News Ticker :

>> KUDUS

>> Ruang Perempuan

INSPIRASI

>>TWITTER

Showing posts with label perempuan. Show all posts
Showing posts with label perempuan. Show all posts

Ikon “jilbab” dan untaian “Assalamu’alaikum..” hanya jadi kedok

21.6.13

Oleh: Maulana Yusuf[1]
fatinRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundak-nya dan berlenggak-lenggok.Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, pada-hal sungguh wangi Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” [HR . Muslim]
Percayakah anda bahwa “jilbab” kini bisa jadi senjata juga bagian dari ghazwul fikri (perang pemikiran) ?. mungkin bagi sebagian kita akan mempertanyakan bagaimana mungkin? bukannya ghazwul fikri itu justru menjerumuskan wanita agar tidak menutup aurat ?
Tapi jangan salah, coba saja anda perhatikan layar televisi akhir-akhir ini. menjelang Bulan Ramadhan sudah bertaburan sinetron-sinetron yang bermodalkan akting “jilbab” dan kalimat “Assalamu’alaikum..” seolah-olah tontonan yang Islami, tapi inti jalan ceritanya tiada lain tiada bukan justru merusak generasi muda Islam.
“berjilbab” tapi pacaran, “berjilbab” tapi berikhtilat dengan lawan jenis, jalan berduaan, pegang-pegangan tangan, saling berpandangan dan segudang budaya rusak anak pacaran yang sekali lagi merupakan budaya yang bersebrangan dengan nlai-nilai Islam, bahkan menghancurkan generasi Islam.
ikon “jilbab” dan untaian “Assalamu’alaikum..” hanya jadi kedok untuk membungkus isi tayangan yang sebenarnya rusak seolah layak untuk ditonton karena bernuansa “Islami”.
lebih parahnya lagi, ada sinetron yang para pelakonnya bergama Nasrani/Non Islam malah berperan sebagai pemuda muslim dan pemudi muslimah dengan mengenakan koko, peci serta berjilbab. Sableng!
Yang perlu menjadi perhatian kita, jangan kita mudah memberikan rasa peduli dan dukungan terhadap “sesuatu yang berjilbab” dengan alasan Syi’ar.
kalau konteks jilbab seperti sebgaimana yang disebutkan diatas, apa faedahnya? apa manfaatnya? toh yang ada justru secara tidak langsung melecehkan syariat dan tata cara berjilbab yang syar’i. Secara tidak langsung juga mengajarkan kepada generasi muda yang berjilbab khususnya, bahwa dengan berjilbab kita masih tetap bisa pacaran, masih tetap bisa gaul bareng temen-temen cowok, masih bisa tebar pandangan bahkan di areal masjid sepulang sholat terawih.
begitupun dalam konteks Fatin Shidqia Lubis dengan acara X-Factor-nya, jangan hanya karena berjilbab justru semakin didukung untuk kontes biduan semacam itu. Apa makna yang ingin digapai ? syi’ar-kah? syi’ar versi apa jika dikombinasikan dengan event dan lingkungan karir semacam itu? bagaimana jika dukungan terhadap Fatin justru membuat pola fikir remaja muslimah yang berjilbab jadi “kepingin” ikut-ikutan jadi biduan seperti Fatin yang bahkan dapat dukungan dari MUI?. Remaja muslimah seolah secara tidak sadar dibredeli nilai-nilai jilbabnya. Berjilbab tapi berlenggak-lenggok dipanggung, berjilbab tapi mendayu-dayu diatas panggung.
Padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundak-nya dan berlenggak-lenggok.Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, pada-hal sungguh wangi Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” [HR . Muslim]
Dalam kasus Fatin dengan acara X-Factornya yang mendapat dukungan dari MUI hanya lantaran berjilbab, jujur memang saya pribadi penulis belum pernah menonton sama sekali acara tersebut. Bahkan penampilan Fatin seperti apa di panggung X-factor saya tidak tahu. Tapi, kalau memang alasan syi’ar, tolong jawab pertanyaan saya, lagu apa yang Fatin nyanyikan diatas panggung X-factor? lagu-lagu bernuansa “da’wah”-kah?? atau lagu-lagu percintaan model anak-anak alay (norak) zaman sekarang? lalu dimana letak “syi’ar-nya”??
Menurut penulis, didalam menyikapi kasus Fatin Shidqia Lubis di acara X-Factor tersebut, seharusnya MUI bukan malah memberi dukungan, tapi memberi nasehat yang intinya seperti ini:
“Nak,ajang nyanyi-nyanyi seperti ini bukan budaya kita sebagai umat Islam, terlebih kondisi adik yang berjilbab, Di habitat seperti ini bertaburan syubhat dan maksiat yang mengelilingi, engkau adalah wanita, yang rapuh dan mudah terbawa perasaan bahkan tidak menutup kemungkinan engkau terjerumus dan terbawa arus maksiat yang besar di tempat ini. Lebih baik, carilah jalan lain yang dapat semakin mendekatkanmu pada Allah, yang dapat benar-benar membentukmu dan menjadikanmu seorang Muslimah yang penuh cinta kepada Allah, dan Allah-pun cinta kepadamu. Yang dapat menjadikanmu perhiasan yang paling berharga di dunia ini, yang memuliakanmu sebagai wanita yang sesungguhnya, menjadikanmu wanita yang sholehah. Tinggalkan lingkungan semacam ini yang hanya membahayakan akhlak dan agamamu, karena kemuliaan dirimu bersama agamamu, sungguh takkan dapat kau tukar dengan apapun. Apalagi hanya sebatas gemerlapnya popularitas dan limpahan materi yang berlimpah.
bahkan kabar terakhir menyebutkan, bahwa ternyata MUI menyesali sikap fatin yang dulu pernah didukung oleh MUI, kin malah turut mendukung terselenggaranya acara kontes Miss World di Indonesia, yang padahal umat Islam bahkan MUI tengah bersusah payah berjuang agar kontes Miss World di Indonesia tidak dilaksanakan karena menodai citra Indonesia khususnya kaum muslimin yang merupakan mayoritas di negeri ini.
Ini menunjukkan, sang ikon jilbab yang dulu didukung terus untuk berkiprah di tempat karir yang rusak seperti itu,  telah benar-benar cepat atau lambat tak mampu menghalau derasnya gelombang maksiat dan pola pikir yang ada di habitatnya tempat ia memulai karir dan popularitasnya.
kedepan, semoga kita semakin berhati-hati didalam menyikapi persoalan sosial yang timbul ditengah-tengan masyarakat. Bukan hanya berdasarkan tampilan, perasaan baik, dan semangat yang menggebu tanpa dituntuntun dengan dalil. tapi timbanglah kesemua itu berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan As-sunnah yang Shahih dengan pemahaman Salafush shalih. Agar kita tidak terjebak akan propaganda musuh-musuh Islam didalam merusak moral generasi Islam dengan cara-cara halus, yang bahkan mungkin kita tidak menyadarinya hanya karena kita terlupa karena menilai sesuatu berdasarkan semangat dan perasaan kita saja..
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
” تركت فيكم أمرين ، لن تضلوا ما إن تمسكتم بهما : كتاب الله وسنتي “[رواه مالك بإسناد حسن].
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya yaitu kitab Allah dan Sunnahku” (HR. Malik dengan Sanad Hasan)
خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik generasi adalah generasi saat aku diutus di dalamnya, kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka”
Dan yang paling mendesak memang, umat islam khususnya di indonesia sangat butuh media televisi yang benar-benar dapat membentuk kepribadiannya menjadi seorang muslim yang sebenarnya, pribadi muslim yang taqwa, yang bertauhid, cinta akan sunnah dan cinta akan nilai-nilai Islam untuk diterapkan dalam kehidupannya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan kepada ummat ini untuk dapat mewujudkan itu semua.
Wallahu A’lam Bish Showab.
Bekasi, Rabu 19 Juni 2013

Surat Cinta Untuk Ustadz Luthfi Hasan Ishaq

4.6.13

lhi kelApa kabar Mujahid? Tentunya imanmu semakin kokoh. Tak ku lihat kelelahan dalam wajahmu. Ia masih tetap saja berbinar dengan senyum yang ikhlas.
Engkaulah Mujahid sesungguhnya
Sedang kami bukan apa-apa
Kau korbankan jiwa, harta dan keluarga
Sedang kami tak berbuat apa-apa
Sungguh beruntungnya jiwamu
Berkesempatan merasakan dinginnya kamar tanpa jendela itu
Ingatkah engkau bagaimana sayyid Qutb dulu?
Ia juga merasakan hal yang sama sepertimu

Ku baca lagi buku favoritku
Di sana kucari dan kutemukan satu bait kata
yang kuanggap tepat untukmu
“Saudara seiman itu adalah dirimu
Hanya saja dia itu orang lain
Sebab kalian saling percaya
Maka kalian adalah satu jiwa
Hanya saja kini sedang hinggap di jasad yang berbeda”
Begitulah Al-Kindi menggambarkan ukhuwah yang kukutip di buku “Dalam Dekapan Ukhuwah” karangan Salim A. Fillah
Sunggu aku hampir saja berlari meninggalkanmu
Namun karna cinta tak ku lakukan itu
Aku akan tetap disini menunggumu
Sama seperti engkau juga menunggu, ketetapan Allah swt untukmu
Bersabarlah hai mujahid. seperti sabarnya Ka’ab Bin Malik. tak gentar dan tak pernah pudar
Teruslah berjuang mujahid
Karna dakwah tak kenal henti dan tak pernah mati
Allah swt akan selalu menjaga eksistensinya
Dan akan memberikan seribu mujahid lagi sepertimu, bahkan lebih dari itu
Sikap dan agungnya imanmu telah membesarkan hati ummat ini
Kami tak percaya pada apa yang kami lihat, kami percaya pada apa yang kami rasakan
Kami tak sekedar Cinta, tapi kami juga percaya.
Semoga Allah swt senantiasa menjagamu.
Ku titipkan surat ini pada angin yang berhembus ke timur dan barat , ke utara dan selatan. Semoga singgah di hati mujahid-mujahid lainnya.

Ketika Cinta Berlabuh di Hatimu

23.4.13



“Ukhti, aku mencintaimu karena Allah” sebuah sms masuk dari seorang ikhwan kepada teman saya. Ia hanya diam. Entahlah, apa yang ada dalam hatinya. Mungkin sedang berbunga-bunga. Yang jelas, roman wajahnya telihat seperti orang yang dilanda asmara.

Beberapa minggu kemudian...

“Ukhti, anti tenang saja. Suatu saat ana akan melamar anti. Sekarang kita jalani saja dulu. Sambil kita mempersiapkan semuanya” janji ikhwan itu melalui sms, setelah keduanya makin dekat.

Teman saya cukup sabar menunggunya. Entahlah, karena memang saking cintanya atau bagaimana. Sampai suatu saat dalam sebuah telpon singkat..

“Maaf ukhti, sepertinya hubungan kita tak bisa dilanjutkan” Saya ikut terenyuh mendengarnya, saya lihat gurat-gurat kesedihan mulai bersemayam di hati teman saya.

“Ukh… “ matanya mulai berkaca-kaca
“Iya?”
“Yang sabar ya ukh, mungkin dia bukan yang terbaik untuk anti” kata saya mencoba membesarkan hatinya. “Mungkin Allah punya rencana lain di balik semuanya”
“Iya ukh… “

Ya, saya tahu apa yang ia rasakan. Sungguh menyakitkan memang. Setelah ikhwan tersebut menyatakan cintanya, kemudian memberikan janji palsu bahwa suatu saat akan melamarnya, di hari ulang tahun teman saya itu justru ikhwan tersebut menghancurkan semua mimpi yang telah ia bangun.

“Ukh, insya Allah dalam waktu dekat ini saya akan menikah dengan fulanah” kata ikhwan itu dalam sebuah sms.

Teman saya hanya diam tak dapat berkata-kata. Lagi dan lagi saya lihat gurat-gurat kesedihan yang amat mendalam. Setelah ikhwan tersebut memutuskan hubungan dengannya dan menghancurkan semua mimpi-mimpinya dengan gampangnya dia mengatakan akan menikah dengan fulanah.

“Sabar ukh… “ kata saya memegang pundaknya. Kurangkul ia erat-erat. Tangisnya mulai pecah. Suasana menjadi haru. “Mungkin inilah jalan yang terbaik yang Allah berikan. Ada pesan yang ingin Allah sampaikan”
“Ingat ukh, laki-laki yang shalih untuk wanita yang shalihah. Anti terlalu shalihah buat dia” saya menghiburnya. Dan dia mulai tersenyum.

Akhwati fillah... seperti yang kita ketahui, bahwa kita semua punya hati dan perasaan. Tak terkecuali perasaan terhadap ikhwan. Kadang kala seringnya beraktifitas bersama membuat kita mengetahui banyak hal akan kelebihan dan kekurangannya. Awalnya cuma kagum. Lama-lama berubah menjadi sangat kagum dan saling mengagumi. Lalu tumbuhlah rasa cinta. Dan seperti yang saya sebutkan dalam tulisan sebelumnya, witing trisno jalaran soko syuro eh ‘afwan soko kulino maksudnya, hehe. Cinta berawal dari kebiasaan saling bersama. Mungkin awalnya tidak suka tapi karena seringnya interaksi bersama akhirnya tumbuhlah rasa cinta itu.

Lantas bagaimana kalau rasa cinta itu tumbuh diantara ikhwan dan akhwat?

Akwati fillah, saya sering berpesan kepada adik-adik saya di asrama, “Boleh kalian suka dan jatuh cinta sama ikhwan. Namun ketika kalian belum siap untuk menikah, tak perlu rasa cinta itu diungkapkan. Misalnya dengan memberikan perhatian yang berlebihan, sms-an, atau yang lebih parah saling ketemuan. Cukuplah rasa cinta itu menjadi rahasia kita dengan Allah. Kalau toh memang jodoh, pasti Allah akan mempertemukan kita dengannya dalam suatu ikatan suci pernikahan.”

Cerita teman saya tersebut memberikan pelajaran bagi kita terutama para akhwat, jangan mudah terpengaruh dengan rayuan “gombal” ikhwan. Ikhwan yang berniat baik sama kita, pasti dia akan mengajak ta’aruf sama kita secara resmi entah itu lewat murabbiyah atau lewat teman, bahkan langsung ketemu orang tua.

Saya tahu, mungkin ketika dia mengatakan suka sama kita, kita juga menyukainya. Namun kita tak boleh lengah oleh kata-kata dan janji “palsu” yang diberikannya. Kita harus tegas bahwa cara seperti ini bukan cara yang syar’i. Saling suka sama suka lantas menjalin hubungan tanpa diketahui siapapun. Kemudian memberikan perhatian berlebih entah itu sekedar lewat sms mengingatkan tahajjud atau dalam bentuk nyata, misalnya ngasih hadiah. Meskipun hadiah itu berupa Al-Quran.

Seorang laki-laki lewat di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Nabi berkata (kepada para sahabatnya), “Bagaimana pendapat kalian mengenai laki-laki ini?” Para sahabat menjawab “Laki-laki in pantas jika melamar dinikahkan, jika meminta tolong ditolong, jika berkata didengar”. Nabi diam. Kemudian lewat lagi laki-laki dari kalangan fakir miskin, maka Nabi bertanya , “Bagaimana pendapat kalian tentang laki-laki ini?” Mereka menjawab, “Laki-laki ini pantas jika melamar lamarannya ditolak, jika meminta tolong maka tidak diberi pertolongan, jika berkata tidak didengar.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Laki-laki yang terakhir ini lebih baik dari sepenuh bumi laki-laki seperti itu” (HR. Bukhari).

Hadits di atas memberikan pelajaran bagi kita, bahwa penilaian kita terhadap seseorang kadang bertolak belakang dengan penilaian Allah. Apa yang kita lihat secara dhohir di hadapan kita baik, bisa jadi di mata Allah tidak bernilai apa-apa. Begitu pula dengan penilaian kita terhadap ikhwan. Bisa jadi ikhwan yang ketika jalan menundukkan pandangan, sering orasi, aktif di organisasi ini, dan segala kelebihannya ternyata adalah orang-orang yang tidak bisa menjaga ‘izzah-nya yaitu dengan mengajak antunna menjalin hubungan tanpa status, memberikan janji-janji palsu untuk menikah, dan ujungnya berakhir tragis seperti cerita teman saya di atas.

Akhwati filllah…

Sekali lagi katakan TIDAK untuk ikhwan yang mengajak ke arah HTS (hubungan tanpa status). Walau sebesar apapun rasa suka kita sama dia. Dan ingat! Jangan kita terjebak sama rayuan “gombal” ikhwan seperti itu. Ikhwan yang berniat baik tidak akan tidak akan memberikan janji dan mimpi palsu. Apapun alasannya. Ia pasti akan mengajak anti melakukan ta’aruf seacara resmi melalui perantara baik itu teman atau murabbiyah. Bahkan mereka akan datang langsung ke rumah, menemui ibu dan ayah. Wallahu a’lam bish shawab. [Ukhtu Emil]
sumber : http://www.bersamadakwah.com/2013/04/ketika-cinta-berlabuh-di-hatimu.html

Herlini Amran : Ada yang Ganjil dari Pernyataan Mendikbud

6.4.13

HERLINIAMRAN.COM, Jakarta- Herlini Amran, Anggota Komisi X DPR RI, menanggapi ganjil penyataan Mendikbud yang dilontarkan jelang Rapat Kabinet terbatas Bidang Pendidikan dengan Presiden SBY siang hari ini. Menurutnya, tidak sepatutnya Mendikbud menyatakan anggaran terkait pengadaan buku dan pelatihan guru sudah disetujui DPR (02/04). Padahal, pembahasan konstruksi Kurikulum 2013 dan anggarannya masih berjalan, setidaknya hingga Rapat Kerja Komisi X, 10 April 2012 .


“Terasa ganjil, ketika Pak Mendikbud berkata ada atau tidak Kurikulum Baru, proyek pengadaan buku dan pelatihan guru jalan terus! Jika benar itu program rutin Kemdikbud yang tidak perlu dipermasalahkan lagi, mestinya Desember 2012 pun Kemdikbud punya laporan realiasi program dan evaluasi kurikulum sebelumnya,” papar Herlini Amran di Komplek DPR, Selasa (02/04).
Dalam hal ini, Legislator Perempuan PKS tersebut mensinyalir terjadi loncatan-loncatan proses yang tidak pernah diketahui publik. Seperti bagaimana pelaksanaan program penyempurnaan kurikulum, sistem pembelajaran, dan perbukuan yang memang menelan ratusan milyar dari APBN 2012. “Sudah banyak pihak mempertanyakan hasil penelitian kurikulum, sekolah rintisan kurikulum, model kurikulum, dan bahan kebijakan kurikulum yang dibiayai anggaran tersebut. Tapi nyatanya berjalan begitu saja, tanpa terdokumentasi sebagai landasan penyusunan kurikulum baru yang dikomunikasikan kepada publik,” tegas Herlini sedari mendukung keinginan masyarakat pendidikan yang sudah lama menuntut evaluasi komprehensif Kurikulum KTSP 2006.
Hal krusial yang disorot Herlini adalah, rencana pengadaan buku sekitar 72,8 juta eksemplar seharga Rp 1,2 triliun yang diklaim setiap tahun dilakukan dengan atau tanpa ada kurikulum baru. “Jika memang itu anggaran melekat Kemdikbud, tentu sudah ada gambaran sebelumnya, berapa eksemplar realisasinya? Yang diketahui publik hanya program buku elektronik sejak lima tahun terakhir, bukan buku siswa maupun buku babon dengan anggaran fantastis. Sehingga wajar dianggap pemborosan, karena memang terjadi loncatan kebijakan perbukuan,” kata Herlini mengkritik compang-camping kebijakan perbukuan nasional. Belum lagi  rahasia umum yang masih membekas, tambah Herlini, bahwa kurikulum baru tidak lebih dari ajang proyek buku, “Kita lihat  2 Mei ini, berapa eksemplar posisi akhir buku penunjang Kurikulum 2013 yang dibutuhkan, dan siapa saja pemegang tendernya nanti?”
Kemudian Herlini juga mempertanyakan efektivitas pelatihan guru yang dianggarkan Rp 1,09 triliun, dan lagi-lagi program ini pun diklaim dilakukan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebagian kelompok masyarakat menghubung-hubungkan dengan kepentingan 2014, Herlini mengharapkan jawaban Kemdikbud di lapangan, berupa transparansi dan akuntabilitas pelaksanaanya. Ia contohkan rencana Bimtek/Diklat Kurikulum 2013, “Ada sekitar 690 ribu guru dan kepala sekolah se-Indonesia yang dibidik sebagai pesertanya dengan rencana bantuan dana sekira Rp 500 ribu/peserta. Belum lagi biaya operasional penyelenggaraanya yang bervariasi nominalnya. Bahkan pelatihan ini akan berlanjut hingga 2014, jadi wajar jika muncul sikap masyarakat minta diawasi KPK. Apalagi tadi saya bilang, tidak ada laporan pelatihan guru terkait kurikulum yang rame-rame seperti ini” ujar Herlini.
Anggota DPR awal Wilayah Pelilihan Kepulauan Riau menyarankan Kemdikbud untuk kedepan nya harus lebih arif menanggapi sikap kelompok masyarakat yang meminta uji publik lanjutan terkait Desaian Final Kurikulum 2013. “Jangan anggap mereka bukan pemain inti, karena mereka pun peduli masa depan pendidikan anak bangsa. Apalagi tuntutan mereka realistis, mengingat laporan uji publik yang dipresentasikan kepada Komisi X sebelumnya pun tidak memuaskan,” pungkas Herlini. Ia berharap mereka diperhatikan, bukan hanya suara ormas keagamaan saja yang dirangkul Kemdikbud.

Saudariku, Banggalah Berjilbab Syar’i

4.4.13

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_aaLCbvil7lzpE_BrXPXtJxW4pxM2Kmci9XYWwjcu3ODbWcAGQPcVAbF0_5uEP7gtAZtEJYmUEVxJncn50PesgzC21_6Yo4w0VqaA9X6v2pj3_22lOFeD9040QZqALb3XG_DtzAPgZohV/s320/2.png
pkskudus.org- Saya tiba-tiba teringat dengan percakapan bersama adik kelas, laki-laki, waktu di kampus dulu. Tak seperti biasanya, dia yang memulai awal diskusi. Biasanya dia lebih banyak diam mendengarkan. Tampak sekali raut penasaran pada wajahnya.
“Bang, jadi akhwat muslimah berjilbab lebar tu, kalau jalan harus nunduk gitu ya bang? Trus klo disapa gitu ‘cool’ banget. Blum lagi kalau ditanya, jawabnya dikit-dikit, ditanya satu-jawabnya satu,” cerocosnya penasaran memulai diskusi kami.
“Hehehe…nasib ente aje bro, baru ketemu yang begituan. Muslimah itu sama kayak kita-kita ini. Ada yang melankolis, plegmatis, koleris bahkan sanguinis sejati yang bikin ente satu kelas senyam senyum mulu,” terang saya.
“Nah, kebetulan aja,” lanjut saya, “ente baru ketemu dengan para melankolis,”
“Oo, gitu ya bang? Tapi masak sih ada yang beda dari itu. Perasaan sama semua deh,” ujarnya.
“Ente sih, kurang baca sirah (sejarah) nabi dan sahabat. Dari dulu dah ada bro, emang beda-beda gitu, sama kayak kita,” jawab saya.
“Dulu itu,” jelas saya mengisahkan, “sudah ada muslimah yang jago bela diri seperti Nusaibah binti Ka’ab yang melindungi Rasulullah ke manapun beliau bergerak dalam perang… mhhmm, koleris banget gak neh? Dan ane pun pernah ketemu dengan yang beginian, karena hobby karate sejak SMP, setiap dia maen volley dan dapat giliran service, tu bola biasanya gak balek lagi, karena sangking kenceng mukulnya… hehe”.
“Baru dengar yang beginian bang…” jawabnya dengan mata membulat (serius dengar atau shock kale ya, wkwk)
“Juga ada yang ketika rapat, klo dah dikasih giliran ngômong, teruusss aja ngomong ngasih pendapat. Hingga lebih dari dua orang bilang ‘cukup…cukup…cukup’, baru berhenti. Itu pun dari awal ngomong suaranya tenor mulu… ckckck… bayangin…tu stamina dari mana coba?” (Hahaha…)
“Atau ente jangan-jangan juga belum pernah dengar ada akhwat muslimah yang pulang mudik sendirian pake motor, lewat pesawangan tengah malam? (soalnya masih single gitu… qiqiqi). Sesungguhnya dia memiliki kepribadian kuat dan pemberani seperti seorang shahabiyah Hani’ binti Abu Thalib.”
“Juga ada yang sanguinis, bawaannya ceria seperti bunda ‘Aisyah RA. Humornya, humor cerdas, tak pernah nyakitin dan merendahkan orang lain, apalagi merendahkan dirinya,”
“Juga ada yang doyan membentak (mungkin juga dengan mata melotot… ini mungkin ya, sebab belum pernah lihat yang sampai melotot… tapi klo membentak ada banyak… hehe), bahkan tertawa terbahak (bukan terbahak-bahak ya) seperti Hafshah Ra…”
“Tentunya, tak ketinggalan yang berkarakter lembut dan keibuan seperti Khadijah RA” terang saya.
“Wahhhh, jadi gak semuanya nunduk dan pemalu gitu ternyata ya bang?” tanyanya dengan wajah berbinar (heran, kok bisa senang gini neh anak? Qiqiqi)
“Ya betul gitu,” jawab saya. “Tapi perlu diingat bro, karakter mereka emang beda-beda, namun memiliki satu kesamaan,”
“Apa tu bang?” tanyanya penuh semangat.
“Apapun karakternya, muslimah yang baik itu, jika kau coba-coba menggodanya, apalagi iseng-iseng menyentuh tangannya… yang pandai bela diri akan langsung pasang kuda-kuda untuk menghantammu bro… atau yang gak pandai bela diri… akan langsung jongkok ambil batu, siap nimpukin kepalamu (reaksi fitrah batu gilingan cabe :p), hahahaha,” tukas saya dengan jenaka.
“Ahh, abang ne ada-ada aja,” jawabnya nyengir.
Ya, begitulah Islam. Islam tak kan menghapus warna-warni nan indah. Ia bahkan memadukannya bersama syariat agar semakin teduh dan sedap di pandang mata.
Saudariku, banggalah jadi muslimah berjilbab syar’i…

Akmal Ahmad
Sarjana Saint (S.Si) di bidang Fisika FMIPA Universitas Andalas, kini aktif di bidang Social Entrepreneure - DOMPET DHUAFA

Dipublikasikan pertama oleh www.dakwatuna.com

PKS : Perempuan pioner suksesnya pembangunan nasional

2.4.13

image
Ledia Hanifa
Jakarta, PKS Jateng Online—Hari perempuan sedunia yang jatuh pada hari Jum’at (8/3) menjadi hari yang menyejarah bagi para perempuan di seluruh dunia. Untuk itu, perempuan dianggap sebagai faktor terpenting perkembangan pembangunan di dunia, dan terkhusus di Indonesia. hal ini disampaikan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) komisi VIII dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa.

Ledia Hanifa menegaskan bahwa perempuan harus memiliki pendidikan yang layak, akses terhadap pelayanan kesehatan yang baik serta peluang untuk mengoptimalkan potensinya. Hal ini guna memberi kontribusi terbaik bagi kemanusiaan.
Kelayakan ini hendaknya dapat menjadi bekal untuk bahu-membahu bersama laki-laki untuk membangun negeri yang memberi kesejahteraan bagi penduduknya. Dan itu dimulai dari struktur sosial terkecil, yaitu keluarga.
"Kemitraan yang baik antara laki-laki dan perempuan mulai dari keluarga, masyarakat, negara bahkan sampai tingkat dunia Insya Allah akan mendorong kebaikan bagi umat manusia," Tegasnya.
Karena di Indonesia, aspek ketahanan keluarga menjadi hal yang diperhatikan. Dan itu tercantum dalam UU Nomor 52 tahun 2008 tentang kependudukan. Oleh karena itu dia berharap agar perempuan dan laki – laki salng bersinergi untuk membangun bangsa.

Sumber: Tribbunnews

>> PILKADA UPDATE

>> TAUJIH

Alam Islami

 
 photo pksno3_zps07baf103.gif
© Copyright pks-kudus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.