News Ticker :

>> KUDUS

>> Ruang Perempuan

INSPIRASI

>>TWITTER

Showing posts with label taujih. Show all posts
Showing posts with label taujih. Show all posts

Agar Berat Menjadi Ringan

10.4.13

- Sahabat seiman..,

Kala kantuk, lemah, dan malas menjajah, lihatlah pagi, fitrah, ibadah dan tilawah hadir menggugah. Maka biarkan lisan terus terbasah dengan asma-Nya, akal terus terasah tuk memahami kehendak-Nya. Temani langkah agar tetap terarah meniti jalan-Nya. Lalu persiapkan senyum bahagia menyaksikan kemudahan dan menikmati pertolongan Allah Ta'ala.


Sahabat seiman..,

 
Seharusnya beratnya tugas bisa meringankan langkah, pahitnya tantangan dapat memaniskan pengorbanan, dan ketirnya ujian justru melezatkan beban. Yaitu, tatkala iman menuntunnya tuk berkata sami'naa wa atho'naa, kami dengar dan kami taat dihadapan seruan menuju Allah dan Rasul-Nya.. (Lihat Q.S. An Nuur: 51)

Sahabat seiman..,


Jangan seperti ahlul kitab sebelum kita yang enggan dan banyak mempermasalahkan perintah. Meski mereka mau mendengar namun mereka mendurhakai-Nya, sami'na wa 'ashoynaa. Kemudian Allah pun mengunci hati-hati mereka, dan menjadikannya Kera..

Sahabat seiman..,


Lihatlah, kala dada ini sempit beratpun menghimpit. Dahulu sahabatpun pernah curhat atas beban hisab atas amal yang nampak dan tersembunyi. Namun tatkala tugas dijalani kemudahan, keringanan, dan pertolonganpun datang menghampiri. (Lihat tafsir Q.S. Al Baqoroh 3 ayat terakhir)

Sahabat seiman..,


Bila berat membuahkan ringan, jika pahit melahirkan pertolongan, sepatutnya mendengar dan taat menjadi pilihan. namun bila pahit selalu dikeluhkan, dada sempit hanya selalu dipermasalahkan, niscaya kesulitan akan selalu menghadang. Selamat beraktifitas
 
sumber : http://www.islamedia.web.id/2013/04/agar-berat-menjadi-ringan.html

Meraih Kemenangan di Mata Allah

7.4.13

ust-hilmi-aminuddin
Oleh: KH. Hilmi Aminuddin
Dakwah ini adalah proyeknya Allah, dan kita hanyalah pelaksananya saja. Kalau langkah-langkah kita sesuai dengan irsyadat (bimbingan) dan taujihat (arahan-arahan) rabbaniyyah wa-nnabawiyah (Rabb dan Nabi), kita akan dimenangkan oleh Allah SWT, insya Allah…

Karena dengan selalu disiplin terhadap manhaj rabbani, dengan taujihat rabbaniyyah, irsyadat rabbaniyah yang diberikan Al-Qur’an dan sunnah, maka kita sebelum dinilai menjadi pemenang di hadapan manusia, insya Allah telah dinilai menjadi pemenang di hadapan Allah.
Ikhwan wa akhwat fillah…meraih kemenangan di mata Allah harus menjadi target utama dan pertama sebelum meraih kemenangan menurut penilaian manusia. Na’udzubillah, kalau meraih kemenangan menurut penilaian manusia, sementara kalah menurut penilaian Allah, maka faqad khasira khusraanan mubiina. Rugi serugi-ruginya.
Saya pernah menjelaskan rumusan kemenangan rabbani yang sangat sederhana, seperti disampaikan oleh Imam Ahmad bin Hambal yang mengatakan bahwa definisi kemenangan itu adalah ‘Maa laazumul haqqu qulubana’ artinya: ‘selama kebenaran masih tetap kokoh di dalam hati kita.” Luzumul haq fi qulubina, itulah kemenangan. Itulah intishar. Itulah keberhasilan. Dalam percaturan, pertempuran, apakah ma’rakah siyasiyah, ma’rakah fikriyah, atau ma’rakah intikhabiyah, bentuknya apakah Pilkada di Kabupaten, Kota, Provinsi, Pemilu Nasional, Legislatif atau Presiden, pertama-tama yang harus diraih adalah kemenangan menurut penilaian Allah.
Insya Allah, jika kita dinilai Allah sebagai pemenang, Allah akan memberikan kemenangan yang dinilai oleh manusia. Itu rumusan dasar yang harus kita pegang. Jangan sampai target kemenangan-kemenangan pilkada atau pemilu nasional, membuat kita kalah menurut perhitungan Allah SWT. Kalah karena godaan-godaan jabatan jadi gubernur, bupati, walikota, bahkan presiden. Menang menurut manusia, kalau kemudian dalam posisi itu adalah hasil kecurangan, kezaliman dan ketamakan, maka maghlub ‘indallah, itu kalah menurut Allah.
Sebab ada inkhila-ul haq minal qalb, tercabutnya kebenaran dari hati. Tercerabutnya amanah dari hati. Inkhila-ul shidq, tercerabutnya kejujuran dari hati. Itu adalah kekalahan di sisi Allah. Tentu semua itu tidak kita inginkan. Karena itu kader-kader yang sudah memasuki lembaga-lembaga Negara, yang jadi gubernur atau wagub, atau walikota, atau wakil, agar mempertahankan kemenangan di sisi Allah dalam posisi itu. Agar tetap mustahiq (berhak) mendapatkan kemenangan berikutnya di arena perjuangan dan pergaulan antar manusia. [ ]
sumber : http://www.al-intima.com/taujih-hilmi-aminuddin/meraih-kemenangan-di-mata-allah

Perahu Nuh, by: Anis Matta

4.4.13


Mereka mengejeknya. Mereka bilang itu pekerjaan yang sia-sia belaka. Mereka bilang tak ada hajat sama sekali untuk membuat perahu. Lantas mengapa? Mengapa Nuh membuatnya? Tapi Nuh toh tak bergeming. Ia tetap saja melanjutkan pekerjaannya. Ia bekerja dengan keyakinan penuh.

Mereka yang pandangan matanya pendek, selalu hanya melihat hujan yang turun di depan mata mereka. Mereka takkan sanggup melihat awan. Apalagi melihat awan menyerap air dari bumi. Mereka juga tidak bisa melihat bagaimana hujan mengubah wajah bumi kita. Mereka yang pandangan matanya pendek, selalu memfokuskan tatapannya pada hilir dari sebuah sungai. Mereka tidak pernah bisa melihat hulu dari mana sungai itu mengalir. Apalagi menemukan mata air yang menyemburkan air itu.

Sebagian dari kuasa pengetahuan itu terletak pada fakta bahwa ia membuka mata kita untuk melihat lebih jauh dari apa yang dapat dilihat orang lain, melihat horizon yang lebih luas dari apa yang mungkin dilihat orang lain, dan karenanya membantu tangan kita menjangkau lebih banyak dari apa yang dijangkau tangan orang lain. Pengetahuan membuka mata kita untuk melihat fakta-fakta secara lebih apa adanya, menyeluruh dan jelas, terang, dan karenanya membantu kita merekonstruksi realitas dalam kerangka ruang dan waktu, serta menentukan sikap dan tindakan terhadap realitas tersebut.

Pengetahuan yang diperoleh Nuh dari sumber wahyu tentang akan datangnya sebuah banjir besar mengharuskan beliau menyiapkan perahu. Beliau tahu apa yang akan terjadi, maka ia tahu apa yang harus dilakukan. Itu sebabnya beliau bekerja dengan keyakinan penuh, menanggapi semua ejekan dengan tenang, santai dan dingin. Beliau melihat lebih jauh dari kaumnya. Beliau lebih antisipatif dari kaumnya. Karenanya beliau bisa menjangkau lebih dari mereka.

Pengetahuan membuat ruang masa depan, dengan segenap peristiwa-peristiwanya, tergambar jelas dalam benak Nuh. Bahwa ada ancaman yang akan membinasakan mereka. Dan itu pasti, karena sumbernya dari langit. Maka perahu itu adalah tindakan antisipasinya. Itulah sebagian dari kuasa pengetahuan itu: ia membantu kita bereaksi secara tepat, bersikap secara teratur dan bertindak lebih cepat.

Mereka yang memiliki pengetahuan, biasanya memiliki speed of life yang lebih cepat. Speed itulah yang sering tidak dapat dipahami orang ramai. Maka mereka bereaksi secara negative: mengejek atau menuduh, bukan bertanya dan mencari tahu.

Anis Matta
sumber :

Perahu Nuh, by: Anis Matta

>> PILKADA UPDATE

>> TAUJIH

Alam Islami

 
 photo pksno3_zps07baf103.gif
© Copyright pks-kudus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.