News Ticker :

>> KUDUS

>> Ruang Perempuan

INSPIRASI

>>TWITTER

Showing posts with label alam islami. Show all posts
Showing posts with label alam islami. Show all posts

Ayo, bangunlah anakku, demi ibu dan saudari-saudarimu. Mereka semua menunggumu datang bersamaku.”

15.8.13

korban pembantaian  (inet/Misr25TV)
korban pembantaian (inet/Misr25TV)
pkskudus.org.  Salah seorang saksi mata di masjid Al-Iman Makram Abid menceritakan sebuah kisah tragis yang baru saja disaksikannya.

Seorang ayah datang ke masjid untuk mengidentifikasi jasad anak laki-laki satu-satunya. Semua anaknya yang lain perempuan.
Ketika menemukan jasad anaknya, beliau membuka penutup wajahnya. Lalu terjadilah dialog yang memilukan ini:
“Aku sudah menjual gandum yang tersisa, dan aku berikan kepadamu agar engkau bisa menikah pada Hari Raya Idul Adha nanti, seperti kesepakatan kita.

Ayo, bangunlah anakku, demi ibu dan saudari-saudarimu. Mereka semua menunggumu datang bersamaku.”
Maka sang ayah pun memeluk jasad anaknya yang sudah kaku. Saat itu dia berkata kepada orang-orang di sekitarnya:
“Aku akan tidur sebentar. Lalu kita akan bangun untuk pergi bersama. Dia sangat mencintaiku, tidak mungkin akan pergi meninggalkanku sendirian. Dia tidak mungkin tega membuatku bersedih. Selama hidupnya dia selalu menemaniku pergi. Tidak pernah membiarkanku pergi sendirian.”
Kata-kata itu keluar dengan penuh kesedihan. Seakan yang keluar dari matanya bukanlah air mata, tapi darah.
Sang ayah tidur dengan memeluk jasad anaknya. Lalu tiba-tiba terdiam, tidak bergerak.
Orang-orang yang ada di sekitarnya datang untuk menenangkannya. Tapi sungguh kaget, mereka mendapati sang ayah pun sudah meninggal saking sedihnya ditinggal anak terkasihnya.
Terlaknatlah As-Sisi, banyak sekali tragedi memilukan di balik setiap syahid yang gugur hari ini. (msa/sbb/dkw)


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/15/37967/kisah-tragis-dari-masjid-al-iman-makram-abid/#ixzz2c2cC7rUW 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

SBY Menghina, FPI Beberkan Bukti Nyata Aksi Sosial di Masyarakat

26.7.13

solo– Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkesan menghina Front Pembela Islam (FPI) dengan mengatakan bahwa FPI tidak pernah melakukan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi umat Islam dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Hal ini disampaikan oleh Ketua DPW FPI Solo Raya, ustadz Khoirul RS kepada voa-islam.com pada Selasa (23/7/2013) pagi. Sebagai pihak yang sering terjun langsung ke lapangan, menurut Khoirul, apa yang dilakukan FPI selama ini dirasa sangat membantu masyarakat.
“SBY mengatakan agar FPI melakukan hal-hal yang berguna bagi umat Islam dan masyarakat Indonesia. Menjawab penghinaan itu, FPI mengatakan apa yang telah di lakukan FPI sangat berguna dan telah dirasakan oleh masyarakat Indonesia,” jelasnya.
...SBY mengatakan agar FPI melakukan hal-hal yang berguna bagi umat Islam dan masyarakat Indonesia. Menjawab penghinaan itu, FPI mengatakan apa yang telah di lakukan FPI sangat berguna dan telah dirasakan oleh masyarakat Indonesia...
Pengurus DPD FPI Jawa Tengah ini kemudian membeberkan sejumlah bukti nyata dari aksi sosial yang telah dilakukan FPI selama ini. Berikut ini beberapa catatan, bagaimana FPI sebagai lembaga Amar Ma’ruf Nahi Mungkar sering ikut andil dalam aksi yang bersifat nasional, diantaranya :
  1. Saat warga Aceh dan Sumatra diguncang gempa bumi dan Tsunami tanggal 26 Desember 2004, yang mengevakuasi hampir 100 RIBU MAYAT korban Tsunami adalah FPI, bukan SBY
  2. Saat masyarakat resah dengan besarnya sejumlah tindak kejahatan yang diakibatkan dan dipicu oleh Miras, yang menuntut pembatalan Keppres MIRAS adalah FPI, bukan SBY
  3. Yang menggagalkan konser LADY GAGA yang penuh dengan nuansa kemaksiatan didalamnya adalah FPI, bukan SBY
  4. Yang menggagalkan KONTES WARIA di berbagai daerah seperti Yogyakarta dan Surabaya adalah FPI dan bukan SBY
  5. Yang tetap konsisten menuntut pembubaran aliran sesat AHMADIYAH di Indonesia adalah FPI, bukan SBY
  6. Yang berda'wah mengislamkan kembali lebih dari 1.000 jema’at alirasn sesat AHMADIYAH adalah FPI, bukan SBY
  7. Yang meredam kerusuhan Mbah Priok adalah FPI, bukan SBY atau Satpol PP
  8. Yang membubarkan berbagai pertemuan PKI disejumlah daerah di Indonesia adalah FPI, bukan SBY
  9. Yang gencar mengganyang pemikiran liberal dari tokoh-tokoh liberal di Indonesia, dan untuk menyelamatkan aqidah umat Islam bahaya pemikiran liberal tersebut adalah FPI, bukan SBY
  10. Disaat umat Islam rindu diatur dengan syari’ah Islam untuk kemaslahatan dan keadilan seluruh masyarakat, yang berjuang untuk menuju NKRI BERSYARIAH adalah FPI, bukan SBY
...Sebarkan!! Biar kaum muslimin tau apa yang sudah dilakukan FPI. Jangan mau di bodohi oleh penguasa dzolim dan sejumlah fitnah yang menyesatkan...
Dari itu, FPI menghimbau kepada seluruh jajaran anggotanya dan masyarakat di Jawa Tengah untuk menyebarkan informasi tersebut agar tidak termakan pemberitaan dan propaganda busuk penguasa dzolim di Indonesia.
Selain itu, hal ini juga untuk menepis sejumlah fitnah yang selama ini dialamatkan kepada FPI. Khususnya yang terbaru adalah penganiayaan terhadap laskar FPI yang dilakukan ratusan preman Kristen Kafir di Sukorejo Kendal pada Rabu (17/7/2013) lalu.
“Sebarkan!! Biar kaum muslimin tau apa yang sudah dilakukan FPI. Jangan mau di bodohi oleh penguasa dzolim dan sejumlah fitnah yang menyesatkan,” tegasnya. [Khalid Khalifah]

Jamilah Kolocotronis Berusaha Murtadkan Muslim,Tapi Berujung Ia Menjadi Muslimah

25.7.13

Jamilah Kolocotronis, melalui jalan berliku untuk sampai menjadi seorang Muslim. Uniknya, ia mendapatkan hidayah dari Allah swt mengikrarkan dua kalimat syahadat, justru saat ia menempuh pendidikan demi mewujudukan cita-citanya menjadi seorang pendeta agama Kristen Lutheran yang dianutnya. jamilahKisah Jamilah berawal pada tahun 1976. Meski kuliah di sebuah universitas negeri, ia masih memendam keinginan untuk menjadi pendeta. Jamilah lalu mendatangi seorang pastor di sebuah gereja Lutheran dan menyampaikan keinginannya untuk membantu apa saja di gereja. Pastor itu kemudian meminta Jamilah untuk mewakilinya di acara piknik untuk para mahasiswa baru dari negara lain. Dalam acara ini, untuk pertamakalinya Jamilah bertemu dengan seorang Muslim.
Muslim itu bernama Abdul Mun’im dari Thailand. “Ia punya senyum yang manis dan sangat sopan. Saat kami berbincang-bincang, ia seringkali menyebut kata Allah,” kata Jamilah.
Jamilah mengaku agak aneh mendengar Mun’im menyebut nama Tuhan, karena sejak kecil ia diajarkan bahwa orang di luar penganut Kristen akan masuk neraka. Saat itu, Jamilah merasa bahwa Mun’im adalah golongan orang yang akan masuk neraka, meski Mun’im percaya pada Tuhan dan berperilaku baik. Jamilah bertekad untuk bisa mengkristenkan Mun’im.
Jamilah pun mengundang Mun’im datang ke gereja. Tapi betapa malu hatinya Jamilah ketika melihat Mun’im datang ke gereja dengan membawa al-Quran. Usai kebaktian, Jamilah dan Mun’im berbincang tentang Islam dan al-Quran. Selama ini, Jamilah hanya mendengar istilah “Muslim” dan memahaminya dengan hal-hal yang negatif. Kala itu, sejak era tahun 1960-an warga kulit putih di AS meyakini bahwa warga Muslim kulit hitam ingin menyingkirkan warga kulit putih.
Selama dua tahun, Jamilah tetap melakukan kontak dengan Mun’im. Lewat aktivitasnya di sebuah Klub International, Jamilah juga bertemu dengan beberapa Muslim lainnya. Jamilah tetap berusaha melakukan kegiatan misionarisnya untuk memurtadkan mereka dan masih punya keinginan kuat untuk menjadi pendeta meski waktu itu, di era tahun ’70-an gereja-gereja belum bisa menerima perempuan di sekolah seminari.
Waktu terus berjalan, kebijakan pun berubah. Setelah menyelesaikan studinya di universitas, sebuah seminari Lutheran mau menerimanya sebagai siswa. Jamilah pun langsung mengemasi barang-barangnya dan pergi ke Chicago untuk memulai pelatihan menjadi pendeta.
Tapi, cuma satu semester Jamilah merasakan semangat belajarnya di seminari itu. Jamilah sangat kecewa dengan kenyataan bahwa seminari itu tidak lebih sebagai tempat untuk bersosialisasi dimana pesta-pesta digelar dan minum-minuman keras sudah menjadi hal yang biasa. Jamilah makin kecewa ketika seorang profesor mengatakan bahwa para cendikiawan Kristen mengakui bahwa Alkitab bukan kitab suci yang sempurna, tapi sebagai pendeta mereka tidak boleh mengungkapkan hal itu pada para jamaah gereja. Ketika Jamilah bertanya mengapa, jawabannya tidak memuaskan dan ia diminta menerima saja keyakinan itu.
Jamilah akhirnya memutuskan meninggalkan seminari dan pulang ke rumah. Ia memutuskan untuk lebih meluangkan waktu untuk mencari kebenaran. Di tengah pencariannya itu, Jamilah diterima kerja sebagai sekretaris di daerah pinggiran St. Louis tak jauh dari rumahnya.
Mencari Kesalahan al-Quran
Suatu hari Jamilah masuk ke sebuah toko buku dan menemukan al-Quran di toko buku itu. Jamilah tertarik untuk membelinya karena ia ingin mencari kelemahan dalam al-Quran. Jamilah berpikir, sebagai orang yang bergelar sarjana di bidang filosofi dan agama serta pernah mengenyam pendidikan di seminari, pastilah mudah baginya menemukan kelemahan-kelemahan al-Quran sehingga ia bisa mempengaruhi teman-teman Muslimnya bahwa mereka salah.
“Saya baca al-Quran dan mencari kesalahan serta ketidakkonsistenan dalam al-Quran. Tapi saya sama sekali tak menemukannya. Saya malah terkesan saat membaca Surat Al-An’am ayat 73. Untuk pertama kalinya saya ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam,” ujar Jamilah.
Jamilah memutuskan untuk kembali ke universitasnya dulu dan mengambil gelar master di bidang filosofi dan agama. Pada saat yang sama, selain mengunjungi kebaktian di gereja, Jamilah juga datang ke masjid pada saat salat Jumat. Saat itu, Jamilah mengaku belum siap menjadi seorang Muslim. Masih banyak ganjalan pertanyaan memenuhi kepalanya.
Namun Jamilah tetap melanjutkan pencariannya tentang agama. Ia banyak mendapat penjelasan dari teman-temannya di universitas yang Muslim tentang berbagai keyakinan dalam Kristen yang selama ini ketahui. Selain mempelajari Islam, Jamilah juga mempelajari agama Budha. “Saya cuma ingin menemukan kebenaran,” kata Jamilah.
Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Seiring berjalannya waktu, Jamilah merasakan kecenderungannya pada Islam pada musim panas 1980. Satu hal yang masih mengganggu pikirannya ketika itu adalah mengapa orang Islam harus berwudhu sebelum salat. Ia menganggap itu tidak logis karena manusia seharusnya bisa mengakses dirinya pada Tuhan kapan saja. Namun pertanyaan yang mengganggu itu akhirnya terjawab dan Jamilah bisa menerima jawabannya.
Akhirnya, malam itu Jamilah membulatkan tekadnya untuk menerima Islam sebagai agamanya. Ia pergi ke sebuah masjid kecil dekat universitas. Kala itu, malam ke-9 di bulan Ramadhan, Jamilah mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh sejumlah pengunjung masjid.
“Butuh beberapa hari untuk beradaptasi, tapi saya merasakan kedamaian. Saya sudah melakukan pencarian begitu lama dan sekarang saya merasa menemukan tempat yang damai,” tukas Jamilah.
Setelah menjadi seorang Muslim, awalnya Jamilah menyembunyikan keislamannya dari teman-teman di kampus bahkan keluarganya. Menceritakan pada keluarganya bahwa ia sudah menjadi seorang Muslim bukan persoalan gampang buat Jamilah. Begitupula ketika ia ingin mengenakan jilbab. Tapi jalan berliku dan berat itu berhasil dilaluinya. Kini, Jamilah sudah berjilbab, ia tidak jadi pendeta tapi sekarang ia menjadi kepala sekolah di Salam School, Milwaukee. Di tengah kesibukannya mengurus enam puteranya, Jamilah mengajar paruh waktu dan menulis novel bertema Muslim Amerika. (red/readingislam/iol)

Muslim Uighur Dipaksa Makan Selama Ramadan

17.7.13


Xinjiang - Muslim Uighur di Cina tak tenang menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Menurut juru bicara World Uighur Congress, Dilxadi Rexiti, para pejabat pemerintah berulang kali masuk ke rumah-rumah warga Uighur untuk memaksa mereka makan dan minum pada siang hari di bulan Ramadan.

Laporan lain oleh Uighur American Association (UAA) menyatakan pemilik restoran di Hotan wajib buka selama Ramadan. "Bahkan jika ditutup karena sedang melakukan perbaikan, mereka didenda," kata laporan UAA.
Selain itu, Karamay Daily melaporkan, akses kaum Muslim masuk ke masjid dibatasi. Rexiti menyatakan, pengajian sepenuhnya dilarang dan tempat-tempat ibadah diawasi ketat, terutama di utara kota Karamay.
Pegawai pemerintah, dosen dan mahasiswa juga didenda jika berpuasa. Menurut laporan tahunan USCIRF, banyak Muslim Uighur dipenjara karena terlibat dalam kegiatan keagamaan. "Diluncurkan atas nama stabilitas dan keamanan, Beijing melakukan penindasan terstruktur terhadap Muslim Uighur, termasuk penargetan pertemuan pribadi yang damai untuk studi agama dan ibadah," kata Katrina Lantos Swett, ketua Komisi AS tentang Kebebasan Beragama Internasional (USCIRF), seperti dikutip oleh The Muslim Village pada Senin.
"Pembatasan agama yang sangat agresif sangat mengganggu bagi kehidupan Muslim Uighur," kata Presiden UAA Alim Seytoff. Ia menyatakan, pengawasan ketat justru akan semakin memancing kemarahan rakyat Uighur. "Kekerasan bisa meletus lagi karena tindakan represif yang sistematis."
Pengamat Cina di Singapura memperingatkan situasi di Xinjiang lebih dari masalah keamanan lokal. "Cina perlu mengelola minoritas dengan lebih baik," kata Ronan Gunaratna, kepala Pusat Internasional untuk Penelitian Kekerasan Politik dan Terorisme Singapura.
Pengawasan ketat Cina atas Uighur, kata ahli lain, hanya akan membawa Cina memasuki "lingkaran setan" yang hanya menciptakan lebih banyak kebencian. Langkah-langkah ini benar-benar mengancam gejolak  yang berpotensi pecah sewaktu-waktu baik di tingkat regional, atau bahkan nasional.
"Cina bisa meledak di mana saja, tapi Xinjiang berada di barisan depan," kata Kerry Brown, direktur Pusat Studi Cina di Universitas Sydney.
Etnis Uighur adalah minoritas berbahasa Turki dengan delapan juta warga di wilayah Xinjiang barat laut. Xinjiang, kerap disebut Turkestan Timur, menjadi otonom sejak tahun 1955, namun terus menjadi subyek tindakan keras aparat keamanan Cina.
Kelompok-kelompok HAM menuduh pihak berwenang Cina bersikap represif terhadap Muslim Uighur di Xinjiang atas nama mencegahan terorisme. Muslim menuduh pemerintah berusaha memberangus jutaan etnis Han di wilayah mereka dengan tujuan akhir melenyapkan identitas dan budaya. (Baca lengkap: Ramadan di Tempo)
http://id.berita.yahoo.com/muslim-uighur-dipaksa-makan-selama-ramadan-074259992.html

Ucapan Selamat Idul Fitri Hadir di Perangko USA

Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2013 nanti yang  kalau di Indonesia dirayakan pada tanggal 8 Agustus 2013 , tentunya banyak ibu sudah ancang ancang mempersiapkan bahan bahan  untuk bikin kueh,  bikin ketupat dalam merayakan  hari Lebaran  bersama dengan   sanak saudara , handai tolan yang datang bersilaturahmi  saling memaafkan kesilapan masing masing individu
Atau ada juga ibu ibu yang  mulai membelikan baju baru buat anak anak, atau buat sang suami nya dibelikan sarung dan songkok yang baru pula dan  akan dikenakan pada Hari H nya .

Tak kalah dengan kemeriahan penyambutan Hari Raya Idul Fitri  2013 tadi, maka jawatan urusan  perkantoran pos-an Amerika yg dikenal dgn nama The United States Postal Service (USPS) pun merencanakan untuk menerbitkan ulang  perangko / stamps  yang akan diluncurkan pada tanggal 8 Agustus 2013 , yg bersamaan dengan perayaan  Hari Raya Idul Fitri 2013.

13739373721601154006
Rencana diluncurkan pada 8 Agustus 2013 (dok: beyond the perf.com )

Dengan berlatar belakang berwarna hijau  dengan kaligrafi yg diambil dari perangko yang serupa yang pernah terbit pada tahun 2011 .

Perangko Eid Greetings 2013 ini adalah didedikasikan untuk memperingati dua Hari  Raya Eid yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha (yang mana Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 15 Oktober 2013 )

Seperti halnya  perangko Holidays Celebrations Series lainnya maka  perangko peringatan Hari Raya  Eid  dicetak dalam kategori Forever yang maksudnya ialah perangko yang bertuliskan kata Forever walaupun ada kenaikan tarip pos First Class Mail maka  perangko yang pernah anda beli pada  3 atau 5 tahun yang lalu  tetaplah memiliki nilai yang   sama dengan nilai  First Class Mail hari ini .

Bukanlah perangko Eid Greetings yang pertama.

Ya , betul sekali!
Perangko Eid Greeting 2013  yang  berisi tulisan  kaligrafi   Arab  seperti  gambar diatas , bukanlah perangko Eid Greetings yang pertama dicetak di Amerika.
Sejarah per-perangkoan Amerika sudah mencatat bahwa yang mula mula menjadi perangko pertama ialah  perangko Eid Greeting adalah perangko yang dicetak pada tahun 2001 ketika Presiden George Bush masih berada di Gedung Putih.
13739387182028456120
Perangko Eid Greetings yang PERTAMA kali diluncurkan pada 2001 ( dok : White House)
Perangko yang di desain oleh  Mohamed Zakariya seorang artis beragama Islam yang berasal dari Arlington  Virginia , USA.
Dengan menggunakan Skrip Thuluth (Arab: Tulut ) , ia menuliskan frasa Arab ” Eid Mubarak ”  yang dipadukan dengan ” Eid Greetings ” dalam bahasa Inggris .
Semula coretan coretan artistik  Zakariya  ini dibuat dalam warna Hitam-Putih , lalu dicomputerized  dengan tinta berwarna emas serta  berlatar belakang  biru .
Pada tahun 2011  Perangko Eid Greetings pernah hadir dengan warna yang tak kalah  menarik   yaitu burgundy

1373941477955123925
Si Burgundy 2011 Eid Greetings
Terima kasih sudah membaca .

Keutamaan Menyebarkan As-Salamu ‘Alaikum

8.7.13

Sebagai ajaran Rabbani Islam memang lengkap dan sempurna. Islam mengatur segenap urusan kehidupan manusia dari perkara yang paling kecil hingga perkara yang paling besar. Dari urusan yang bersifat individual hingga urusan sosial.

Salah satu tuntunan Islam ialah perkara bertegur sapa antara seorang beriman dengan Muslim lainnya. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mencontohkan bahwa bila seorang Muslim berjumpa dengan Muslim lainnya, maka hendaklah ia mengucapkan sapaan khas Islam yaitu As-Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh, artinya Salam damai untukmu dan semoga Rahmat dan Keberkahan Allah menyertaimu. Subhanallah...! Begitu indahnya tegur-sapa yang diajarkan agama Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman.
Bahkan dalam suatu kesempatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan tindakan mengucapkan salam sebagai bentuk ajaran Islam yang lebih baik. Menebar salam disetarakan dengan memberi makanan kepada orang yang dalam kesusahan.

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ

تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Manakah ajaran Islam yang lebih baik?” Rasul shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Hendaklah engkau memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak.” (HR Bukhary)

Dalam hadits yang lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan korelasi antara mengucapkan salam dengan saling mencinta antara satu Muslim dengan Muslim lainnya. Kemudian korelasi antara saling mencinta dengan keimanan. Kemudian akhirnya korelasi antara beriman dengan izin dari Allah untuk masuk surga, negeri keabadian yang penuh dengan kesenangan abadi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا
أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
Berkata Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Kalian tidak beriman secara sempurna sehingga kalian saling mencinta. Maukah kalian aku tunjukkan suatu perkara bila kalian lakukan akan saling mencinta? Biasakanlah mengucapkan salam di antara kalian (apabila berjumpa).” (HR Muslim)

Dengan kata lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin menjelaskan bahwa kumpulan Muslim yang tidak suka saling menebar salam maka tidak akan saling mencinta. Bila atmosfir saling mencinta tidak ada, maka keimanannya diragukan keberadaannya. Dan jika keimanannya diragukan, maka kemungkinan masuk surga-pun menjadi kecil.

Saudaraku, marilah kita berlomba untuk masuk surga dengan jalan senantiasa menebar salam satu sama lain di antara sesama kaum muslimin. Sungguh sederhana, namun sebagian kita enggan melakukannya. Padahal akibat yang ditimbulkannya menjadi idaman setiap Muslim: Masuk surga...! Bukankah ini bentuk kompetisi satu-satunya yang dibenarkan Allah untuk diperebutkan di antara sesama Muslim?

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا

السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS Ali Imran ayat 133)

Ya Allah, aku mohon kepadaMu akan RidhaMu dan SurgaMu dan aku berlindung kepadaMu dari MurkaMu dan NerakaMu.

Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/keutamaan-menyebarkan-as-salamu-alaikum.htm

Pesan Dr. Mursi Terkait Keputusan Militer

4.7.13

pkskudus.org - Keputusan Militer Mesir menghapus legitimasi mayoritas rakyat Mesir yang dititipkan pada Mursi menjadi catatan buran pengkhianatan demokrasi Mesir. Pasalnya dalam umur pemerintahan yang baru setahun, perjuangan memulihkan stabilitas negeri Kinanah tersebut harus terhenti di tangan militer. Di lain sisi keputusan ini hanya menguntungkan oposisi yang tidak siap menerima kenyataan demokrasi. 

Ada kekhawatiran yang dirasakan Sang Presiden -yang kini dikhianati- tentang masa depan Mesir. Sebegai seorang pemimpin yang memahami perpolitikan, dia merasakan bahaya tengah mengancam masa depan Mesir.  Ada pihak-pihak yang selama ini ditakutkan akan mencuri revolusi dan kini ada bersama barisan rakyat yang menginginkannya jatuh.

Sebagai wujud kecintaannya pada rakyat Mesir, Dr. Mursi menyempatkan diri menyampaikan beberapa pesan dan tanggapan terkait keputusan militer. Berikut adalah ringkasan tanggapan Presiden Mursi:

1. Saya adalah Presiden yang sah dan resmi, dipilih langsung oleh rakyat pra/pasca pernyataan Militer

2. Ini adalah upaya kudeta. Tapi saya tetap menghimbau agar stabilitas keamanan negara tetap dijaga

3. Saya menghimbau kepada semua agar tidak bertikai dan menumpahkan darah sesama

4. Revolusi kita (25 Januari) telah dicuri oleh rezim lama dan oposisi

5. Beberapa langkah telah ditawarkan untuk melengkapi tujuan revolusi diantaranya Pileg Jurdil, Dialog dll. Tapi ditolak

6. Ini adalah upaya untuk mencuri Revolusi kita yang murni (25 Januari) agar kita balik ke awal dan mengabaikan semua capaian2

7. Saya katakan harus segera dilaksanakan Pemilu Legislatif yang jujur dan adil dengan pengawasan Militer dan Kemendagri

8. Revolusi 25 Januari itu keinginan rakyat, bagaimana bisa keinginan tersebut dilupakan hanya dalam waktu 1 tahun?

9. Saya tidak akan menyerahkan legitimasi ini kepada legitimasi baru. Karena itu bahaya

10. Jika ini dibiarkan, UU akan selalu dilanggar. Tiap bulan akan ada UU baru menghapus yang lama demi kepentingan sepihak

11. Kita semua mencintai Mesir. Saya katakan sekali lagi, tidak ada pengganti bagi UU yang sah

12. Saya akui adanya penolakan besar, tapi saya juga melihat adanya dukungan yg tidak kalah besar bagi legitimasi UU

Sekian ringkasan tanggapan Presiden Mursi pasca keluarnya pernyataan Militer Mesir.

(anb/har)

sumber : sinaimesir.net

Empat Level Membaca Al-Quran

22.6.13

Rubrik: Ulumul Qur'an | Oleh: Dr. Fahmi Islam Jiwanto -
“Bacalah…”, “Iqra’…” Perintah pertama, wahyu pertama, dan kunci pertama Allah ajarkan untuk Nabi Muhammad SAW dan Umatnya. Apa artinya?
Ada arti yang luar biasa strategis diinginkan dengan agama Nabi Muhammad SAW ini. Untuk bisa lebih memahami pentingnya perintah membaca ini, mari kita bandingkan Umat Muhammad dengan umat-umat sebelumnya.
Ilustrasi (inet)Untuk meyakinkan membuat Fir’aun dan kaum Nabi Musa, Allah menunjukkan kemukjizatan yang irasional, yaitu tongkat yang dapat berubah menjadi ular. Nabi Isa, Allah berikan kemampuan menghidupkan orang mati, membuat orang buta bisa melihat, menyembuhkan penyakit lepra yang di kala itu tidak dapat disembuhkan sama sekali. Bagaimana dengan Umat Muhammad SAW? Rasulullah bersabda:
“Tidak seorang nabi pun melainkan diberikan (mukjizat) yang membuat manusia beriman terhadap hal-hal seperti itu. Sedangkan yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan kepadaku. Dan aku berharap menjadi (nabi) yang paling banyak pengikutnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Mukjizat Nabi Muhammad SAW bukan hal-hal yang irasional. Nabi Muhammad mengajak umat manusia beriman atas dasar kerja akal dan proses berpikir rasional. Mari renungkan perintah Allah untuk membaca tersebut:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan pena, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Apa yang diperintahkan untuk dibaca? Tidak disebutkan dalam ayat tersebut. Karena yang lebih penting adalah bagaimana proses membaca dilakukan. Sangat banyak hal-hal yang harus dibaca. Supaya proses membaca menjadi efektif dan bermanfaat, Allah ajarkan adalah bagaimana kita membaca. Karena itu secara gamblang Allah jelaskan how to-nya: “Bacalah dengan nama Sang Pencipta.” Proses membaca yang bermanfaat yang mendorong pada keimanan kepada Sang Pencipta. Kegiatan membaca yang efektif adalah membaca yang dimulai dengan keberkahan iman kepada Allah. Allah yang menciptakan manusia. Allah merupakan sumber ilmu. Allah yang dengan murah hati memberikan karunia-Nya kepada hamba-Nya.
Bahan bacaan yang paling baik adalah al-Qur’an. Kualitas bahan bacaan selalu ditentukan oleh kualitas sumbernya. Membaca tulisan yang dikarang seorang pakar di bidangnya tentu jauh bermanfaat dibandingkan tulisan yang dikarang oleh orang awam.  Lalu bagaimana dengan bahan bacaan yang berasal dari Sang Pencipta Langit dan Bumi?
Membaca al-Qur’an berarti mengkonsumsi informasi yang paling berkualitas yang ada pada umat manusia. Membaca al-Qur’an berarti menyerap ilmu yang paling tinggi yang mungkin diraih manusia. Membaca al-Qur’an berarti melakukan peningkatan cakrawala dengan sarana terbaik. Membaca al-Qur’an berarti meningkatkan kualitas diri dengan nara sumber yang paling ideal yang tidak terbayangkan ketinggian kualitasnya.
Ada empat level dalam membaca al-Qur’an. Semuanya penuh berkah dan manfaat. Semakin tinggi level membaca seseorang, semakin besar manfaat yang diperoleh.
Level Pertama: Mengucapkan al-Qur’an dengan Benar
Rasulullah SAW, para sahabatnya dan para ulama sangat memberikan perhatian yang besar terhadap bagaimana mengucapkan lafazh-lafazh al-Qur’an secara baik dan benar. Karena bentuk ideal transfer informasi adalah penyampaian redaksi secara tepat. Kesalahan pengucapan berakibat buruk pada proses transformasi informasi. Kalimat-kalimat ilahi dalam al-Qur’an bukan saja memuat informasi dan ajaran kebenaran dan keselamatan, tetapi juga memuat keindahan bahasa, ketinggian kualitas sastra, serta keagungan suasana ilahiyyah. Karena itu dalam membaca al-Qur’an sangat dianjurkan untuk memperhatikan adab-adabnya, seperti harus dalam keadaan suci, berpakaian menutup aurat, membaca dengan khusyu’, memperindah suara semampunya, dan memperhatikan tajwidnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Perindahlah al-Qur’an dengan suara kalian.” (HR Abu Daud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Al-Qur’an adalah kata-kata dari Allah yang Maha Indah, karena itu semaksimal mungkin kita menerjemahkan keindahan tersebut dengan cara kita membaca. Meskipun demikian bukan berarti mereka yang tidak mampu mengucapkan al-Qur’an dengan fasih mereka tidak boleh membaca al-Qur’an. Cukup bagi seorang mukmin untuk berusaha sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah SAW bersabda:
“Orang mahir membaca al-Qur’an, bersama dengan malaikat yang mulia dan berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur’an terbata-bata dan mengalami kesulitan (mengucapkannya) dia mendapatkan dua pahala.” (HR Muslim)
Subhanallah, ini adalah kemurahan Allah SWT. Yang membaca al-Qur’an dengan penuh kesulitan dan terbata-bata Allah justru memberi dua pahala, yaitu pahala mengucapkan al-Qur’an dan pahala menghadapi kesulitan. Meskipun demikian yang mahir tetap mendapatkan kelebihan derajat yaitu kemuliaan bersama dengan para malaikat.
Level Kedua, Membaca dengan Pemahaman
Maksud dari semua perkataan adalah pemahaman terhadap makna dari perkataan tersebut. Demikian juga al-Qur’an. Allah menurunkan al-Qur’an kepada umat manusia bukan sekadar dibunyikan tanpa dipahami. Al-Qur’an bukanlah mantera-mantera yang diucapkan dengan komat-kamit. Al-Qur’an adalah petunjuk. Dan al-Qur’an tidak akan menjadi petunjuk jika maknanya tidak dipahami. Allah mengecam Ahlul Kitab yang merasa memiliki kitab suci tetapi tidak mengetahui isinya, Allah berfirman:
“Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al kitab (Taurat), kecuali angan-angan belaka dan mereka hanya menduga-duga.” (QS.Al-Baqarah: 78).
Allah menyebut Ahlul Kitab sebagai “ummiyyin” padahal mereka mampu membaca dan menulis, tetapi karena mereka tidak mengetahui isi Kitab Suci mereka Allah menyebut mereka sebagai buta huruf. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa makna kata “amani” artinya membaca. Berdasarkan tafsir ini, kita memahami bahwa membaca saja tidak membuat kita mendapatkan hidayah jika kita tidak memahami dan mengetahui makna kalamullah.
Untuk memahami al-Qur’an tentu saja perlu mempelajari bahasanya. Bagi yang tidak mengetahui bahasa Arab, membaca terjemahan atau tafsir berbahasa Indonesia bisa dijadikan pengganti sebagai langkah darurat. Saya katakan itu adalah langkah darurat, karena ketinggian bahasa al-Qur’an tidak mungkin diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Terjemahan al-Qur’an hakikatnya hanyalah terjemahan dari pemahaman sang penerjemah. Bahkan jika kita tanya kepada siapapun yang menerjemahkan al-Qur’an, pasti dia akan mengatakan tidak semua makna yang dikandung oleh lafal-lafal al-Qur’an dapat ditemukan padanannya pada bahasa lain.
Setingkat lebih baik dari terjemah al-Qur’an adalah terjemahan tafsir al-Qur’an, atau tafsir yang memang ditulis dalam bahasa Indonesia. Siapapun yang ingin mempelajari isi al-Qur’an tidak boleh melewatkan kitab-kitab tafsir. Seorang yang ahli bahasa Arab pun tidak akan tepat memahami al-Qur’an jika tidak mempelajari kitab tafsir. Karena sebagaimana halnya semua bahasa yang hidup adalah dinamis. Tidak semua kata-kata yang dipakai orang zaman sekarang memiliki makna yang sama dengan makna yang dipakai pada zaman turunnya al-Qur’an. Misalnya, kata ‘sayyaroh’ pada zaman ini berarti mobil, sedangkan dalam al-Qur’an ‘sayyaroh’ berarti kafilah dagang. Kata ‘qoryah’ di zaman sekarang dipakai untuk makna desa, sedangkan dalam al-Qur’an artinya adalah kota atau negeri.
Di sisi lain kitab-kitab tafsir beragam kualitasnya sesuai dengan kapasitas keilmuan penulisnya. Yang paling dekat dengan kebenaran adalah yang paling banyak menggali pemahaman dari wahyu itu sendiri. Metode yang paling baik dalam menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an itu sendiri, kemudian menafsirkan al-Qur’an dengan Hadits Nabi, kemudian menafsirkan al-Qur’an dengan perkataan tabi’in, kemudian menafsirkan al-Qur’an dengan kaidah bahasa. Kitab tafsir yang paling baik menerapkan metode ini adalah Tafsir Ibnu Katsir.
Dikarenakan al-Qur’an kitab yang universal, maka setiap masa selalu membutuhkan penafsiran yang mengupas al-Qur’an terkait dengan isu-isu kontemporer. Pada abad ke-19 dan ke-20 muncul tafsir-tafsir kontemporer seperti al-Manar karya Rasyid Ridho, at-Tahrir wat-Tanwir karya Ibnu Asyur, Adhwa-ul Bayan karya Muhammad Amin asy-Syinqithy, dan yang fenomenal adalah Fi Zhilalil Qur’an karya Sayyid Quthb.
Level Ketiga, Membaca dengan Tadabbur
Al-Qur’an mendorong manusia untuk memfungsikan akal dan hatinya lebih jauh dari sekadar memahami, walaupun level memahami al-Qur’an adalah level aktivitas otak yang tinggi. Jika seseorang memahami Kalamullah berarti dia telah mencerna informasi yang luar biasa tinggi kualitasnya. Tetapi ternyata Allah menginginkan kapasitas pemikiran seorang muslim bergerak lebih jauh. Al-Qur’an mendorong akal dan hati untuk mentadabburi al-Qur’an. Tadabbur berarti deep thinking, merenungi, memperhatikan secara mendalam, menggali hakikat yang tersimpan di balik kata-kata, dan menyingkap horizon di belakang makna.
Hal itu karena hakikat-hakikat yang terangkum dalam al-Qur’an tidak semuanya hakikat yang permukaan yang sederhana dan mudah ditangkap. Banyak hakikat-hakikat yang membutuhkan pemikiran yang dalam, perenungan yang jauh serta pandangan yang tajam. Dan hal itu tidak mungkin didapatkan hanya sekadar dengan menangkap lapisan luar lafal-lafal al-Qur’an. Lebih jauh bahkan Allah menyatakan bahwa al-Qur’an diturunkan dengan tujuan agar manusia mentadabburi ayat-ayat-Nya. Allah berfirman:
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 76).
Untuk mentadabburi ayat-ayat Allah diperlukan hati yang bersih dan pemikiran yang tajam. Hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan mampu melihat secara jernih, karena syahwat akan banyak berbicara dan mengendalikan hati.
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. al-Jatsiyah: 23). 
Ayat-ayat Allah yang terbentang di alam semesta juga hanya dapat ditangkap dan dipahami oleh hati-hati yang bersih.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Ulil Albab)” (QS. Ali Imran: 190). 
Level Keempat, Membaca dengan Khusyu’
Masih ada plafon yang lebih tinggi di atas tadabbur? Ya, al-Qur’an terus mendorong manusia untuk terbang tinggi menuju ketinggian ruh, masuk ke alam penuh dengan keagungan ilahi dengan hati khusyu’ ruh sang mukmin menyaksikan keagungan Allah.
Setelah hati mampu melihat alam di belakang dunia materi, memahami hakikat di balik fenomena alam, ketika tirai tersingkap, hati mukmin yang mentadabburi al-Qur’an luluh. Hati tunduk melihat kebesaran Allah. Kulit bergetar merasakan keagungan Hakikat Mutlak.
“Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. az-Zumar: 23). 
Orang-orang yang hatinya dipenuhi dengan ilmu ilahi, orang-orang yang kedalaman ilmunya kokoh akan bersujud tunduk, mata mereka akan memancarkan air mata kekhusyu’an setiap kali mereka diingatkan dengan ayat-ayat Allah, setiap kali hati mereka tersentuh dengan Kebenaran Ilahi Mutlak.  
“Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, (108) dan mereka berkata: “Maha suci Tuhan Kami, Sesungguhnya janji Tuhan Kami pasti dipenuhi”. (109) dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. al-Isra’: 107-109).

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/12/17/25371/empat-level-membaca-al-quran/#ixzz2X4mLOB9n
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Ajiiiiiib! Inilah Buah Halaqoh Kita


Malam ini (Ahad, 9/6/13) hujan deras sekali. Pepohonan tumbang di beberapa tempat. Tapi anak-anak saya keukeuh minta ke Gramedia. Tak disangka, malah saya dapat hadiah indah malam ini. Apalagi, kalau bukan taman syurga. Walaupun di Musholla Gramedia Depok yang sederhana.
Saya mendapat maghrib & isya yang syahdu di musholla darurat untuk ikhwan. Berjamaah, diiringi gemericik musik alam. Hujan memang beda, membawa suasana magis nan khusyu'.
Saat maghrib masih banyak yang ikut jamaah. Tapi seperti lazimnya, isya hanya segelintir. Apalagi di tempat perbelanjaan seperti ini.
Waktu Isya itu saya dapat tugas jadi imam. Ma'mumnya 5 orang. Saat itu saya mbatin, "Ini yang ma'mum spesial sekali. Isya tepat waktu, berjamaah, di pertokoan. Ga sembarang orang bisa begini. Sekalian aja saya geber". Saya baca Ar-Rahman, tapi potongan akhirnya, mulai ayat 46 sampe akhir. Itu favorit saya, karena isinya syurga semua.
Benar saja, ma'mum di belakang saya memang spesial. Lepas ba'diyah, ada anak muda yang deketin saya.
"Pak, tadi baca Ar-Rahman ya?"
"Iya," jawab saya.
"Boleh ga saya setoran (hafalan) sama bapak?" Tanya anak muda itu dengan mata berbinar. Sepertinya gembira sekali.
"Boleh, silahkan," sambut saya juga dengan gembira.
Dia baca perlahan surat Ar-Rahman. Ada 3 tempat saja yang dia lupa. Tapi sudah bagus. Dia masih pakai baju olahraga. Tertulis "SMA Sejahtera 1". Ini anak bukan pesantren, tapi SMA swasta.
"Saya hafal Waqi'ah, Ar-Rahman & Al-Hadid pak, saya dengar kalau hafal 3 surat itu dapat jaminan syurga firdaus ya pak?" Tanyanya. "Iya," saya menegaskan.
Dia hafal banyak juga. Juz 30, sebagian juz 29, juga surat-surat utama seperti Al-Fath, As-Sajdah. Sekarang sedang menghafalkan Yaasin.
"Kamu ikut rohis di SMA?" Tanya saya. "Ikut halaqoh-halaqoh gitu pak. Setiap pekan saya liqo. Saya ngafalin mulai SMP," jawabnya senang.
Alhamdulillah indah sekali malam ini. Allah tunjukkan kuasa-Nya. Jika Dia inginkan hidayah, mudah bagi-Nya. Lewat jalan halaqoh, Dia rengkuh anak-anak muda di tengah godaan syahwat yang mendera teman-teman sebayanya.

Selamat Yunaris, semoga kamu bisa jadi inspirasi generasi penerus kami.

Aamiin yaa robbal 'aalamiin


*by Nasrullah
@nasrullahorchid on twitter

Ikon “jilbab” dan untaian “Assalamu’alaikum..” hanya jadi kedok

21.6.13

Oleh: Maulana Yusuf[1]
fatinRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundak-nya dan berlenggak-lenggok.Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, pada-hal sungguh wangi Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” [HR . Muslim]
Percayakah anda bahwa “jilbab” kini bisa jadi senjata juga bagian dari ghazwul fikri (perang pemikiran) ?. mungkin bagi sebagian kita akan mempertanyakan bagaimana mungkin? bukannya ghazwul fikri itu justru menjerumuskan wanita agar tidak menutup aurat ?
Tapi jangan salah, coba saja anda perhatikan layar televisi akhir-akhir ini. menjelang Bulan Ramadhan sudah bertaburan sinetron-sinetron yang bermodalkan akting “jilbab” dan kalimat “Assalamu’alaikum..” seolah-olah tontonan yang Islami, tapi inti jalan ceritanya tiada lain tiada bukan justru merusak generasi muda Islam.
“berjilbab” tapi pacaran, “berjilbab” tapi berikhtilat dengan lawan jenis, jalan berduaan, pegang-pegangan tangan, saling berpandangan dan segudang budaya rusak anak pacaran yang sekali lagi merupakan budaya yang bersebrangan dengan nlai-nilai Islam, bahkan menghancurkan generasi Islam.
ikon “jilbab” dan untaian “Assalamu’alaikum..” hanya jadi kedok untuk membungkus isi tayangan yang sebenarnya rusak seolah layak untuk ditonton karena bernuansa “Islami”.
lebih parahnya lagi, ada sinetron yang para pelakonnya bergama Nasrani/Non Islam malah berperan sebagai pemuda muslim dan pemudi muslimah dengan mengenakan koko, peci serta berjilbab. Sableng!
Yang perlu menjadi perhatian kita, jangan kita mudah memberikan rasa peduli dan dukungan terhadap “sesuatu yang berjilbab” dengan alasan Syi’ar.
kalau konteks jilbab seperti sebgaimana yang disebutkan diatas, apa faedahnya? apa manfaatnya? toh yang ada justru secara tidak langsung melecehkan syariat dan tata cara berjilbab yang syar’i. Secara tidak langsung juga mengajarkan kepada generasi muda yang berjilbab khususnya, bahwa dengan berjilbab kita masih tetap bisa pacaran, masih tetap bisa gaul bareng temen-temen cowok, masih bisa tebar pandangan bahkan di areal masjid sepulang sholat terawih.
begitupun dalam konteks Fatin Shidqia Lubis dengan acara X-Factor-nya, jangan hanya karena berjilbab justru semakin didukung untuk kontes biduan semacam itu. Apa makna yang ingin digapai ? syi’ar-kah? syi’ar versi apa jika dikombinasikan dengan event dan lingkungan karir semacam itu? bagaimana jika dukungan terhadap Fatin justru membuat pola fikir remaja muslimah yang berjilbab jadi “kepingin” ikut-ikutan jadi biduan seperti Fatin yang bahkan dapat dukungan dari MUI?. Remaja muslimah seolah secara tidak sadar dibredeli nilai-nilai jilbabnya. Berjilbab tapi berlenggak-lenggok dipanggung, berjilbab tapi mendayu-dayu diatas panggung.
Padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundak-nya dan berlenggak-lenggok.Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, pada-hal sungguh wangi Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” [HR . Muslim]
Dalam kasus Fatin dengan acara X-Factornya yang mendapat dukungan dari MUI hanya lantaran berjilbab, jujur memang saya pribadi penulis belum pernah menonton sama sekali acara tersebut. Bahkan penampilan Fatin seperti apa di panggung X-factor saya tidak tahu. Tapi, kalau memang alasan syi’ar, tolong jawab pertanyaan saya, lagu apa yang Fatin nyanyikan diatas panggung X-factor? lagu-lagu bernuansa “da’wah”-kah?? atau lagu-lagu percintaan model anak-anak alay (norak) zaman sekarang? lalu dimana letak “syi’ar-nya”??
Menurut penulis, didalam menyikapi kasus Fatin Shidqia Lubis di acara X-Factor tersebut, seharusnya MUI bukan malah memberi dukungan, tapi memberi nasehat yang intinya seperti ini:
“Nak,ajang nyanyi-nyanyi seperti ini bukan budaya kita sebagai umat Islam, terlebih kondisi adik yang berjilbab, Di habitat seperti ini bertaburan syubhat dan maksiat yang mengelilingi, engkau adalah wanita, yang rapuh dan mudah terbawa perasaan bahkan tidak menutup kemungkinan engkau terjerumus dan terbawa arus maksiat yang besar di tempat ini. Lebih baik, carilah jalan lain yang dapat semakin mendekatkanmu pada Allah, yang dapat benar-benar membentukmu dan menjadikanmu seorang Muslimah yang penuh cinta kepada Allah, dan Allah-pun cinta kepadamu. Yang dapat menjadikanmu perhiasan yang paling berharga di dunia ini, yang memuliakanmu sebagai wanita yang sesungguhnya, menjadikanmu wanita yang sholehah. Tinggalkan lingkungan semacam ini yang hanya membahayakan akhlak dan agamamu, karena kemuliaan dirimu bersama agamamu, sungguh takkan dapat kau tukar dengan apapun. Apalagi hanya sebatas gemerlapnya popularitas dan limpahan materi yang berlimpah.
bahkan kabar terakhir menyebutkan, bahwa ternyata MUI menyesali sikap fatin yang dulu pernah didukung oleh MUI, kin malah turut mendukung terselenggaranya acara kontes Miss World di Indonesia, yang padahal umat Islam bahkan MUI tengah bersusah payah berjuang agar kontes Miss World di Indonesia tidak dilaksanakan karena menodai citra Indonesia khususnya kaum muslimin yang merupakan mayoritas di negeri ini.
Ini menunjukkan, sang ikon jilbab yang dulu didukung terus untuk berkiprah di tempat karir yang rusak seperti itu,  telah benar-benar cepat atau lambat tak mampu menghalau derasnya gelombang maksiat dan pola pikir yang ada di habitatnya tempat ia memulai karir dan popularitasnya.
kedepan, semoga kita semakin berhati-hati didalam menyikapi persoalan sosial yang timbul ditengah-tengan masyarakat. Bukan hanya berdasarkan tampilan, perasaan baik, dan semangat yang menggebu tanpa dituntuntun dengan dalil. tapi timbanglah kesemua itu berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan As-sunnah yang Shahih dengan pemahaman Salafush shalih. Agar kita tidak terjebak akan propaganda musuh-musuh Islam didalam merusak moral generasi Islam dengan cara-cara halus, yang bahkan mungkin kita tidak menyadarinya hanya karena kita terlupa karena menilai sesuatu berdasarkan semangat dan perasaan kita saja..
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
” تركت فيكم أمرين ، لن تضلوا ما إن تمسكتم بهما : كتاب الله وسنتي “[رواه مالك بإسناد حسن].
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya yaitu kitab Allah dan Sunnahku” (HR. Malik dengan Sanad Hasan)
خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik generasi adalah generasi saat aku diutus di dalamnya, kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka”
Dan yang paling mendesak memang, umat islam khususnya di indonesia sangat butuh media televisi yang benar-benar dapat membentuk kepribadiannya menjadi seorang muslim yang sebenarnya, pribadi muslim yang taqwa, yang bertauhid, cinta akan sunnah dan cinta akan nilai-nilai Islam untuk diterapkan dalam kehidupannya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan kepada ummat ini untuk dapat mewujudkan itu semua.
Wallahu A’lam Bish Showab.
Bekasi, Rabu 19 Juni 2013

10 Jenis Mayat Yang Tidak Akan Busuk Di Dalam Kubur

SEMUA yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan jika sudah mati, maka jasad akan membusuk dalam tanah. Namun Rasulullah SAW menyebutkan bahwa ada sepuluh orang yang mayatnya tidak akan busuk.

Disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw bahwa sepuluh orang yang mayatnya tidak busuk dan akan bangkit dalam keadaan tubuh seperti semula pada hari kiamat sebagai berikut:
1. Para nabi.

2. Para ahli jihad fisabilillah.

3. Para alim ulama yang menegakkan kalimat Allah.

4. Para syuhada yang sentiasa memperjuangkan Islam.

5. Para penghafal Alquran dan beramal dengan Alquran.

6. Imam atau pemimpin yang adil dalam menegakkan syariat Allah.

7. Muadzin yang tidak meminta imbalan.

8. Wanita yang meninggal sewaktu melahirkan anak serta senantiasa taat pada perintah Allah.

9. Orang mati dibunuh atau dianiaya karena mempertahankan kehormatan diri dan agama.

10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman yang sentiasa menjaga hukum agama semasa hidup di dunia.  (HR Bukhari Muslim).

*http://zilzaal.blogspot.com/2013/06/10-jenis-mayat-yang-tidak-akan-busuk-di.html

>> PILKADA UPDATE

>> TAUJIH

Alam Islami

 
 photo pksno3_zps07baf103.gif
© Copyright pks-kudus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.