News Ticker :

>> KUDUS

>> Ruang Perempuan

INSPIRASI

>>TWITTER

Fraksi PKS Desak BNPB Segera Selesaikan Utang Pembangunan Shelter

3.9.13

Ketua Fraksi PKS, Hidayat   NurwahidAnggota Komisi VIII DPR RI, Hidayat Nur Wahid, mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB) segera menyelesaikan utang pembangunan shelter bagi korban bencana. Jika mengabaikan hal ini, BNPB dikhawatirkan bisa kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Demikian disampaikan Hidayat dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VIII DPR RI dengan BNPB di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (2/9).  Hadir dalam RDP, Kepala BNPB Syamsul Maa’rif beserta staf.
Menurut Hidayat yang juga Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI ini, BNPB begitu luar biasa menjadi tumpuan harapan masyarakat korban bencana.  Hal ini harus disyukuri. Sebab sekarang ini tidak mudah menghadirkan kepercayaan publik kepada suatu lembaga negara.
“Maka jagalah kepercayaan itu dengan bekerja efektif menyelesaikan masalah dan laksanakan program serta janji  yang pernah diberikan kepada para korban bencana,” tutur Hidayat.
Hidayat menyebutkan, di antara yang perlu diprioritaskan untuk diselesaikan oleh BNPB adalah tunggakan penyelesaian pembangunan shelter-shelter bagi korban bencana. Jangan sampai kepercayaan publik yang sudah sangat bagus kepada BNPB jadi rusak karena janji pembangunan shelter tak terealisasi. Sebagaimana diketahui, pada tahun 2013 BNPB masih memiliki utang kekurangan pembangunan shelter sebesar Rp 1,4 triliun
“Ini perlu jadi bagian yang diprioritaskan. Seperti yang kami (Komisi VIII) bahas dengan Kemenag, utang kepada para guru agama juga sudah kami pastikan harus sudah mulai dibayarkan, saya kira demikian juga terkait dengan shelter yang telah menjadi janji BNPB,” tegas Hidayat.
Untuk itu, Hidayat mengusulkan agar Komisi VIII mendukung realisasi anggaran pembangunan shelter-shelter  yang sebelumnya memang sudah dianggarkan.
“Saya juga setuju usulan BNPB untuk adanya penambahan anggaran. Layak kalau komisi VIII menyetujui, karena Indonesia adalah negeri yang rawan bencana. Sangat wajar jika komitmen menyejahterakan dan melindungi rakyat didukung dengan anggaran yang memadai,” tandasnya. (Sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri

Bongkar Kasus Sengman!!!

1.9.13


pkskudus.org - Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta aparat penegak hukum khususnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menindaklanjuti kesaksian yang muncul dalam persidangan kasus suap impor daging sapi.

Juru Bicara PKS, Mardani Ali Sera mengatakan, institusi tindak kejahatan korupsi itu harus mengungkap setiap kesaksian yang muncul dipersidangan.

"Sekecil apapun silahkan dibuka (Soal Sengman). Jadi pedang keadilan jangan hanya tajam kebawah tapi juga harus tajam ke atas. Tegakkan keadilan sejelas-jelasnya," kata Mardani, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).

Menurutnya, kesaksian putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminudin, Ridwan Hakim yang menyebut nama Sengman yang menerima senilai Rp 40 milliar harus ditindaklanjuti. Dimana, Sengman disebut sebagai utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Mari kita jauhkan unsur politik dari proses hukum. Kami serahkan ke persidangan," tegasnya. (inilah

*http://www.kabarpks.com/2013/09/pks-minta-kpk-bongkar-kasus-sengman.html

Anis Matta: PKS Tak Kehabisan Energi



Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  Anis Matta
AKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan partai yang dipimpinnya tidak kehabisan energi untuk bekerja secara simultan demi kesejahteraan rakyat, salah satu sumber energi itu adalah kemenangan di arena Pemilihan Umum Kepala Daerah.

"Saya tetap optimistis dengan kondisi PKS saat ini, karena sering terjadi logika pengamat jauh berbeda dengan realita yang tumbuh di masyarakat," kata Anis Matta dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Jakarta, Sabtu (31/8).

Pernyataan Anis tersebut disampaikan saat sambutan dalam acara silaturahim dengan jajaran Pemerintah Daerah, Musyawah Pimpinan Daerah (Muspida) dan tokoh masyarakat Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, pada Jumat (30/8) malam. Dia mengatakan sejak dipilih menjadi Presiden PKS awal Februari 2013, dirinya terus berkeliling ke seluruh wilayah Indonesia untuk melakukan konsolidasi internal dan bertemu dengan sejumlah tokoh serta warga masyarakat.

Menurut dia sejauh ini secara internal PKS sangat solid bahkan jauh lebih solid, sementara secara eksternal sambutannya juga sangat positif. Hadir dalam silaturahim tersebut di antaranya Bupati HSS Ahmad Fikry, Wakil Bupati Ardiansyah, Ketua DPRD Ja'far, Ketua MUI Muchyar Dahri BA, dan unsur Muspida lain.

"Tidak henti-hentinya saya memerintahkan kepada seluruh kader untuk senantiasa hadir di tengah warga. Hanya dengan cara itu, PKS dapat mengetahui apa sesungguhnya yang dibutuhkan masyarakat," katanya.

Selain itu, dia meminta para kader PKS tidak larut dalam gonjang-ganjing politik yang terjadi. Menurut dia, kader partainya harus lebih gaul agar benar-benar bersama warga, karena ini suplai energi yang tidak habis-habis bagi PKS.

"Siapapun yang kelak memimpin Indonesia ini haruslah memiliki visi untuk ikut ambil bagian dalam berkontribusi pada dunia international," ujarnya. Anis berada di Kalimantan Selatan selama dua hari, hingga Sabtu, 31 Agustus 2013. Selanjutnya, Anis Matta melakukan kunjungan silaturahim ke Jawa Timu

PKS Kota Sukabumi Gelar Silaturahmi Akbar



Partai Keadilan Sejahtera (Illustrasi Logo)
SUKABUMI -- PKS Kota Sukabumi menggelar silaturahmi akbar dan halal bihalal, Ahad (1/9) pagi. Kegiatan ini dihadiri ratusan kader dan simpatisan PKS.

"Acara ini untuk mempererat tali silaturahmi antar kader dan simpatisan PKS," ujar salah seorang pengurus PKS Kota Sukabumi, Yayan Suryana. Momen ini juga dijadikan acara halal bihalal di kalangan internal PKS.

Menurut Yayan, PKS berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan di daerah. Terlebih, pada pemilukada lalu, salah satu kadernya di Kota Sukabumi yakni Achmad Fahmi berhasil terpilih menjadi Wakil Wali Kota Sukabumi periode 2013-2018 mendatang.

Seperti diketahui, PKS Kota Sukabumi bersama Partai Demokrat pada awal 2013 lalu berhasil memenangkan pemilihan wali kota dan wakil wali kota Sukabumi. Kemenangan tersebut diperkuat dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) setelah terjadi gugatan dari pesaingnya.

"Toleransi Qunut di Bandara" | Ketika Mahfud MD Bertemu Aleg PKS

31.8.13


"Toleransi Kunut di Bandara"'

Oleh: MOH MAHFUD MD

Jumat, 18 Agustus 2013, pekan lalu karena harus terbang ke Pontianak dengan penerbangan terpagi, saya harus melakukan salat subuh di Bandara Soekarno-Hatta.
Saat melakukan salat subuh di Garuda Lounge, terasa ada tepukan ringan di bahu, pertanda ada seseorangyangakanikutsalatsebagai makmum. Maka itu, saya memosisikandirisebagaiimam, salatsubuh berdua dengan orang itu. Setelah salat dan berdoa sendiri-sendiri, saya tinggalkan musala kecil itu dan duduk di ruang tunggu sambil meminum teh dan menyarap kue-kue kecil. Tiba-tiba orang yang tadi bermakmum salat subuh kepada saya bergabung duduk di kursi di depan saya.
”Pak Mahfud saat mengimami salat subuh kok tidak berkunut? Pak Mahfud, kan orang NU?” tanya orang yang ternyata mengenal saya itu. Setelah merenung sejenak saya menjawab, ”Karena saya mengira Bapak orang Muhammadiyah, saya tidak berkunut. Kalau mengimami salat orang Muhammadiyah, saya tidak berkunut karena tidak ingin memaksa orang ikut berkunut. Kalau salat di rumah atau di mesjid-mesjid NU, saya selalu berkunut.
”Orang itu kemudian menjawab sambil tertawa, ”Hahaha, sejak kecil saya selalu berkunut. Saya ini pengikut Tarekat Syattariyah makanya saya tadi siap berdoa kunut bersama Pak Mahfud.” Kemudian kami menyamakan permakluman dan pemahaman bahwa saya tak berkunut saat mengimami salat karena tak mau memaksa orang ikut berkunut terhadap orang yang tak biasa berkunut. Berkunut atau tidak berkunut salat tetap sah sebab soal pilihan berkunut atau tidak adalah masalah furu’ yang kecil dalam beribadah.
Orang itu kemudian memperkenalkan diri sebagai orang yang bernama Refrizal, anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pagi itu, sama dengan saya, Pak Refrizal akan terbang ke Padang dengan penerbangan pertama sehingga harus bersembahyang subuh di bandara. Saya sungguh tidak pernah mengira pagi itu saya dapat bertukar cerita dengan Pak Refrizal tentang apa yang kami alami bersama saat salat subuh itu dengan mengenang cerita salat subuhnya KH Idham Cholid yang ketua PBNU bersama Buya HAMKA yang tokoh Muhammadiyah.
Cerita itu sering saya dengar saat saya masih menjadi mahasiswa di Yogyakarta. Bagaimana ceritanya? Pada suatu hari Buya HAMKA dan KH Idham Cholid melakukan salat subuh berjamaah dan yang menjadi imamnya adalah Idham Cholid. Ternyata Idham Cholid tidak membaca doa kunut sehingga seusai salat HAMKA bertanya, mengapa Pak Idham yang ketua umum NU tidak berkunut saat mengimami salat subuh.
Apa jawab Idham Cholid? ”Saya tidak membaca doa kunut karena yang menjadi makmum adalah Pak HAMKA yang tokoh Muhammadiyah. Saya tak mau memaksa orang yang tak berkunut agar ikut berkunut,” jawab Idham Cholid. Beberapa hari kemudian giliran Idham Cholid yang menjadi makmum salat subuh dan HAMKA yang menjadi imamnya. Ternyata saat salat subuh itu HAMKA membaca doa kunut yang panjang dan fasih. Seusai salat Idham Cholid pun bertanya, mengapa HAMKA yang tokoh Muhammadiyah berkunut saat mengimami salat.
”Karena saya mengimami Pak Idham Cholid, tokoh NU yang biasa berkunut kalau salat subuh. Saya tak mau memaksa orang yang berkunut untuk tak berkunut,” jawab HAMKA. Cerita tentang salat subuh berjamaah antara Idham Cholid dan HAMKA sangat berkesan bagi saya sebagai contoh mulia dalam toleransi dan saling menghargai.
Di masa lalu, dan mungkin masih ada sampai sekarang, sering terjadi pertengkaran bahkan permusuhan hanya karena soal-soal kecil antara orang-orang NU dan orangorang Muhammadiyah seperti soal kunut, melafalkan niat dengan nawaitu atau usalli, tahlilan, ziarah kubur, dan sebagainya. Padahal itu semua sama sekali tidak menyangkut ihwal prinsip dalam akidah, tapi hanya menyangkut ihwal yang sunah atau mubah, bukan terkait haram atau mubah.
Kita bersyukur bahwa pada saat ini, setelah puluhan tahun HAMKA dan Idham Cholid mencontohkan, pertengkaran dalam soal-soal furu’ di kalangan muslimin di Indonesia sudah sangat berkurang. Karena membaiknya pengertian atas masalah-masalah substansi keislaman, sekarang ini sudah jauh lebih banyak warga NU dan Muhammadiyah yang tidak lagi bertengkar dalam soal-soal furu’ (cabang kecil).
Mereka sudah bisa melihat dan menyikapi dengan biasa perbedaan-perbedaan yang remeh-temeh itu. Toleransi dalam urusan beragama seperti itu sungguh menyejukkan dan bisa membuat kekuatan besar untuk bersama- sama membangun kemaslahatan umum. Toleransi seperti itu menjadi penting pula untuk dikuatkan bukan hanya di internal satu agama, melainkan dalam hubungan antarpemeluk agama yang berbeda.
Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ikainiakan menjadi lebih cepat maju kalau rakyatnya menghayati agamanya dengan penuh toleran. Beragama dengan benar tentulah menimbulkan kedamaian di hati dan kerukunan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Kalau Anda merasa tidak damai, resah, atau marah terhadap orang lain yang berbeda keyakinan dengan Anda sehingga kita tidak bisa tidur nyenyak, kita salah dalam beragama. ***


*http://www.koran-sindo.com/node/324716

Wanita Gemuk & Bibir Sumbing Bisakah Jadi Kontestan Miss World?


 Syafril Nasution, Corporate Affairs Director RCTI saat berdialog dengan delegasi Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) menjelaskan bahwa kontes Miss World berbeda dengan Miss Universe dan Miss yang lainnya.

Menurutnya, Miss World lebih menonjolkan sisi sosial para kontestan wanita dari berbagai penjuru dunia itu.

“Mengenai Miss World ini kan, ini yang diawali di Inggris. Ini yang ke 63 kali dan kontes ini berpatokan kepada sosial. Karena yang ditampilkan adalah seorang wanita, maka namanya Miss,” ujar Syafril Nasution di ruang Auditorium MNC Tower, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Jum’at (30/8/2013).

Syafril mewakili panitia Miss World yang digelar di Indonesia ini mengaku bahwa kontes tersebut tidak mengeksploitasi keindahan tubuh wanita.

“Jadi lebih kepada faktor sosialnya yang harus ditampilkan sehingga bukan kepada –mohon maaf- keindahan tubuh dan keindahan muka,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur JAT Media Center (JMC), Son Hadi menyampaikan tanggapan yang tak mampu disanggah panitia Miss World.

“Tadi dijelaskan oleh pak Syafril bahwa kontes ini bukan mengeksploitasi fisik aurat wanita. Tapi pada kenyataannya saya yakin, kalau ada orang Indonesia, tubuhnya gemuk beratnya lebih dari 90 Kg lalu bibirnya sumbing, daftar Miss World pasti gagal,” ujar Son Hadi di hadapan panitia Miss World; Syafril Nasution, Budi Santosa (Pemred Okezone), Gaib Maruto Sigit (Wakil Pemred Radio Sindo & Trijaya FM), Aji dan Sururi Al Faruq (Pemred Koran Sindo).

Ia menambahkan, soal jiwa sosial dan kecerdasan yang dalam kontes Miss World hanyalah lip service belaka.

“Adapun kecerdasan, rasa sosial itu merupakan lip service, sebab apakah keseharian mereka seperti itu, riil dalam kehidupan nyata? Jadi kita realistis saja,” tegasnya.

Son hadi pun mengingatkan para panitia Miss World yang kebetulan semua beragama Islam itu agar jangan sampai menjadi para pengundang adzab Allah.

“Jadi jelas ini faktor eksploitasi aurat, ini yang diharamkan dalam Islam. Apakah kita ingin -na’udzubillah min dzalik- jadi orang-orang pengundang adzab?” ujarnya.

Menurutnya, dalam Islam seseorang itu mulia bukan lantaran parasnya, namun karena ketakwaannya.

“Islam mengajarkan kepada kita bahwa, inna akramakum ‘indallahi atqakum (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu),” tandasnya. [Ahmed Widad]

Survey IMOSAC Tempatkan PKS Raih 9% Suara


Jakarta - Menjelang Pemilu 2014, peta politik nasional menjadi lebih dinamis dan berwarna. Manuver dan propaganda antar partai politik dan calon presiden muncul hampir dalam tiap hari pemberitaan media. Salah satu yang kerap muncul dalam pemberitaan media berkait dengan konfigurasi politik menjelang pemilu adalah dipublikasikannya hasil survei dari berbagai lembaga survey, yang isinya berkisar antara partai politik dan calon presiden yang memiliki akseptabilitas di masyarakat pemilih.

Hal ini disampaikan Juru Bicara Indonesia Movement Study & Analysis Center  (IMOSAC), Rahman Bayu saat dihubungi wartawan, Jumat (26/7/2013). Seraya mengatakan pihaknya Bekerja sama dengan dengan ETOS Institute dan Space Indonesia untuk melakukan survei nasional. Seperti di tahun 2011 dan 2012 serta tahun 2013 ini.

“Survei yang diadakan oleh tiga lembaga independen ini dilakukan di 6 kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Makasar, Medan, Semarang dan Bandung) dengan melakukan pengambilan sampel pendapat 3.000 responden sejak Maret 2013 hingga Juli 2013, margin of error sebesar + 3 persen pada tingkat kepercayaan 90 persen . Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih ” ujarnya.

Dikatakan Bayu, Hasil survei yang didapat setidaknya memang mengejutkan karena kemudian secara radikal di beberapa hal menunjukkan perbedaan dengan hasil yang didapat oleh beberapa lembaga survey lainnya. Tingkat partisipan pemilih menurut hasil survei menurun tajam dengan komposisi, responden yang memutuskan untuk memilih adalah 57 persen dan Responden yang memutuskan untuk tidak memilih adalah 43 persen.

Sementara itu, dari 57 persen responden yang memutuskan untuk memberikan hak pilihnya, mereka terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu, Kelompok responden yang memutuskan memilih pada pileg dan pilpres 28 persen, Kelompok responden yang memutuskan memilih pada pileg saja 8 persen, Kelompok responden yang memutuskan memilih pada pilpres saja 21 persen.

Lanjut Bayu, dari 57 persen responden yang memutuskan untuk memberikan pilihannya, didapat kesimpulan bahwa partai politik yang paling diminati oleh responden adalah, Partai Golkar (17 persen), PDIP (15 persen), Partai Gerindra (12 persen), Partai Demokrat (10 persen) dan PKS (9 persen).

“Dari 57 persen responden yang memutuskan untuk memberikan pilihannya, didapat kesimpulan bahwa calon presiden yang paling diminati oleh responden adalah Prabowo Subiyanto (18 persen), Jokowi (17 persen), Aburizal Bakrie (13 persen), Hatta Radjasa (11 persen),Megawati (10 persen) dan Nama-nama lainnya yang muncul dalam variable capres pilihan adalah Wiranto. Machfud MD, Sutiyoso, Yusril Ihza Mahendra dan Jusuf Kala,” tegasnya.

“Hasil yang mengedepankan munculnya 3 besar capres disebabkan oleh faktor media, dalam arti bahwa propaganda dan kemunculan yang massif tiap-tiap figur di media mempengaruhi banyak responden untuk memutuskan memilih capres. Sayangnya kondisi tersebut tidak secara parallel dan simetris diiringi oleh para responden yang justru karena rasionalitas berpikirnya  justru memutuskan untuk tidak memilih (43 persen) yang sangat mungkin akan juga memutuskan untuk golput di pemilu mendatang,” pungkasnya.

*http://pemilu.seruu.com/read/2013/07/26/176598/43-persen-pemilih-tidak-akan-memilih-di-pemilu-2014#sthash.3XJJJYfp.dpuf

Mulai terkuak Topeng Jokowi - Ahok

30.8.13


Oleh: Anto Cipuy*

Setelah berhasil memulihkan fungsi waduk Pluit di Jakarta Utara, saat ini Pemprov DKI Jakarta akan mengembalikan fungsi waduk Danau Ria Rio di Jakarta Timur. Rencana tersebut sudah barang tentu akan menghadirkan PENGGUSURAN bagi rumah-rumah orang kecil yang bermukim di sekitar waduk Danau Ria Rio.
Sebagai warga Jakarta yang merindukan Jakarta Bebas BANJIR, saya sepenuhnya mendukung upaya Pemprov Jakarta mengembalikan fungsi waduk sebagaimana mestinya. Meski begitu saya keberatan jika upaya tersebut tidak memperhatikan hak dan keadilan bagi orang kecil yang bermukim di sekitar waduk. Sebagaimana kita ketahui, menjamurnya pemukiman orang-orang kecil di atas tanah ilegal atau bukan haknya merupakan akibat dari kegagalan negara memenuhi tanggungjawabnya dalam menyediakan perumahan murah yang layak dan berkualitas untuk rakyat. Hal itu juga terjadi oleh karena komersialisasi tanah di perkotaan selalu menjadi orientasi penguasa perkotaan.
Pemprov Jakarta harus selalu mengedepankan keadilan bagi orang kecil. Tidak boleh sewenang-wenang memperlakukan rakyat kecil. Saya sangat terkejut setelah membaca surat kabar yang memberitakan bahwa Pemprov Jakarta tidak akan memberikan ganti rugi kepada warga yang bermukim di Danau Ria Rio.
Menurut Ahok, memberikan uang ganti rugi kepada warga yang tinggal di lahan ilegal hanya akan melanggengkan praktek jual beli ditempat itu. Sehingga, Pemprov Jakarta berkewajiban menghentikan praktek jual beli diatas tanah negara.
Sebagai seorang Wakil Gubernur yang didukung banyak rakyat, seharusnya Ahok tak perlu bicara seperti itu. Sebabnya sebagian diantara warga yang akan menjadi korban penggusuran menyatakan memiliki surat tanah. Selain itu yang membuat hati saya kecewa adalah, tanpa memperdulikan berapa besar biaya mendirikan bangunan yang telah dikeluarkan oleh warga, Pemprov Jakarta hanya memberikan ganti rugi sebesar Rp 1 Juta per keluarga dan akan memberikan uang sewa rumah sementara, selama rusun belum siap.
Saya menilai cara Pemprov Jakarta dalam hal memperlakukan warga masih saja seperti penguasa-penguasa sebelumnya. Semestinya sebagai penguasa Ahok sadar bahwa rakyat kecil merupakan korban dari kebijakan pemerintah. Sangat tidak bijaksana jika rakyat kecil selalu diperlakukan sebagai biang onar atau sumber penyebab masalah (banjir).
Yang bikin hati saya tambah kecewa dengan rencana pemulihan waduk Danau Ria Rio adalah: mengapa Pemprov Jakarta tidak terlebih dahulu melakukan dialog dengan warga yang bermukim di sekitar danau? Kenapa keputusan memulihkan fungsi waduk keluar tanpa mendengar suara dan aspirasi dari warga yang bermukim di sekitar waduk Danau Ria Rio? Apa karena warga kebanyak orang kecil dan tidak memiliki kepintaran mengenai ilmu waduk dan tata air, sehingga Pemprov Jakarta merasa yakin tak perlu melibatkan warga?
Cara-cara tersebut jelas-jelas hanya akan memunculkan konflik antar warga dan Pemprov Jakarta. Cara tersebut sudah barang tentu tidak pantas digunakan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur yang menyatakan diri pro rakyat kecil.
Dalam benak fikiran saya, selalu terlintas apakah Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta akan sungguh-sungguh membenahi Jakarta bebas dari BANJIR? Jika memang sungguh-sungguh artinya Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta akan konsisten menjalankan kebijakannya.
Sepanjang yang saya ketahui, hampir satu tahun Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta menjabat, kebijakannya hanya berani tegas kepada warga Jakarta dari golongan kecil dan miskin saja. Selanjutnya saya menantikan kebaranian dan kesungguhan pemimpin Jakarta Baru untuk secara konsisten mengembalikan fungsi lahan serapan air yang saat ini sudah digunakan sebagai perumahan-perumahan mewah seperti di Pantai Indah Kapuk, Pluit, Ancol, Kelapa Gading dan dsb.
Saya meyakini jika pemimpin Jakarta Baru konsisten dan sungguh-sungguh ingin mengatasi Banjir di Jakarta, artinya mengembalikan fungsi lahan serapan air yang saat ini sudah disalahgunakan oleh golongan orang kaya, harusnya agenda mendesak dilakukan oleh pemimpin Jakarta Baru. Dan, untuk itu saya tantang keberanian dan ketegasan Pemimpin Jakarta Baru menghadapi orang-orang kaya yang telah puluhan tahun bersekongkol dengan penguasa menyebabkan kerusakan kota Jakarta. Termasuk yang telah merampas ruang Ibu Kota dari golongan orang miskin seperti saya.
Kepada orang-orang kecil dan miskin di Danau Ria Rio Pemimpin Jakarta Baru berani menyatakan tidak akan memberikan ganti rugi. Akan kah kepada orang-orang kaya yang bermukim di Pantai Indah Kapuk, Pluit, Ancol dan Kelapa Gading, Pemimpin Jakarta Baru berani menyatakan hal yang sama?
Saya mengajak warga Jakarta untuk kembali berfikir kritis. Jangan lah orang kecil dan miskin selalu dijadikan korban pembangunan. Seperti kata Iwan Fals: “asal jangan.. pembangunan di jadikan korban…”
Atau seperti yang dikatakan oleh seniman Wiji Thukul dalam puisinya yang berjudul nyanyian akar rumput: “jalan raya dilebarkan/ kami terusir/mendirikan kampung/digusur/kami pindah-pindah/menempel di tembok-tembok/dicabut/terbuang/ kami rumput/butuh tanah/dengar!/Ayo gabung ke kami/ Biar jadi mimpi buruk presiden!”


*Penulis merupakan bekerja sebagai kondektur bus kota di Jakarta

300 Guru Madrasah di Sukabumi dapat Bantuan Baznas



Logo Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)

 Sukabumi.  Sebanyak 325 guru madrasah diniyah (MD) dan TPQ mendapatkan bantuan dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Sukabumi, Kamis (29/8).
Bantuan ini diharapkan semakin meningkatkan kinerja para guru dalam mendidik anak-anak terutama pelajaran agama Islam.
“Para guru mempunyai peran penting dalam pendidikan dan pembinaan anak-anak,” ujar Ketua Baznas Kota Sukabumi, Muchtar Ubaedilah. Terutama, dalam pengajaran bidang agama terkait kewajiban membayar zakat serta pengetahuan umum lainnya.
Bantuan yang diserahkan di Gedung Pusat Kajian Islam Kota Sukabumi itu mencapai Rp 50 juta.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Pemkot Sukabumi, Ipin Syaripin menambahkan, pemberian bantuan ini jangan dilihat dari besar atau kecilnya alokasi dana. Namun, harus dilihat adanya kepedulian dari Baznas terhadap keberadaan guru MD dan TPQ yang ada di Kota Sukabumi. (rni/rol)

Mahfudz sidiq : Segera Evakuasi WNI di Suriah

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq. (skalanews.com)Pemerintah Indonesia, melalui KBRI, harus segera mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Suriah. Hal ini harus dilakukan untuk mengantisipasi serangan militer Amerika Serikat (AS) ke Suriah.
“Meski jumlah WNI di Suriah tidak banyak, namun proses evakuasi diperkirakan akan cukup sulit karena luasnya wilayah konflik dan jalur transportasi darat dan udara yang tidak cukup aman,” kata Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Shiddiq, dalam keterangan, Jumat (30/8).
Mahfudz, yang juga Wasekjen PKS, berharap paling lama dalam dua pekan ke depan, proses evakuasi ini sudah rampung.
“Rencana serangan militer AS, meski belum didukung penuh oleh negara-negara barat lain, nampaknya tak terhindari. Ini karena rezim Assad terus lakukan serangan militer dan bahkan dengan dugaan penggunaan senjata kimia,” kata Mahfudz.
Belajar dari Irak, Mahfudz melanjutkan,  serangan militer ini harus dibatasi pada pelumpuhan pusat-pusat kekuatan militer rezim Assad, tanpa ada serangan darat secara masif yang bisa memicu persoalan baru. (ysa/rmol/sbb/dakwatuna)

Anis Matta Yakin Pemilu 2014 Akan Mengantarkan Kita Menjadi Bangsa Yang Lebih Kuat

28.8.13


JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengapresiasi sikap Partai Golkar yang mengundang para pimpinan partai politik lain dalam Silatuhrahim Idul Fitri 1434 H yang digelar di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (26/8/2013) malam.

Dalam perjalanan ke Hotel Shangri La, Anis mengaku berbincang dengan rekan separtainya, Fahri Hamzah. "Fahri Hamzah bisik ke saya di mobil. Itulah bedanya partai yang berkuasa 32 tahun. Jadi untuk kembali berkuasa lagi, memang pantas-pantas saja," ucap Anis disambut riuh tawa dan tepuk tangan tamu yang hadir.

Acara tersebut dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie alias Ical, Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan, Ketua Umum Partai Gerindra Suardi, Ketum Partai Bulan Bintang MS Kaban, Ketua Umum Hanura Wiranto, para petinggi parpol lain, serta ratusan kader Golkar.

Golkar mengaku mengundang semua pimpinan parpol peserta pemilu 2014 untuk hadir dan menyampaikan pidato bertema kebangsaan. Namun, pimpinan PDIP, PKB, PPP, PAN, PKPI, dan Nasdem tidak hadir.

Anis menilai, pertemuan para pimpinan parpol kali ini membuat suasana politik yang tadinya berbahaya menjadi lebih asik. Untuk itu, ia mengaku mesti banyak belajar dengan para politisi senior, khususnya politisi Golkar.

Meski ada jeda sebagai penguasa, kata Anis, namun akumulasi pengalaman panjang Partai Golkar di kekuasaan membuat politisinya jauh lebih matang ketimbang orang-orang yang baru berkecimpung di dunia politik.

Dalam pidato tanpa teksnya, Anis juga mengapresiasi kinerja Presiden SBY selama hampir dua periode. Salah satu prestasi tersebut, kata dia, Indonesia tidak lagi berbicara tentang demokrasi yang rapuh. Indonesia dinilai hampir menuntaskan semua pekerjaan untuk melalui proses transisi menuju demokrasi yang lebih maju.

"Itu sebabnya saya yakin pemilu 2014 adalah pemilu yang akan mengantarkan kita menjadi bangsa yang lebih kuat. Sudah waktunya memberi kontribusi yang lebih besar bagi kehidupan manusia. Sehingga kita tidak lagi sekedar berpikir menyelesaikan persoalan kita di dalam negeri, tetapi juga berpikir membantu saudara-saudara kita di luar sana sebagai negara besar," pungkas mantan Pimpinan DPR itu. (KOMPAS)

Apa Kata PKS tentang Miss World??

26.8.13

pks.or.id
Pelaksanaan ajang Miss World yang di rencanakan pada bulan September 2013, di Bali, banyak menuai kontroversi di kalangan masyarakat Indonesia. Belakangan MUI mengeluarkan pernyataan menolak secara tegas pelaksanaan Miss World di Indonesia, karena menilai kegiatan tersebut merendahkan dan melecehkan budaya bangsa seperti mempertontonkan aurat perempuan.
KH. DR. Surahman Hidayat, Ketua BKSAP, sekaligus anggota Komisi X DPR RI berpendapat serupa.
Menurutnya, kegiatan Miss World tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, dan nilai-nilai ajaran agama. Terlalu sederhana kalau ada yang berpandangan bahwa Miss World diasumsikan mampu meningkatkan potensi pariwisata dan budaya Indonesia.
“Karena pada kenyataannya di beberapa negara yang pernah melaksanakan Miss World tidak terbukti mampu meningkatkan potensi pariwisata,” imbuhnya.
“Miss World bernuansa merendahkan martabat perempuan. Saya pikir banyak kegiatan yang lebih sesuai dengan budaya Indonesia dan juga sesuai dengan ajaran agama untuk menggali dan meningkatkan potensi wanita Indonesia. Tidak hanya Miss World,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (26/8).
Surahman berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan agar lebih proaktif dan kreatif dalam menggali dan mengembangkan khasanah budaya dan pariwisata di Indonesia, yang sangat kaya, beragam dan memiliki kekhasan.
“Seraya menghadirkan program-program peningkatan dan pemberdayaan potensi perempuan Indonesia, untuk kemudian di promosikan ke dunia Internasional, tanpa harus ikut-ikutan mengadopsi budaya dari luar, yang belum tentu sesuai dengan budaya dan agama di Indonesia,” tutup Surahman

>> PILKADA UPDATE

>> TAUJIH

Alam Islami

 
 photo pksno3_zps07baf103.gif
© Copyright pks-kudus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.