA) Indonesia, Presidium Badan Musyawarah Organisasi Wanita Islam (BMOWI) 2007-2012, dan Ketua Yayasan Citra Insani (2009 hingga kini). Ia juga pernah menjadi anggota delegasi RI dalam sidang United Nations Comission on the Status of Women (UNCSW) ke-51 di New York, Amerika Serikat. Kini, Ibu Wiwi menjadi anggota DPR-RI Komisi IX dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Cita-cita terbesar kedua orang tuanya adalah menciptakan generasi penghafal Al-Qur’an di masa yang akan datang, hingga akhirnya dikaruniai sebelas orang anak. Alhamdulillah enam orang dari sebelas anaknya sudah berhasil mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an. (RoL/dakwatuna)
http://www.islamedia.co/2014/06/putra-anggota-dpr-pks-ini-hafal-al.html

Siapa Saja Anggota DPR RI PKS Hasil Pemilu 2014?

14.5.14


Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi mengumumkan perolehan kursi partai politik berdasarkan hasil pemilu legislatif 2014. Penetapan perolehan kursi dibacakan oleh Ketua KPU Husni Kamil Manik yang dimuat dalam Surat Keputusan Nomor 416/kpts/KPU/2014, Rabu sore, 14 Mei 2014.

Berikut perolehan kursi Dewan Perwakilan Rakyat untuk periode 2014-2019:

1. Partai Nasional Demokrat mendapat 35 kursi atau 6,3 persen
2. Partai Kebangkitan Bangsa mendapat 47 kursi atau 8,4 persen
3. Partai Keadilan Sejahtera mendapat 40 kursi atau 7,1 persen
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendapat 109 kursi 19,5 persen
5. Partai Golongan Karya mendapat 91 kursi atau 16,3 persen
6. Partai Gerakan Indonesia Raya mendapat 73 kursi atau 13.0 persen
7. Partai Demokrat mendapat 61 kursi atau 10,9 persen
8. Partai Amanat Nasional mendapat 49 kursi atau 8,8 persen
9. Partai Persatuan Pembangunan mendapat 39 kursi atau 7,0 persen
10. Partai Hati Nurani Rakyat mendapat 16 kursi atau 2,9 persen

40 Kursi DPR dari PKS

Berikut daftar 40 orang caleg PKS yang lolos ke Gedung DPR RI:

1. M Nasir Djamil (Aceh)
2. Tifatul Sembiring (Sumatera Utara)
3. Iskan Qolba Lubis (Sumatera Utara)
4. Ansory Siregar (Sumatera Utara)
5. Chairul Anwar (Riau)
6. Hermanto (Sumatera Barat)
7. Refrizal (Sumatera Barat)
8. Mustafa Kamal (Sumatera Selatan)
9. M Iqbal Romzi (Sumatera Selatan)
10. Almuzammil Yusuf (Lampung)
11. Abdul Hakim (Lampung)
12. Hidayat Nur Wahid (DKI Jakarta)
13. Adang Darajatun (DKI Jakarta)
14. Ahmad Zainuddin (DKI Jakarta)
15. Zulkiflimansyah (Banten)
16. Jazuli Juwaini (Banten)
17. Ledia Hanifa (Jawa Barat)
18. Ma’mur Hasanudin (Jawa Barat)
19. Ecky A Muharram (Jawa Barat)
20. Yudi Widiana Adia (Jawa Barat)
21. Soenmandjaja Rukmandis (Jawa Barat)
22. Mahfudz Abdurrahman (Jawa Barat)
23. Sa’aduddin (Jawa Barat)
24. Mahfudz Sidiq (Jawa Barat)
25. Nurhasan Zaidi (Jawa Barat)
26. Surahman Hidayat (Jawa Barat)
27. M Sohibul Iman (Jawa Barat)
28. Gamari (Jawa Tengah)
29. Abdul Kharis (Jawa Tengah)
30. HamidNur Yasin (Jawa Tengah)
31. Abdul Fikri (Jawa Tengah)
32. Sigit Sosiantomo (Jawa Timur)
33. Rofi’ Munawar (Jawa Timur)
34. Sukamta (DI Yogyakarta)
35. Fahri Hamzah (Nusa Tenggara Barat)
36. Aboe Bakar (Kalimantan Selatan)
37. Hadi Mulyadi (Kalimantan Timur)
38. Tamsil Linrung (Sulawesi Selatan)
39. Akmal Pasludin (Sulawesi Selatan)
40. Yudy Kotouky (Papua)

PKS Ajukan Gugatan Sengketa Pemilu ke MK

PKS mendaftarkan gugatan sengketa hasil Pemilu 2014 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan diajukan karena adanya praktik kecurangan.

Sekretaris tim advokasi PKS, Yanuar Arif, menuturkan, partainya menduga ada suara yang hilang di sejumlah wilayah. Yanuar menambahkan jika suara itu dikembalikan, maka otomatis partainya akan mendapat 4 kursi tambahan. Demikian ujar Yanuar di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (14/5/2014). 

*dari berbagai sumber
http://www.pkspiyungan.org/2014/05/inilah-daftar-40-anggota-dpr-ri-pks.html

Makna 8,4 Juta Suara PKS ...

12.5.14

pkskudus.org Hattrick. Kata itulah yang terlintas di benak saya saat hasil suara PKS dalam pemilu legislatif diumumkan. Dari mulut Ketua KPU Husni Kamil Malik terucap angka 8.480.204 suara yang diperoleh PKS.

Ini untuk kali ketiga PKS mendapatkan suara di kisaran 8 juta. Pada pemilu 2004 memperoleh 8.206.020 suara dan pada pemilu 2009 mendapat 8.206.955. Bagaimana kita menafsirkan ini?

Agar tidak salah tafsir, kita harus melihat --meminjam istilah Priyo Budi Santoso-- suasana kebatinan masing-masing pemilu. Mari kita lihat satu per satu.

Pemilu 2004 konflik antara Megawati dan SBY mewarnai dinamika kala itu. SBY menjadi media darling dan kian melejit namanya saat istilah "Jenderal Kok Cengeng" terlontar dari bibir mendiang Taufik Kiemas. SBY mendapat simpati publik. Citranya semakin positif. Bisa dibilang, pemilu 2004 menjadi titik awal bagi upaya pencitraan massif capres dan SBY sebagai ikonnya.

Imbasnya, Partai Demokrat yang didirikan SBY mendapat durian runtuh. Baru ikut pemilu pertama kali, partai berlambang mercy itu memperoleh 7% suara. PKS pun mengalami lonjakan serupa. Tidak lolos parliamentary treshold dalam pemilu 1999 sehingga harus berganti nama dari PK ke PKS, partai ini melejit.

Dalam pemilu 2009, sosok SBY begitu dominan, tak memiliki lawan setimpal. Semua partai terkena tsunami Demokrat karena suaranya turun. Hanya dua partai yang naik: PD dan PKS.

Pemilu 2014 berlangsung saat badai dahsyat masih menyisakan perih di tubuh PKS. Kurang lebih satu tahun jelang pemilu, Presiden PKS dikriminalisasi dengan tuduhan suap. Citra PKS merosot drastis. Tapi kapal yang diharapkan karam oleh musuh-musuhnya itu justru mampu bertahan dan terus berlayar. Dan angka 8 juta kembali didapat.

Banyak pihak yang menafsirkan bahwa suara PKS stagnan, mandek dan tidak mengalami perkembangan. Pendapat ini benar jika kita melihatnya pada perolehan suara an sich. Tapi, jika kita melihat secara menyeluruh termasuk suasana kebatinan setiap pemilu, maka pendapat di atas perlu dikoreksi.

Dua pemilu terakhir kita mengalami suasana yang tak normal. Jika pemilu 2009 semua partai coba dibumihanguskan, maka dalam pemilu 2014, terlihat jelas PKS yang menjadi satu-satunya partai yang ingin dihabisi.

Bercermin dari itu, angka 8 juta memiliki bobot berbeda. Pemilu 2004 ibarat ujian SD, lalu naik level ke SMP pada 2009 dan ujian SMA pada pemilu 2014. Jenjang yang berbeda tentu saja memiliki soal yang juga berbeda kualitasnya. Dan cara kita menjawab soal pun berbeda pula.

Pemilu 2004 boleh dibilang suasana yang relatif bebas bagi PKS. Musuh-musuh tak memperhitungkan mengingat dalam pemilu sebelumnya tak lolos PT. PKS tak begitu diperhatikan sehingga suaranya melonjak drastis.

Angka 8 juta kala itu merupakan suara publik yang berharap besar PKS membawa perubahan. Dan suara itu terus bertahan pada pemilu selanjutnya dengan tingkat ujian yang sungguh luar biasa.
2004 periode publik yang berharap besar. Tahun 2009 masa ketika publik masih berharap pada PKS meski SBY menerjang dengan gelombang tsunaminya. Dan pada 2014, suara itu tetap bertahan pada saat yang menurut saya menjadi critical mass PKS. Ini sungguh fenomenal.

Critical mass PKS sudah kita lalui. Kita berharap, pemilu 2019 suasana kebatinannya berlangsung normal tanpa prahara. Jika itu yang terjadi, kita layak meniup balon optimisme akan melambungnya suara PKS. Tentu saja dengan syarat evaluasi internal dilakukan dan hasilnya dieksekusi dengan optimal.

Bukankah kita tak mau membuat quatrick dengan empat kali berturut-turut memperoleh 8 juta suara?



Erwyn Kurniawan

@Erwyn200
http://www.islamedia.co/2014/05/tafsir-8-juta-pks.html

PKS Amankan 10 Kursi DPRD Jateng

28.4.14

image
Hadi Santoso Ketua Bapilu PKS Jateng
Semarang,  – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah akhirnya memastikan 10 wakilnya duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jateng. Perolehan ini sama dengan Pemilu Tahun 2009, dimana PKS Jateng juga menempatkan 10 aleg duduk di Gedung Berlian.
Menanggapi hal ini, jajaran pengurus DPW PKS Jateng bersukur dan mengucap terimakasih kepada masyarakat Jateng, atas perolehan suara PKS yang cenderung mengalami peningkatan. “Alhamdulillah berkat usaha dan kerja keras, insyaallah 10 aleg PKS siap mewakili 10 Daerah Pemilihan (DP) di Jateng, yang artinya setiap DP kita memiliki satu wakil,” kata Ahmadi, Sekretaris Umum DPW PKS Jateng, Ahad (27/4/2014) di Semarang.
Dari data yang diperoleh dari Tim Tabulasi PKS Jateng, 10 nama yang akan duduk sebagai Aleg tersebut adalah Ahmadi dari DP I (35.367 suara), Amir Darmanto dari DP II (17.803), Ikhsan Mustofa dari DP III (31.387), Hadi Santoso dari DP IV ( 38.050), Muhammad Rodhi DP V (21.208), Jamaludin DP VI (22.685).
Sementara dari DP VII ada Karsono (32.495), Jasiman dari DP VIII (16.509), Rusman dari DP IX (23.859) dan terakhir dari DP X ada Riyono dengan 16.809 suara.
Terpisah, salah satu caleg PKS dari DP IV, Hadi Santoso menyatakan puas atas hasil ini. Pria yang juga mendapatkan suara terbanyak diantara caleg PKS lainnya ini mengucapkan terimakasih kepada warga Jateng.
“Terimakasih atas kepercayaan masyarakat Jateng yang tetap mendukung kami, mohon doanya agar kami senantiasa menjaga amanah sebagai pelayan rakyat,” tandas pria yang juga ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PKS Jateng ini.
Diketahui, dalam Pileg 2014 ini, Hadi yang berada di DP IV Jateng (Wonogiri, Sragen dan Karanganyar) berhasil meraup suara 38.050 suara atau yang tertinggi diantara caleg PKS lainnya. Menanggapi hal ini, Hadi mengaku hasil yang diraih adalah kerja keras dari para kader, struktur, simpatisan dan masyarakat di DP tersebut.
“Bagi kami, selalu membersamai masyarakat dan terus melayani mereka aalah strategi kami, sehingga Alhamdulillah pada Pemilu tahun ini masyarakat di tiga Kabupaten mempercayakan amanah tersebut kepada kami,” pungkas pria asal Giriwoyo, Wonogiri ini.

Darah Biru NU di Tubuh PKS

25.4.14


Pak Ahad bersilaturahim dgn Gus Sholah, yg tak lain adalah sepupu dari neneknya (Nyai Abidah)

Pemilu lalu menyisakan banyak kenangan. Salah satu yang melekat dibenak saya adalah ini ; Suatu pagi saya mendamping Caleg PKS Propinsi Jabar dapil Karawang-Purwakarta, Ir Abdul Hadi Wijaya MSc (selanjutnya disebut Pak Ahad) blusukan di  Purwakarta. Rencananya kami akan mengunjungi beberapa titik, salah satunya bertemu seorang Ajengan (pemuka agama/Kyai) di daerah Bojong.

Sesampainya di rumah Pak Kyai, kami dipersilakan duduk. Maka dimulailah perkenalan. Dengan lancar Pak Ahad memperkenalkan dirinya. Yang membuat saya kaget adalah, ketika selesai menjelaskan bahwa dirinya adalah cicit dari pendiri NUHadratusy Syaikh KH Hasyim Asy'ari, Pak Kyai (yang jelas-jelas lebih tua) tiba-tiba mencium tangan Pak Ahad. Saya lihat Pak Ahad balas mencium tangan Pak Kyai sekaligus merangkulnya. Dan dengan mata berkaca-kaca Pak Kyai berucap, "Sungguh saya merasa senang dan bangga dikunjungi oleh turunan Hadratus Syaikh..".  Saya terpana...

Sebelumnya saya sering mendengar dan membaca bahwa di kalangan NU, tradisi cium tangan adalah bentuk ihtiram (penghormatan) mereka terhadap seseorang yang lebih tua, atau kepada kyai/ gurunya. Sekarang saya saksikan dengan mata kepala sendiri! Dalam hal Pak Ahad, tentu cium tangan Sang Kyai tadi bentuk penghormatan beliau secara tidak langsung kepada Hadratus Syaikh melalui cicitnya. Menurut saya sih..

Pak Ahad lahir di Surabaya tanggal 25 Nopember 1957. Mbah buyut beliau, Choiriyah adalah anak pertama Syaikh Hasyim Asyari. Seperti kita ketahui, anak kelima Hadratus Syaikh adalah Abdul Wahid Hasyim, ayah dari mantan presiden Abdurrahman Wahid. Choiriyah menetap di Makkah, melahirkan putri bernama Abidah binti Ma'shum Ali.  Abidah kemudian menikah dengan KH Mahfudz Anwar ( mantan ketua Lajnah Falakiyah PBNU ). Dari situlah lahir Hamnah, ibunda dari Pak Ahad. Ayah Pak Ahad adalah Drs Abdul Mughni yang masih kerabat dari KH Alawy Muhammad Sampang, Madura.

Berbeda dengan saudara-saudaranya, Pak Ahad menempuh pendidikan "sekuler". Beliau mendapatkan beasiswa ke Belanda selama 10 tahun. Jadi meski turunan Hadratus Syaikh, jangan ajak bahasa Arab, tapi kalau bahasa Londo cascus Bro hehe..Di negeri Arjen Robben  inilah beliau bersentuhan dengan dakwah dan aktif di dalamnya. Hingga kembali ke tanah air dan bekerja di IPTN. Terakhir beliau menjabat Ketua Bidang Pengembangan Ekonomi dan Kewirausahaan DPW PKS Jawa Barat.

Sudah jadi isu lima tahunan, bahwa PKS itu wahabi lah, anti qunutlah, anti tahlil lah, anti rajaban lah dan anti-anti lainnya. Ini sering dijadikan senjata oleh lawan politik untuk menghantam PKS di masyarakat yang mayoritas Nahdliyin. Kehadiran Pak Ahad punya arti tersendiri dalam mengkounter isu tersebut. Hampir semua pesantren yang didatangi menyambut dengan tangan terbuka. Bahkan seorang tokoh NU Purwakarta pernah menyampaikan secara terbuka ke jamaahnya mendukung Pak Ahad. Katanya sih bukan karena PKSnya, tapi karena turunan darah biru NUnya ituh!

Dari rekapitulasi internal berdasarkan C1, insyaallah Pak Ahad berhasil duduk menjadi anggota DPRD Jawa Barat. Kita doakan beliau amanah dan diberi kekuatan mewakili konstituen, terutama kalangan pesantren yang banyak tersebar di Purwakarta dan Karawang. 




*by @inisifani on twitter

WOW!!! Suswono Akui Terima Rp 50 Juta dari Anggoro

24.4.14



Menteri Pertanian Suswono mengakui pernah menerima uang Rp 50 juta dari Direktur Utama PT Masaro Radiokom Anggoro Widjojo. Uang itu diterima Suswono saat masih menjadi anggota Komisi Kehutanan DPR periode 2009-2014. Saat itu Anggoro mendapat proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan.

"Memang pernah terima Rp 50 juta yang menyangkut proyek SKRT. Tapi sudah saya serahkan ke KPK," kata Suswono di kampus Universitas Sebelas Maret,Surakarta, Kamis, 24 April 2014. Dia mengaku menerima uang tersebut setahun sebelum kasus SKRT muncul.

Alhamdulillah, Kursi DPRD di Jateng Naik PKS Bersyukur

23.4.14

image
Ahmadi Sekum PKS Jateng. (Foto : Teguh/Humas/PKS Jateng)
Semarang, Jajaran struktur, kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tengah dalam kondisi yang sukacita, mengingat target perolehan suara dan kursi DPRD Kabupaten/Kota yang meningkat pada Pemilu 2014 ini. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Umum DPW PKS Jateng, Ahmadi yang menyebut bahwa PKS bisa merebut kursi di semua daerah di Jateng.
Menurut Ahmadi, beberapa daerah yang dulunya belum ada aleg dari PKS, pada Pemilu tahun ini dapat terisi, seperti di Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Pekalongan. “Alhamdulillah meningkat 10 persen, dari 120 kursi pada 2009 menjadi 133 aleg, dan ini patut kita syukuri,” tandasnya, Senin (23/4/2014) di Semarang, Jateng.
Lebih lanjut Ahmadi mengungkapkan bahwa hampir di semua daerah di Jateng, rata – rata kursi PKS naik, seperti di Kudus, Grobogan, Temanggung dan Brebes.
“ Di Kudus kita naik dari yang semula satu kursi menjadi empat kursi, kemudian di Grobogan kita naik dari 2 menjadi 3, sedangkan di Temanggung kita memperoleh 3 kursi dari yang semula hanya satu kursi, pun demikian di Brebes yang naik dari 5 menjadi 6 kursi,” jelas pria yang juga terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi dari DP I Jateng (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Kendal) ini.

Efek Obah Kabeh, Mundhak Akeh :"PKS di Jawa Tengah, 'Pecah Telor' dan 'Panen Kursi"

17.4.14



Berdasar data C1 yang direkap oleh beberapa DPD PKS di Jawa Tengah, berikut Infoperkiraan (sementara) perolehan kursi PKS di beberapa DPRD Tingkat II di Jawa Tengah :

- Kab Magelang dari 3 kursi jd 4 kursi
- Kota Magelang dari 2 kursi jd 3 kursi
- Wonosobo dari 0 kursi jd 1 kursi (pecah telor)
- Purbalingga dari 4 kursi jd 5 kursi
- Kota Solo 5 kursi (juara 2)
- Kota Salatiga tetap 5 kursi (juara 2) 
- Pati tetap 5 kursi tp suara meningkat dari 36rb jd 50rb
- Sragen dari 4 kursi jd 6 kursi
- Blora dari 3 kursi jd 5 kursi
- Kota Semarang tetap 6 kursi
- Kendal dari 4 kursi jd 5 kursi
- Batang dari 0 kursi jd 2 kursi (pecah telor)
- Kota Pekalongan dari 2 kursi jd 3 kursi
- Kab. Pekalongan dari 0 jadi 2 kursi  
- Pemalang tetap 5 kursi
- Boyolali tetap 4 kursi
- Kebumen dari 2 kursi jd 4 kursi (info: 4 kursi akhwat semua)
- Karanganyar dari 5 kursi jd 6 kursi
- Purworejo dari 2 kursi jd 4 kursi
- Kudus dari 1 kursi jd 4 kursi
- Brebes dari 5 kursi jd 6 kursi
- Wonogiri tetap 6 kursi tapi suara naik
- Jepara dari 2 kursi jd 3 kursi 
- Kota Tegal dari 3 kursi jd 4 kursi
- Temanggung dari 1 kursi jd 3 kursi 



Kawal terus hasil surat suara!!!

http://www.pkspiyungan.org/2014/04/hasil-spektakuler-pks-di-jawa-tengah.html
*sumber: fb

Presiden Anis Matta Instruksikan Pengawalan Ketat Rekapitulasi Dan Pengamanan Suara

11.4.14



Jakarta, 11/04/2014,- Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta menginstruksikan  para kader dan simpatisan untuk mengawal dan mengawasi dengan ketat rekapitulasi penghitungan suara yang saat ini tengah berlangsung di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) kelurahan/Desa.

>> PILKADA UPDATE

>> TAUJIH

Alam Islami

 
 photo pksno3_zps07baf103.gif
© Copyright pks-kudus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.