News Ticker :

>> KUDUS

>> Ruang Perempuan

INSPIRASI

>>TWITTER

Showing posts with label alam islami. Show all posts
Showing posts with label alam islami. Show all posts

Keutamaan Menyebarkan As-Salamu ‘Alaikum

8.7.13

Sebagai ajaran Rabbani Islam memang lengkap dan sempurna. Islam mengatur segenap urusan kehidupan manusia dari perkara yang paling kecil hingga perkara yang paling besar. Dari urusan yang bersifat individual hingga urusan sosial.

Salah satu tuntunan Islam ialah perkara bertegur sapa antara seorang beriman dengan Muslim lainnya. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mencontohkan bahwa bila seorang Muslim berjumpa dengan Muslim lainnya, maka hendaklah ia mengucapkan sapaan khas Islam yaitu As-Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh, artinya Salam damai untukmu dan semoga Rahmat dan Keberkahan Allah menyertaimu. Subhanallah...! Begitu indahnya tegur-sapa yang diajarkan agama Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman.
Bahkan dalam suatu kesempatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan tindakan mengucapkan salam sebagai bentuk ajaran Islam yang lebih baik. Menebar salam disetarakan dengan memberi makanan kepada orang yang dalam kesusahan.

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ

تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Manakah ajaran Islam yang lebih baik?” Rasul shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Hendaklah engkau memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak.” (HR Bukhary)

Dalam hadits yang lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan korelasi antara mengucapkan salam dengan saling mencinta antara satu Muslim dengan Muslim lainnya. Kemudian korelasi antara saling mencinta dengan keimanan. Kemudian akhirnya korelasi antara beriman dengan izin dari Allah untuk masuk surga, negeri keabadian yang penuh dengan kesenangan abadi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا
أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
Berkata Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Kalian tidak beriman secara sempurna sehingga kalian saling mencinta. Maukah kalian aku tunjukkan suatu perkara bila kalian lakukan akan saling mencinta? Biasakanlah mengucapkan salam di antara kalian (apabila berjumpa).” (HR Muslim)

Dengan kata lain Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin menjelaskan bahwa kumpulan Muslim yang tidak suka saling menebar salam maka tidak akan saling mencinta. Bila atmosfir saling mencinta tidak ada, maka keimanannya diragukan keberadaannya. Dan jika keimanannya diragukan, maka kemungkinan masuk surga-pun menjadi kecil.

Saudaraku, marilah kita berlomba untuk masuk surga dengan jalan senantiasa menebar salam satu sama lain di antara sesama kaum muslimin. Sungguh sederhana, namun sebagian kita enggan melakukannya. Padahal akibat yang ditimbulkannya menjadi idaman setiap Muslim: Masuk surga...! Bukankah ini bentuk kompetisi satu-satunya yang dibenarkan Allah untuk diperebutkan di antara sesama Muslim?

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا

السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (QS Ali Imran ayat 133)

Ya Allah, aku mohon kepadaMu akan RidhaMu dan SurgaMu dan aku berlindung kepadaMu dari MurkaMu dan NerakaMu.

Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/keutamaan-menyebarkan-as-salamu-alaikum.htm

Pesan Dr. Mursi Terkait Keputusan Militer

4.7.13

pkskudus.org - Keputusan Militer Mesir menghapus legitimasi mayoritas rakyat Mesir yang dititipkan pada Mursi menjadi catatan buran pengkhianatan demokrasi Mesir. Pasalnya dalam umur pemerintahan yang baru setahun, perjuangan memulihkan stabilitas negeri Kinanah tersebut harus terhenti di tangan militer. Di lain sisi keputusan ini hanya menguntungkan oposisi yang tidak siap menerima kenyataan demokrasi. 

Ada kekhawatiran yang dirasakan Sang Presiden -yang kini dikhianati- tentang masa depan Mesir. Sebegai seorang pemimpin yang memahami perpolitikan, dia merasakan bahaya tengah mengancam masa depan Mesir.  Ada pihak-pihak yang selama ini ditakutkan akan mencuri revolusi dan kini ada bersama barisan rakyat yang menginginkannya jatuh.

Sebagai wujud kecintaannya pada rakyat Mesir, Dr. Mursi menyempatkan diri menyampaikan beberapa pesan dan tanggapan terkait keputusan militer. Berikut adalah ringkasan tanggapan Presiden Mursi:

1. Saya adalah Presiden yang sah dan resmi, dipilih langsung oleh rakyat pra/pasca pernyataan Militer

2. Ini adalah upaya kudeta. Tapi saya tetap menghimbau agar stabilitas keamanan negara tetap dijaga

3. Saya menghimbau kepada semua agar tidak bertikai dan menumpahkan darah sesama

4. Revolusi kita (25 Januari) telah dicuri oleh rezim lama dan oposisi

5. Beberapa langkah telah ditawarkan untuk melengkapi tujuan revolusi diantaranya Pileg Jurdil, Dialog dll. Tapi ditolak

6. Ini adalah upaya untuk mencuri Revolusi kita yang murni (25 Januari) agar kita balik ke awal dan mengabaikan semua capaian2

7. Saya katakan harus segera dilaksanakan Pemilu Legislatif yang jujur dan adil dengan pengawasan Militer dan Kemendagri

8. Revolusi 25 Januari itu keinginan rakyat, bagaimana bisa keinginan tersebut dilupakan hanya dalam waktu 1 tahun?

9. Saya tidak akan menyerahkan legitimasi ini kepada legitimasi baru. Karena itu bahaya

10. Jika ini dibiarkan, UU akan selalu dilanggar. Tiap bulan akan ada UU baru menghapus yang lama demi kepentingan sepihak

11. Kita semua mencintai Mesir. Saya katakan sekali lagi, tidak ada pengganti bagi UU yang sah

12. Saya akui adanya penolakan besar, tapi saya juga melihat adanya dukungan yg tidak kalah besar bagi legitimasi UU

Sekian ringkasan tanggapan Presiden Mursi pasca keluarnya pernyataan Militer Mesir.

(anb/har)

sumber : sinaimesir.net

Empat Level Membaca Al-Quran

22.6.13

Rubrik: Ulumul Qur'an | Oleh: Dr. Fahmi Islam Jiwanto -
“Bacalah…”, “Iqra’…” Perintah pertama, wahyu pertama, dan kunci pertama Allah ajarkan untuk Nabi Muhammad SAW dan Umatnya. Apa artinya?
Ada arti yang luar biasa strategis diinginkan dengan agama Nabi Muhammad SAW ini. Untuk bisa lebih memahami pentingnya perintah membaca ini, mari kita bandingkan Umat Muhammad dengan umat-umat sebelumnya.
Ilustrasi (inet)Untuk meyakinkan membuat Fir’aun dan kaum Nabi Musa, Allah menunjukkan kemukjizatan yang irasional, yaitu tongkat yang dapat berubah menjadi ular. Nabi Isa, Allah berikan kemampuan menghidupkan orang mati, membuat orang buta bisa melihat, menyembuhkan penyakit lepra yang di kala itu tidak dapat disembuhkan sama sekali. Bagaimana dengan Umat Muhammad SAW? Rasulullah bersabda:
“Tidak seorang nabi pun melainkan diberikan (mukjizat) yang membuat manusia beriman terhadap hal-hal seperti itu. Sedangkan yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang diwahyukan kepadaku. Dan aku berharap menjadi (nabi) yang paling banyak pengikutnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Mukjizat Nabi Muhammad SAW bukan hal-hal yang irasional. Nabi Muhammad mengajak umat manusia beriman atas dasar kerja akal dan proses berpikir rasional. Mari renungkan perintah Allah untuk membaca tersebut:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan pena, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Apa yang diperintahkan untuk dibaca? Tidak disebutkan dalam ayat tersebut. Karena yang lebih penting adalah bagaimana proses membaca dilakukan. Sangat banyak hal-hal yang harus dibaca. Supaya proses membaca menjadi efektif dan bermanfaat, Allah ajarkan adalah bagaimana kita membaca. Karena itu secara gamblang Allah jelaskan how to-nya: “Bacalah dengan nama Sang Pencipta.” Proses membaca yang bermanfaat yang mendorong pada keimanan kepada Sang Pencipta. Kegiatan membaca yang efektif adalah membaca yang dimulai dengan keberkahan iman kepada Allah. Allah yang menciptakan manusia. Allah merupakan sumber ilmu. Allah yang dengan murah hati memberikan karunia-Nya kepada hamba-Nya.
Bahan bacaan yang paling baik adalah al-Qur’an. Kualitas bahan bacaan selalu ditentukan oleh kualitas sumbernya. Membaca tulisan yang dikarang seorang pakar di bidangnya tentu jauh bermanfaat dibandingkan tulisan yang dikarang oleh orang awam.  Lalu bagaimana dengan bahan bacaan yang berasal dari Sang Pencipta Langit dan Bumi?
Membaca al-Qur’an berarti mengkonsumsi informasi yang paling berkualitas yang ada pada umat manusia. Membaca al-Qur’an berarti menyerap ilmu yang paling tinggi yang mungkin diraih manusia. Membaca al-Qur’an berarti melakukan peningkatan cakrawala dengan sarana terbaik. Membaca al-Qur’an berarti meningkatkan kualitas diri dengan nara sumber yang paling ideal yang tidak terbayangkan ketinggian kualitasnya.
Ada empat level dalam membaca al-Qur’an. Semuanya penuh berkah dan manfaat. Semakin tinggi level membaca seseorang, semakin besar manfaat yang diperoleh.
Level Pertama: Mengucapkan al-Qur’an dengan Benar
Rasulullah SAW, para sahabatnya dan para ulama sangat memberikan perhatian yang besar terhadap bagaimana mengucapkan lafazh-lafazh al-Qur’an secara baik dan benar. Karena bentuk ideal transfer informasi adalah penyampaian redaksi secara tepat. Kesalahan pengucapan berakibat buruk pada proses transformasi informasi. Kalimat-kalimat ilahi dalam al-Qur’an bukan saja memuat informasi dan ajaran kebenaran dan keselamatan, tetapi juga memuat keindahan bahasa, ketinggian kualitas sastra, serta keagungan suasana ilahiyyah. Karena itu dalam membaca al-Qur’an sangat dianjurkan untuk memperhatikan adab-adabnya, seperti harus dalam keadaan suci, berpakaian menutup aurat, membaca dengan khusyu’, memperindah suara semampunya, dan memperhatikan tajwidnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Perindahlah al-Qur’an dengan suara kalian.” (HR Abu Daud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Al-Qur’an adalah kata-kata dari Allah yang Maha Indah, karena itu semaksimal mungkin kita menerjemahkan keindahan tersebut dengan cara kita membaca. Meskipun demikian bukan berarti mereka yang tidak mampu mengucapkan al-Qur’an dengan fasih mereka tidak boleh membaca al-Qur’an. Cukup bagi seorang mukmin untuk berusaha sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah SAW bersabda:
“Orang mahir membaca al-Qur’an, bersama dengan malaikat yang mulia dan berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur’an terbata-bata dan mengalami kesulitan (mengucapkannya) dia mendapatkan dua pahala.” (HR Muslim)
Subhanallah, ini adalah kemurahan Allah SWT. Yang membaca al-Qur’an dengan penuh kesulitan dan terbata-bata Allah justru memberi dua pahala, yaitu pahala mengucapkan al-Qur’an dan pahala menghadapi kesulitan. Meskipun demikian yang mahir tetap mendapatkan kelebihan derajat yaitu kemuliaan bersama dengan para malaikat.
Level Kedua, Membaca dengan Pemahaman
Maksud dari semua perkataan adalah pemahaman terhadap makna dari perkataan tersebut. Demikian juga al-Qur’an. Allah menurunkan al-Qur’an kepada umat manusia bukan sekadar dibunyikan tanpa dipahami. Al-Qur’an bukanlah mantera-mantera yang diucapkan dengan komat-kamit. Al-Qur’an adalah petunjuk. Dan al-Qur’an tidak akan menjadi petunjuk jika maknanya tidak dipahami. Allah mengecam Ahlul Kitab yang merasa memiliki kitab suci tetapi tidak mengetahui isinya, Allah berfirman:
“Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al kitab (Taurat), kecuali angan-angan belaka dan mereka hanya menduga-duga.” (QS.Al-Baqarah: 78).
Allah menyebut Ahlul Kitab sebagai “ummiyyin” padahal mereka mampu membaca dan menulis, tetapi karena mereka tidak mengetahui isi Kitab Suci mereka Allah menyebut mereka sebagai buta huruf. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa makna kata “amani” artinya membaca. Berdasarkan tafsir ini, kita memahami bahwa membaca saja tidak membuat kita mendapatkan hidayah jika kita tidak memahami dan mengetahui makna kalamullah.
Untuk memahami al-Qur’an tentu saja perlu mempelajari bahasanya. Bagi yang tidak mengetahui bahasa Arab, membaca terjemahan atau tafsir berbahasa Indonesia bisa dijadikan pengganti sebagai langkah darurat. Saya katakan itu adalah langkah darurat, karena ketinggian bahasa al-Qur’an tidak mungkin diterjemahkan ke dalam bahasa apapun. Terjemahan al-Qur’an hakikatnya hanyalah terjemahan dari pemahaman sang penerjemah. Bahkan jika kita tanya kepada siapapun yang menerjemahkan al-Qur’an, pasti dia akan mengatakan tidak semua makna yang dikandung oleh lafal-lafal al-Qur’an dapat ditemukan padanannya pada bahasa lain.
Setingkat lebih baik dari terjemah al-Qur’an adalah terjemahan tafsir al-Qur’an, atau tafsir yang memang ditulis dalam bahasa Indonesia. Siapapun yang ingin mempelajari isi al-Qur’an tidak boleh melewatkan kitab-kitab tafsir. Seorang yang ahli bahasa Arab pun tidak akan tepat memahami al-Qur’an jika tidak mempelajari kitab tafsir. Karena sebagaimana halnya semua bahasa yang hidup adalah dinamis. Tidak semua kata-kata yang dipakai orang zaman sekarang memiliki makna yang sama dengan makna yang dipakai pada zaman turunnya al-Qur’an. Misalnya, kata ‘sayyaroh’ pada zaman ini berarti mobil, sedangkan dalam al-Qur’an ‘sayyaroh’ berarti kafilah dagang. Kata ‘qoryah’ di zaman sekarang dipakai untuk makna desa, sedangkan dalam al-Qur’an artinya adalah kota atau negeri.
Di sisi lain kitab-kitab tafsir beragam kualitasnya sesuai dengan kapasitas keilmuan penulisnya. Yang paling dekat dengan kebenaran adalah yang paling banyak menggali pemahaman dari wahyu itu sendiri. Metode yang paling baik dalam menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an itu sendiri, kemudian menafsirkan al-Qur’an dengan Hadits Nabi, kemudian menafsirkan al-Qur’an dengan perkataan tabi’in, kemudian menafsirkan al-Qur’an dengan kaidah bahasa. Kitab tafsir yang paling baik menerapkan metode ini adalah Tafsir Ibnu Katsir.
Dikarenakan al-Qur’an kitab yang universal, maka setiap masa selalu membutuhkan penafsiran yang mengupas al-Qur’an terkait dengan isu-isu kontemporer. Pada abad ke-19 dan ke-20 muncul tafsir-tafsir kontemporer seperti al-Manar karya Rasyid Ridho, at-Tahrir wat-Tanwir karya Ibnu Asyur, Adhwa-ul Bayan karya Muhammad Amin asy-Syinqithy, dan yang fenomenal adalah Fi Zhilalil Qur’an karya Sayyid Quthb.
Level Ketiga, Membaca dengan Tadabbur
Al-Qur’an mendorong manusia untuk memfungsikan akal dan hatinya lebih jauh dari sekadar memahami, walaupun level memahami al-Qur’an adalah level aktivitas otak yang tinggi. Jika seseorang memahami Kalamullah berarti dia telah mencerna informasi yang luar biasa tinggi kualitasnya. Tetapi ternyata Allah menginginkan kapasitas pemikiran seorang muslim bergerak lebih jauh. Al-Qur’an mendorong akal dan hati untuk mentadabburi al-Qur’an. Tadabbur berarti deep thinking, merenungi, memperhatikan secara mendalam, menggali hakikat yang tersimpan di balik kata-kata, dan menyingkap horizon di belakang makna.
Hal itu karena hakikat-hakikat yang terangkum dalam al-Qur’an tidak semuanya hakikat yang permukaan yang sederhana dan mudah ditangkap. Banyak hakikat-hakikat yang membutuhkan pemikiran yang dalam, perenungan yang jauh serta pandangan yang tajam. Dan hal itu tidak mungkin didapatkan hanya sekadar dengan menangkap lapisan luar lafal-lafal al-Qur’an. Lebih jauh bahkan Allah menyatakan bahwa al-Qur’an diturunkan dengan tujuan agar manusia mentadabburi ayat-ayat-Nya. Allah berfirman:
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 76).
Untuk mentadabburi ayat-ayat Allah diperlukan hati yang bersih dan pemikiran yang tajam. Hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan mampu melihat secara jernih, karena syahwat akan banyak berbicara dan mengendalikan hati.
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. al-Jatsiyah: 23). 
Ayat-ayat Allah yang terbentang di alam semesta juga hanya dapat ditangkap dan dipahami oleh hati-hati yang bersih.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (Ulil Albab)” (QS. Ali Imran: 190). 
Level Keempat, Membaca dengan Khusyu’
Masih ada plafon yang lebih tinggi di atas tadabbur? Ya, al-Qur’an terus mendorong manusia untuk terbang tinggi menuju ketinggian ruh, masuk ke alam penuh dengan keagungan ilahi dengan hati khusyu’ ruh sang mukmin menyaksikan keagungan Allah.
Setelah hati mampu melihat alam di belakang dunia materi, memahami hakikat di balik fenomena alam, ketika tirai tersingkap, hati mukmin yang mentadabburi al-Qur’an luluh. Hati tunduk melihat kebesaran Allah. Kulit bergetar merasakan keagungan Hakikat Mutlak.
“Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. az-Zumar: 23). 
Orang-orang yang hatinya dipenuhi dengan ilmu ilahi, orang-orang yang kedalaman ilmunya kokoh akan bersujud tunduk, mata mereka akan memancarkan air mata kekhusyu’an setiap kali mereka diingatkan dengan ayat-ayat Allah, setiap kali hati mereka tersentuh dengan Kebenaran Ilahi Mutlak.  
“Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, (108) dan mereka berkata: “Maha suci Tuhan Kami, Sesungguhnya janji Tuhan Kami pasti dipenuhi”. (109) dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. al-Isra’: 107-109).

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/12/17/25371/empat-level-membaca-al-quran/#ixzz2X4mLOB9n
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Ajiiiiiib! Inilah Buah Halaqoh Kita


Malam ini (Ahad, 9/6/13) hujan deras sekali. Pepohonan tumbang di beberapa tempat. Tapi anak-anak saya keukeuh minta ke Gramedia. Tak disangka, malah saya dapat hadiah indah malam ini. Apalagi, kalau bukan taman syurga. Walaupun di Musholla Gramedia Depok yang sederhana.
Saya mendapat maghrib & isya yang syahdu di musholla darurat untuk ikhwan. Berjamaah, diiringi gemericik musik alam. Hujan memang beda, membawa suasana magis nan khusyu'.
Saat maghrib masih banyak yang ikut jamaah. Tapi seperti lazimnya, isya hanya segelintir. Apalagi di tempat perbelanjaan seperti ini.
Waktu Isya itu saya dapat tugas jadi imam. Ma'mumnya 5 orang. Saat itu saya mbatin, "Ini yang ma'mum spesial sekali. Isya tepat waktu, berjamaah, di pertokoan. Ga sembarang orang bisa begini. Sekalian aja saya geber". Saya baca Ar-Rahman, tapi potongan akhirnya, mulai ayat 46 sampe akhir. Itu favorit saya, karena isinya syurga semua.
Benar saja, ma'mum di belakang saya memang spesial. Lepas ba'diyah, ada anak muda yang deketin saya.
"Pak, tadi baca Ar-Rahman ya?"
"Iya," jawab saya.
"Boleh ga saya setoran (hafalan) sama bapak?" Tanya anak muda itu dengan mata berbinar. Sepertinya gembira sekali.
"Boleh, silahkan," sambut saya juga dengan gembira.
Dia baca perlahan surat Ar-Rahman. Ada 3 tempat saja yang dia lupa. Tapi sudah bagus. Dia masih pakai baju olahraga. Tertulis "SMA Sejahtera 1". Ini anak bukan pesantren, tapi SMA swasta.
"Saya hafal Waqi'ah, Ar-Rahman & Al-Hadid pak, saya dengar kalau hafal 3 surat itu dapat jaminan syurga firdaus ya pak?" Tanyanya. "Iya," saya menegaskan.
Dia hafal banyak juga. Juz 30, sebagian juz 29, juga surat-surat utama seperti Al-Fath, As-Sajdah. Sekarang sedang menghafalkan Yaasin.
"Kamu ikut rohis di SMA?" Tanya saya. "Ikut halaqoh-halaqoh gitu pak. Setiap pekan saya liqo. Saya ngafalin mulai SMP," jawabnya senang.
Alhamdulillah indah sekali malam ini. Allah tunjukkan kuasa-Nya. Jika Dia inginkan hidayah, mudah bagi-Nya. Lewat jalan halaqoh, Dia rengkuh anak-anak muda di tengah godaan syahwat yang mendera teman-teman sebayanya.

Selamat Yunaris, semoga kamu bisa jadi inspirasi generasi penerus kami.

Aamiin yaa robbal 'aalamiin


*by Nasrullah
@nasrullahorchid on twitter

Ikon “jilbab” dan untaian “Assalamu’alaikum..” hanya jadi kedok

21.6.13

Oleh: Maulana Yusuf[1]
fatinRasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundak-nya dan berlenggak-lenggok.Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, pada-hal sungguh wangi Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” [HR . Muslim]
Percayakah anda bahwa “jilbab” kini bisa jadi senjata juga bagian dari ghazwul fikri (perang pemikiran) ?. mungkin bagi sebagian kita akan mempertanyakan bagaimana mungkin? bukannya ghazwul fikri itu justru menjerumuskan wanita agar tidak menutup aurat ?
Tapi jangan salah, coba saja anda perhatikan layar televisi akhir-akhir ini. menjelang Bulan Ramadhan sudah bertaburan sinetron-sinetron yang bermodalkan akting “jilbab” dan kalimat “Assalamu’alaikum..” seolah-olah tontonan yang Islami, tapi inti jalan ceritanya tiada lain tiada bukan justru merusak generasi muda Islam.
“berjilbab” tapi pacaran, “berjilbab” tapi berikhtilat dengan lawan jenis, jalan berduaan, pegang-pegangan tangan, saling berpandangan dan segudang budaya rusak anak pacaran yang sekali lagi merupakan budaya yang bersebrangan dengan nlai-nilai Islam, bahkan menghancurkan generasi Islam.
ikon “jilbab” dan untaian “Assalamu’alaikum..” hanya jadi kedok untuk membungkus isi tayangan yang sebenarnya rusak seolah layak untuk ditonton karena bernuansa “Islami”.
lebih parahnya lagi, ada sinetron yang para pelakonnya bergama Nasrani/Non Islam malah berperan sebagai pemuda muslim dan pemudi muslimah dengan mengenakan koko, peci serta berjilbab. Sableng!
Yang perlu menjadi perhatian kita, jangan kita mudah memberikan rasa peduli dan dukungan terhadap “sesuatu yang berjilbab” dengan alasan Syi’ar.
kalau konteks jilbab seperti sebgaimana yang disebutkan diatas, apa faedahnya? apa manfaatnya? toh yang ada justru secara tidak langsung melecehkan syariat dan tata cara berjilbab yang syar’i. Secara tidak langsung juga mengajarkan kepada generasi muda yang berjilbab khususnya, bahwa dengan berjilbab kita masih tetap bisa pacaran, masih tetap bisa gaul bareng temen-temen cowok, masih bisa tebar pandangan bahkan di areal masjid sepulang sholat terawih.
begitupun dalam konteks Fatin Shidqia Lubis dengan acara X-Factor-nya, jangan hanya karena berjilbab justru semakin didukung untuk kontes biduan semacam itu. Apa makna yang ingin digapai ? syi’ar-kah? syi’ar versi apa jika dikombinasikan dengan event dan lingkungan karir semacam itu? bagaimana jika dukungan terhadap Fatin justru membuat pola fikir remaja muslimah yang berjilbab jadi “kepingin” ikut-ikutan jadi biduan seperti Fatin yang bahkan dapat dukungan dari MUI?. Remaja muslimah seolah secara tidak sadar dibredeli nilai-nilai jilbabnya. Berjilbab tapi berlenggak-lenggok dipanggung, berjilbab tapi mendayu-dayu diatas panggung.
Padahal Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda: “Ada dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundak-nya dan berlenggak-lenggok.Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, pada-hal sungguh wangi Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” [HR . Muslim]
Dalam kasus Fatin dengan acara X-Factornya yang mendapat dukungan dari MUI hanya lantaran berjilbab, jujur memang saya pribadi penulis belum pernah menonton sama sekali acara tersebut. Bahkan penampilan Fatin seperti apa di panggung X-factor saya tidak tahu. Tapi, kalau memang alasan syi’ar, tolong jawab pertanyaan saya, lagu apa yang Fatin nyanyikan diatas panggung X-factor? lagu-lagu bernuansa “da’wah”-kah?? atau lagu-lagu percintaan model anak-anak alay (norak) zaman sekarang? lalu dimana letak “syi’ar-nya”??
Menurut penulis, didalam menyikapi kasus Fatin Shidqia Lubis di acara X-Factor tersebut, seharusnya MUI bukan malah memberi dukungan, tapi memberi nasehat yang intinya seperti ini:
“Nak,ajang nyanyi-nyanyi seperti ini bukan budaya kita sebagai umat Islam, terlebih kondisi adik yang berjilbab, Di habitat seperti ini bertaburan syubhat dan maksiat yang mengelilingi, engkau adalah wanita, yang rapuh dan mudah terbawa perasaan bahkan tidak menutup kemungkinan engkau terjerumus dan terbawa arus maksiat yang besar di tempat ini. Lebih baik, carilah jalan lain yang dapat semakin mendekatkanmu pada Allah, yang dapat benar-benar membentukmu dan menjadikanmu seorang Muslimah yang penuh cinta kepada Allah, dan Allah-pun cinta kepadamu. Yang dapat menjadikanmu perhiasan yang paling berharga di dunia ini, yang memuliakanmu sebagai wanita yang sesungguhnya, menjadikanmu wanita yang sholehah. Tinggalkan lingkungan semacam ini yang hanya membahayakan akhlak dan agamamu, karena kemuliaan dirimu bersama agamamu, sungguh takkan dapat kau tukar dengan apapun. Apalagi hanya sebatas gemerlapnya popularitas dan limpahan materi yang berlimpah.
bahkan kabar terakhir menyebutkan, bahwa ternyata MUI menyesali sikap fatin yang dulu pernah didukung oleh MUI, kin malah turut mendukung terselenggaranya acara kontes Miss World di Indonesia, yang padahal umat Islam bahkan MUI tengah bersusah payah berjuang agar kontes Miss World di Indonesia tidak dilaksanakan karena menodai citra Indonesia khususnya kaum muslimin yang merupakan mayoritas di negeri ini.
Ini menunjukkan, sang ikon jilbab yang dulu didukung terus untuk berkiprah di tempat karir yang rusak seperti itu,  telah benar-benar cepat atau lambat tak mampu menghalau derasnya gelombang maksiat dan pola pikir yang ada di habitatnya tempat ia memulai karir dan popularitasnya.
kedepan, semoga kita semakin berhati-hati didalam menyikapi persoalan sosial yang timbul ditengah-tengan masyarakat. Bukan hanya berdasarkan tampilan, perasaan baik, dan semangat yang menggebu tanpa dituntuntun dengan dalil. tapi timbanglah kesemua itu berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan As-sunnah yang Shahih dengan pemahaman Salafush shalih. Agar kita tidak terjebak akan propaganda musuh-musuh Islam didalam merusak moral generasi Islam dengan cara-cara halus, yang bahkan mungkin kita tidak menyadarinya hanya karena kita terlupa karena menilai sesuatu berdasarkan semangat dan perasaan kita saja..
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
” تركت فيكم أمرين ، لن تضلوا ما إن تمسكتم بهما : كتاب الله وسنتي “[رواه مالك بإسناد حسن].
“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya yaitu kitab Allah dan Sunnahku” (HR. Malik dengan Sanad Hasan)
خَيْرُ أُمَّتِي الْقَرْنُ الَّذِينَ بُعِثْتُ فِيهِمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik generasi adalah generasi saat aku diutus di dalamnya, kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka”
Dan yang paling mendesak memang, umat islam khususnya di indonesia sangat butuh media televisi yang benar-benar dapat membentuk kepribadiannya menjadi seorang muslim yang sebenarnya, pribadi muslim yang taqwa, yang bertauhid, cinta akan sunnah dan cinta akan nilai-nilai Islam untuk diterapkan dalam kehidupannya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemudahan kepada ummat ini untuk dapat mewujudkan itu semua.
Wallahu A’lam Bish Showab.
Bekasi, Rabu 19 Juni 2013

10 Jenis Mayat Yang Tidak Akan Busuk Di Dalam Kubur

SEMUA yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan jika sudah mati, maka jasad akan membusuk dalam tanah. Namun Rasulullah SAW menyebutkan bahwa ada sepuluh orang yang mayatnya tidak akan busuk.

Disebutkan dalam hadits Rasulullah Saw bahwa sepuluh orang yang mayatnya tidak busuk dan akan bangkit dalam keadaan tubuh seperti semula pada hari kiamat sebagai berikut:
1. Para nabi.

2. Para ahli jihad fisabilillah.

3. Para alim ulama yang menegakkan kalimat Allah.

4. Para syuhada yang sentiasa memperjuangkan Islam.

5. Para penghafal Alquran dan beramal dengan Alquran.

6. Imam atau pemimpin yang adil dalam menegakkan syariat Allah.

7. Muadzin yang tidak meminta imbalan.

8. Wanita yang meninggal sewaktu melahirkan anak serta senantiasa taat pada perintah Allah.

9. Orang mati dibunuh atau dianiaya karena mempertahankan kehormatan diri dan agama.

10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman yang sentiasa menjaga hukum agama semasa hidup di dunia.  (HR Bukhari Muslim).

*http://zilzaal.blogspot.com/2013/06/10-jenis-mayat-yang-tidak-akan-busuk-di.html

Kultwit Seputar Sya'ban | by @salimafillah

13.6.13






Salim A. Fillah 
@salimafillah


Hari ini, Senin (10/6) bertepatan dengan 1 Sya'ban 1434 H. Mari kita simak kajian seputar bulan Sya'ban yang disampaikan ustadz Salim A. Fillah melalui akun twitternya pagi ini...


1. Sya‘ban adalah bulan ke-8 dalam Hijriah, terletak antara 2 bulan yang dimuliakan yakni Rajab & Ramadhan. Tentangnya RasuluLlah bersabda:
   
2. ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاس عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ Sya‘ban; bulan yang sering dilalaikan insan; antara Rajab & Ramadhan.
   
3. وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ Sya‘ban adalah..
   
4. ..bulan di mana amal-amal diangkat kepada Rabb Semesta Alam; maka aku suka jika amalku diangkat, sedang aku dalam keadaan puasa.
  
 5. (HR. Ahmad dan Nasa’i, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no 1898).
   
6. Karena itu, berdasar riwayat shahih disebutkan bahwa RasuluLlah SAW berpuasa pada sebagian besar hari di bulan Sya‘ban. ‘Aisyah berkata:
   
7. فَما رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ ، وما رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
   
8. “Tak kulihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasanya dalam sebulan penuh, selain di bulan Ramadan. Dan tidak aku lihat..”
   
9. ..bulan yang beliau paling banyak berpuasa di dalamnya selain bulan Sya‘ban. (HR Al Bukhari & Muslim)
   
10. Sya‘ban: Dalam Shahih Al Bukhari (1970) ada tambahan dari ‘Aisyah: “Tidak ada bulan yang Nabi SAW lebih banyak berpuasa di dalamnya…
   
11. …selain bulan Sya‘ban. Sesungguhnya beliau berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.”
   
12. Maksud hadits: beliau berpuasa pada sebagian besar hari-hari bulan Sya‘ban, sebagaimana banyak riwayat lain yang menyatakan demikian.
   
13. Sya‘ban: Dalam ungkapan bahasa Arab, seseorang bisa mengatakan ‘berpuasa sebulan penuh’ padahal yang dimaksud adalah..
   
14. ..’berpuasa pada sebagian besar hari di bulan itu.’ Demikian keterangan Ibnu Hajar Al ‘Asqalany dalam Fathul Bari, 4/213.
   
15. Maka berpuasa di bulan Sya‘ban adalah utama, karena: 1}’Amal-’amal manusia (secara tahunan) sedang diangkat ke hadapan Allah SWT.
   
16. 2} Sya‘ban ialah bulan yang disepelekan; beramal & menghidupkan syi’ar di saat manusia lain lalai memiliki keutamaan tersendiri.
   
17. Selain kedua hal itu, puasa di bulan Sya‘ban juga dimaknai sebagai: 3} Penyambutan & pengagungan terhadap datangnya bulan Ramadan.
   
18. Sya‘ban: Karena ibadah-ibadah yang mulia, umumnya didahului oleh pembuka yang mengawalinya; Haji diawali persiapan Ihram di Miqat, …
   
19. …Shalat juga diawali dengan bersuci, berwudhu’, dan persiapan-persiapan lainnya yang dimasukkan dalam syarat-syarat shalat. Sya‘ban
   
20. Hikmah lain: puasa di bulan Sya‘ban akan membuat tubuh mulai terbiasa untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan optimal.
   
21. Sebab sering di awal Ramadhan banyak daya & waktu habis untuk penyesuaian diri; padahal tiap detik bulan mulia sangat berharga.
   
22. Imam An Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim mencantumkan pendapat: puasa Sya‘ban seumpama sunnah Rawatib (pengiring) bagi puasa Ramadhan.
   
23. Untuk shalat; ada rawatib qabliyah & ba’diyah. Untuk Ramadhan, qabliyahnya; puasa Sya‘ban & ba’diyahnya; puasa 6 hari di bulan Syawal.
   
24. Keutamaan Sya‘ban bisa kita lihat di: Tahdzib Sunan Abu Dawud, 1/494, Latha’iful Ma’arif, 1/244. Nah, bagaimana tentang Nishfu Sya’ban?
   
25. Hadits-hadits terkait Nishfu Sya‘ban ini sebagian dikategorikan dha’if (lemah), bahkan sebagian lagi dikategorikan maudhu’ (palsu).
   
26. Khususnya hadits yang mengkhususkan ibadah tertentu atau yang menjanjikan jumlah & bilangan pahala atau balasan tertentu.
   
27. Tetapi, ada sebuah hadits yang berisi keutamaan malam Nisfhu Sya‘ban yang bersifat umum, tanpa mengkhususkan ibadah-ibadah tertentu.
   
28. إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
   
29. “Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam Nisfhu Sya‘ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat syirik..
   
30. …atau yang bertengkar dengan saudaranya.” HR Ibnu Majah (1390). Dalam Zawa’id-nya, riwayat ini dianggap dha’if karena…
   
31. ..adanya perawi yang dianggap lemah. TETAPI, Ath Thabrani juga meriwayatkannya dari Mu’adz ibn Jabal dalam Mu’jamul Kabir (215).
   
32. Ibnu Hibban juga mencantumkan hadits ini dalam Shahihnya (5665), begitu pula Imam Ahmad mencantumkan dalam Musnadnya (6642).
   
33. Al-Arna’uth dalam ta’liqnya pada dua kitab terakhir berkata, “SHAHIH dengan syawahid (riwayat-riwayat semakna yang mendukung).”
   
34. Al-Albani juga menilai hadits Nishfu Sya‘ban ini SHAHIH {Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah (1144), Shahih Targhib wa Tarhib (1026)}
   
35. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Adapun malam Nishfu Sya’ban, di dalamnya terdapat KEUTAMAAN.” (Mukhtashar Fatawa Mishriyah, 291)
   
36. Sya‘ban: Karena itu, ada sebagian ulama salaf dari kalangan TABI'IN di negeri Syam, seperti Khalid bin Ma’dan & Luqman bin Amir…
   
37. …yang menghidupkan malam tersebut dengan berkumpul di masjid-masjid untuk melakukan ibadah tertentu pada malam Nishfu Sya‘ban.
   
38. Dari merekalah kaum muslimin mengambil kebiasaan itu. Imam Ishaq ibn Rahawayh menegaskannya dengan berkata, “Ini BUKAN BID'AH!”
   
39. ‘Ulama Syam lain, di antaranya Al-Auza’i, TIDAK MENYUKAI perbuatan berkumpul di masjid untuk shalat & berdoa bersama di Nishfu Sya‘ban.
   
40. Tetapi beliau -dan ‘ulama yang lain- MENYETUJUI keutamaan shalat, baca Al Quran dll pada Nishfu Sya‘ban jika dilakukan sendiri-sendiri.
   
41. Pendapat ini yang dikuatkan Ibn Rajab Al-Hanbali (Latha’iful Ma’arif, 151) & Ibn Taimiyah (Mukhtashar Fatawa Al Mishriyah, 292).
   
42. Adapun ‘ulama Hijaz seperti Atha’, Ibnu Abi Mulaikah, & para pengikut Imam Malik menganggap hal terkait Nishfu Sya‘ban sebagai bid’ah.
   
43. Tapi kata mereka; qiyamullail sebagaimana tersunnah pada malam lain & puasa di siangnya sebab termasuk Ayyamul Bidh ialah baik.
   
44. Demikian agar perbedaan pendapat ini difahami & tak menghalangi kita untuk melaksanakan segala ‘amal ibadah utama pada bulan Sya‘ban.
   
45. Bulan Sya‘ban adalah juga kesempatan tuk meng-qadha’ hutang puasa Ramadhan kemarin sebelum datangnya Ramadhan berikut. ‘Aisyah berkata:
   
46. كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فما أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلاَّ فِي شعبَان، الشُّغُلُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
   
47. Aku punya hutang puasa Ramadan, aku tak dapat mengqadhanya kecuali di bulan Sya‘ban, karena sibuk melayani Nabi. (HR Al Bukhari-Muslim)
   
48. Sya‘ban: Imam An Nawawi (Syarh Shahih Muslim, 8/21) & Ibn Hajar (Fathul Bari, 4/189) menjelaskan; dari hadits ‘Aisyah ini disimpulkan:
   
49. Jika ada ‘udzur, maka qadha’ puasa bisa diakhirkan sampai bulan Sya‘ban. Tanpa ‘udzur, menyegerakannya di bulan Syawal dst lebih utama.
   
50. Sya‘ban: Bagaimana jika lalai; tanpa ‘udzur, hutang puasa belum terbayar, tapi Ramadhan baru telah datang? Jumhur ‘ulama berpendapat:
   
51. Dia harus beristighfar atas kelalaiannya pada kewajiban itu & harus bertekad untuk segera meng-qadha’-nya setelah Ramadhan ini.
   
52. Menurut mereka, tiada kewajiban khusus selain hal itu. Tetapi sebagian ‘ulama berpendapat agar si lalai menambahkan 1 hal lagi.
   
53. Yakni mengeluarkan 1/2 Sha’ makanan pokok (+/- 1,5 kg) untuk tiap hari yang terlalai belum dibayar hutang puasanya tahun lalu.
   
54. Ini sebagai pengingat atas kelalaiannya & dia harus tetap mengganti puasa yang terlalai diganti tahun ini pada tahun depannya.
   
55. Ini berdasar ijtihad beberapa sahabat Nabi SAW. Tak ada nash khususnya, tetapi ijtihad ini dianggap baik. (Fathul Bari, 4/189).
   
56. Jika masuk bulan Sya‘ban, hendaknya kita saling mengingatkan (juga terutama pada kaum wanita) yang punya hutang puasa agar ditunaikan.
   
57. Sehari atau 2 hari terakhir Sya‘ban dinamakan Yaumusy-Syakk (hari keraguan), sebab ketidakjelasan apa sudah masuk Ramadhan atau belum.
   
58. Sya‘ban. Nabi bersabda: لا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ ، إلاَّ رَجُلاً كَانَ يَصُومُ صَوْماً فَلْيَصُمْهُ
   
59. “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya. Kecuali seseorang…
   
60. …yang (memang seharusnya/biasanya) melakukan puasanya pada hari itu. Maka hendaklah ia berpuasa.” {HR Al Bukhari & Muslim}.
   
61. Maknanya; terlarang tuk sengaja mengkhususkan berpuasa pada Yaumusy Syakk. Tetapi boleh bagi yang HARUS (nadzar, qadha’, dll)..
   
62. ..dan boleh juga yang BIASA (karena puasa Dawud, bertepatan Senin/Kamis, dll). Hikmah pelarangan itu sekedar sebagai pemisah..
   
63. …antara puasa Ramadhan yang fardhu dengan puasa sebelum/sesudahnya yang sunnah. (Syarh Muslim 7/194, Latha’iful Ma’arif 151).
   
64. Demikian Shalih(in+at) bincang kita tentang Sya‘ban. اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَعْبَانَ وَوَفِّقْنَا فِيهِ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
   
65. "Ya Allah; berkahi kami di bulan Sya'ban, karuniakan taufiq pada kami di dalamnya, & sampaikan kami ke bulan Ramadhan."
   
66. Maafkan, banyak pertanyaan yang tak bisa ditanggapi satu persatu; tapi insyaaLlh semua terjawab dengan menyimak Sya‘ban dari 1-66 ini;)

Cara Kerja Malaikat Maut

3.6.13

Sebagian Para Nabi berkata kpd Malaikat pencabut Nyawa. “Tdkkah kau memberi aba2/peringatan kpd manusia bhw kau dtg sbg malaikat pencabut nyawa shg mrk akan lebih hati-hati?”
Malaikat itu mnjawab. “Demi Allah, aku sdh memberi aba2& tanda2 yg sgt banyak berupa sakit, uban, kurang dengar, kurang penglihatan(utama ketika sdh tua). Semua itu peringatan bhw sebentar lagi aku akan menjemputnya. Apabila setelah dtg aba2 tadi ia tdk segera bertobat & tdk mmpersiapkan bekal yg cukup, maka aku akan serukan kpdnya ketika aku cabut nyawanya: “Bukankah aku telah memberimu banyak aba2 & peringatan bhw aku sebentar lagi akan datang? Ketahuilah, aku adlh peringatan terakhir, setelah ini tdk akan dtg peringatan lainnya “ (Imam Qurthubi)

Nabi Ibrahim pernah bertanya kpd Malaikat maut yg mempunyai dua mata di wajahnya & dua lagi tengkuknya. “Wahai malaikat pencabut nyawa, apa yg kau lakukan seandainya ada dua org yg mati di saat yg sama; yg satu berada di ujung timur yg satu berada di ujung barat, serta di tmp lain tersebar penyakit yg mematikan & 2 ekor binatang melata pun akan mati?”
Malaikat pencabut nyawa berkata:” Aku akan panggil ruh2 tsb, dg izin Allah, shg semuanya berada diantara dua jariku, Bumi ini aku bentangkan lalu aku biarkan spt sebuah bejana besar & dpt mengambil yg mana saja sekehendak hatiku “(HR abu Nu’aim)
ORG MATI MENDENGAR TP TDK BISA MENJAWAB.
Rasullullah saw memerintahkan agar mayat2 org kafir yg tewas pd perang badar dilemparkan ke sebuah sumur tua. Lalu beliau mendatanginya & berdiri di hadapannya. Setelah itu, beliau memanggil nama mrk satu2: “Wahai fulan bin fulan, fulan bin fulan, apakah kalian mendapatkan apa yg telah dijanjikan oleh Tuhan kalian utk kalian betul2 ada? Ketahuilah sesungguhnya aku mendapatkan apa yg dijanjikan Tuhanku itu benar2 ada & terbukti.”
Umar lalu bertanya kpd Rasulullah. “Wahai Rasul, mengapa engkau mengajak bicara org2 yg sdh mjd mayat?”
Rasulullah menjawab. “Demi Tuhan yg mengutusku dg kebenaran, kalian mmg tdk mendengar jwban mrk atas apa yg tadi aku ucapkan, Tapi ketahuilah, mrk mendengarnya, hanya saja tidak dpt menjawab” (HR Bukhari Muslim)

Turki, Akan Ganti Bir Dengan Yoghurt

30.5.13


Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan (allgedo.com)
  ANKARA – Memang langkah yang patut diacungkan jempol. Sebelumnya, Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan melarang konsumsi alkohol. Lalu diikuti dengan larangan penjualan alkohol untuk semua pasar domestik. Kini, dia berencana mengganti minuman yang memabukkan itu dengan jenis minuman yang dihalalkan oleh Islam.

"Bagaimana bisa bir menjadi minuman nasional?" ungkap Erdogan ketika menghadiri simposium tentang kebijakan alkohol global di Istanbul, Senin (29/4). Menurut Erdogan, minuman nasional yang benar adalah Aryan (campuran yoghurt, air, dan garam).
Erdogan menambahkan, tidak ada manfaat sedikit pun dari minuman beralkohol. Minuman itu justru merugikan masyarakat ketika mengonsumsinya.
"Minuman ini merugikan masyarakat Turki," katanya.
Rencana Erdogan ini ternyata berdampak pada saham Pinar Sut, produsen minuman khas Turki naik 3 persen. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak beberapa tahun terakhir.
Bagaimana dengan Indonesia? Akankah mengikuti jejak Turki? Menutup pabrik bir bisa diselesaikan dengan membuka pabrik yogurt, bajigur atau badrek.
Jadi tidak ada masalah kan?

*http://www.berita99.com/berita/7830/di-turki-bir-akan-diganti-dengan-yoghurt-

Pesawat Drone Israel Meledak dan Jatuh di Gaza

5.5.13

pkskudus.org - Sumber informasi dari pemerintah zionis Israel menyebutkan, pesawat mata-mata tanpa awak (Drone) milik angkatan udara Israel yang ditempatkan di perbatasan Gaza kamis (02/05/2013) kemarin meledak. 

Menurut sumber radio yang dikutip infopalestina, angkatan udara Zionis mengumumkan bahwa satu pesawat mata-matanya yang ditempatkan di wilayah perbatasan Gaza  mengalami kecelakaan. 

Hingga saat ini tim pencari fakta dari satuan militer Zionis masih mengumpulkan serpihan-serpihan sisa dari badan pesawat untuk diteliti.

Penyebab jatuhnya pesawat drone yang biasa dilakukan untuk memata-matai aktifitas warga Palestina di Gaza tersebut masih menjadi tandanya, namun pihak militer langsung melansir berita bahwa pesawat drone tersebut jatuh disebabkan oleh kesalahan teknis.[ifp/islamedia]
 
sumber: http://www.islamedia.web.id/2013/05/pesawat-drone-israel-meledak-dan-jatuh.html

>> PILKADA UPDATE

>> TAUJIH

Alam Islami

 
 photo pksno3_zps07baf103.gif
© Copyright pks-kudus 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.